Pengertian Guru Kepala Sekolah dan Guru

20

C. Kebijakan Pengarusutamaan Gender

1. Pengertian Gender

Gender merupakan suatu konstruksi dari masyarakat yang membedakan peran antara laki-laki dan perempuan. Gender berasal dari bahasa inggris yaitu gender yang diartikan sebagai jenis kelamin. Pada prinsipnya konsep tentang gender memfokuskan perbedaan antara peran seorang laki-laki dengan perempuan yang dikonstruksikan oleh norma sosial budaya dalam suatu masyarakat. Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller yang digunakan untuk memisahkan pencirian manusia berdasarkan pendefinisian sosial budaya yang berasal dari ciri fisik biologis. Sejalan dengan Stoller, Ann Oakley mengartikan gender sebagai konstruksi sosial atau atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh kebudayaan manusia Riant Nugroho, 2008: 3. Lebih lanjut Sugihastuti, dkk, yang mengatakan bahwa Kelamin merupakan penggolongan biologis yang didasarkan pada sifat reproduksi potensial, gender merupakan elaborasi sosial dari sifat biologis manusia Sugihastuti, dkk, 2007: 5. Fauzie Ridjal, dkk, menyebutkan bahwa gender adalah interpretasi kultural terhadap perbedaan jenis kelamin yang dibangun dalam masyarakat. Gender erat kaitannya dengan perbedaan jenis kelamin. Gender yang berlaku dalam masyarakat sangat tergantung tentang bagaimana masyarakat memandang laki-laki dan perempuan Fauzie Ridjal, dkk, 1993: 30. Ismi Dwi juga mengungkapkan bahwa gender 21 merupakan perbedaan peran, kedudukan dan sifat yang diletakkan pada kaum laki-laki dan perempuan melalui konstruksi secara sosial maupun kultural Ismi Dwi A., 2009: 19. Berdasarkan beberapa definisi mengenai gender dapat ditarik kesimpulan bahwa gender merupakan suatu konstruksi yang dibangun oleh masyarakat dalam rangka membedakan peran antara laki-laki dan perempuan. Gender merupakan suatu pembagian peran yang dibangun oleh budaya masyarakat. Gender berbeda dengan jenis kelamin karena jenis kelamin merupakan sebuah kodrat yang tidak dapat diubah, bersifat statis dan jenis kelamin antara daerah satu dengan daerah yang lain mempunyai pengertian yang sama. Gender sendiri merupakan sebuah bentukan dari masyarakat yang sifatnya dinamis mengikuti perkembangan jaman, dapat berubah-ubah dan ada perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Pada intinya gender merupakan sebuah konstruksi yang dibangun oleh masyarakat tentang bagaimana masyarakat mengintepretasikan laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan kultur mereka.

2. Pengarusutamaan Gender Gender Mainstreaming

Pengarusutamaan gender menjadi sebuah isu global karena adanya ketidaksetaraan gender antara laki-laki dan perempuan yang telah mendunia. Perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender diawali dengan adanya Deklarasi Hak Azazi Manusia PBB pada tahun 1948 Riant Nugroho, 2008: 56. KemenPP, BKKBN, dan 22 UNFA mendefinisikan pengarusutamaan gender sebagai suatu proses yang ditempuh untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan Ismi Dwi A., dkk, 2010: 6-7. Dalam konferensi yang telah diadakan oleh PBB muncullah sebuah konsep yang bernama Gender Mainstreaming. Wacana Gender Mainstreaming merupakan sebuah bentuk perlawanan yang digunakan untuk menggugah kesadaran para pejabat dan pengambil kebijakan akan perlunya pengimplementasian Gender equality disemua aspek pembangunan. Darwin dalam Ismi Dwi mengungkapkan bahwa gerakan gender mainstreaming merupakan pematangan dari konsep GAD. Hal ini bertujuan agar dengan adanya pengarusutamaan gender semua kebijakan dalam bidang pembangunan dapat memberikan perhatian terhadap perbedaan laki-laki dan perempuan Ismi Dwi A., 2009: 62. Riant Nugroho juga mengungkapkan bahwa pengarusutamaan gender bukan hanya sekedar mengintegrasikan masalah gender dalam aspek pembangunan, tetapi juga harus memberikan perubahan kepada pembangunan agar lebih responsif dan sensitif terhadap permasalahan gender. Gender mainstreaming merupakan suatu strategi yang dapat

Dokumen yang terkait

Persepsi kepala sekolah Dasar Tentang Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Tanah Sareal Bogor

1 35 66

PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH Persepsi Guru Tentang Pola Managerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Kebakkramat Tah

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201

0 0 13

PERSEPSI GURU TENTANG PERAN KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP PERSEPSI GURU TENTANG PERAN KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SD

3 10 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN.

0 0 23

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINANTRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH.

0 2 18

Pengarusutamaan Gender Pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Di Kota Surakarta (Studi Tentang Komitmen Pembuat Kebijakan Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam Integrasi Gender Di Sekolah Dasar Negeri Di Kota Surakarta).

0 0 15

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WATES KULONPROGO.

0 1 100

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 166

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 2 154