Persepsi Kepala Sekolah dan Guru Berdasarkan 6 Indikator

118 2 Akses Akses merupakan peluang atau kesempatan yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan dalam perolehan dan penggunaan informasi, sumber daya, dan pemenuhan atas semua haknya. Akses mengacu pada pemerolehan kesempatan dan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Persepsi kepala sekolah dan guru yang dimaksudkan adalah interpretasi kepala sekolah dan guru terhadap pemberian peluang yang sama antara guru dan siswa baik laki-laki maupun perempuan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Riant Nugroho 2008: 29 mengungkapkan akses merupakan pemberian peluang dan kesempatan yang sama dalam menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Kepala sekolah dan guru dalam aspek akses cenderung memiliki persepsi yang sensitif gender 39. Sri Sundari Sasongko 2009: 9 mengungkapkan bahwa sensitif gender atau peka gender merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menilai dan melihat hasil dari pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender yang disesuaikan dengan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Kepala sekolah dan guru telah memberikan peluang dan kesempatan kepada warga sekolah yang sesuai dengan kepentingan atau 119 kebutuhan dari laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat diartikan bahwa kepala sekolah dan guru memahami pentingnya pemberian peluang yang berbeda kepada laki-laki dan perempuan. Kepala sekolah dan guru telah menyadari antara laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan kebutuhan dalam mengakses suatu kegiatankebijakanprogram di sekolah dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesetaran gender. 3 Kontrol Kontrol merupakan kewenangan yang diperoleh laki-laki dan perempuan dalam kegiatan di sekolah. Dalam penyelenggaraan pendidikan laki-laki dan perempuan mempunyai kontrol yang sama penting. Kontrol merupakan keseimbangan dalam pemerolehan kewenangan antara guru laki-laki dan perempuan. Serta kewenangan yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Riant Nugroho 2008: 29 mengungkapkan bahwa kontrol adalah kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan terhadap penggunaan dan hasil sumber daya. Kepala sekolah dan guru cenderung memiliki persepsi yang netral gender tentang kebijakan pengarusutamaan gender yaitu sebesar 36. Netral gender merupakan kondisi dimana suatu kebijakanprogramkegiatan tidak membeda-bedakan jenis kelamin. Persepsi yang netral gender menunjukkan bahwa dalam 120 mengontrol semua programkegiatankebijakan yang ada disekolah kepala sekolah dan guru memahami adanya persamaan hak antara warga sekolah baik laki-laki maupun perempuan. Persepsi netral gender dalam aspek kontrol menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru belum memahami kebijakan pengarusutamaan gender yang merupakan strategi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaran gender dalam mengontrol berbagai macam programkegiatankebijakan di sekolah. 4 Manfaat Manfaat merupakan kegunaan sumber daya yang dapat dinikmati oleh laki-laki dan perempuan. Manfaat dilihat dari penggunaan hasil pembelajaran oleh siswa laki-laki dan perempuan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara adil gender akan membuat siswanya tidak merasa termarginalkan, sehingga semua siswa dapat menggunakan hasil dari proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Riant Nugroho 2008: 59 mengungkapkan bahwa salah satu tujuan pengarusutamaan gender adalah laki-laki dan perempuan memperoleh manfaat yang adil dari hasil pembangunan. Kepala sekolah dan guru cenderung mempunyai persepsi bias gender 39. Bias gender merupakan kondisi dimana suatu kegiatanprogram hanya menguntungkan pada salah satu jenis kelamin, sehingga memunculkan adanya permasalahan gender. 121 Kepala sekolah dan guru menganggap bahwa antara siswa laki-laki dan perempuan belum mendapatkan manfaat yang seimbang dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persepsi kepala sekolah dan guru pada aspek manfaat mengungkapkan hanya salah satu jenis kelamin saja yang dapat menggunakan hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Persepsi kepala sekolah dan guru yang bias gender menadakan bahwa tujuan dari pengarusutamaan gender belum terimplementasi dengan baik. Belum terlaksananya tujuan pengarusutamaan gender dalam pendidikan disebabkan karena kurangnya pemahaman kepala sekolah dan guru tentang kebijakan pengarusutamaan gender. 5 Sikap Sikap merupakan pernyataan seseorang terhadap suatu objek orang atau peristiwa yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap objek. Dalam konteks ini sikap adalah pernyataan evaluatif yang diberikan oleh kepala sekolah dan guru kepada siswanya dalam kegiatan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Persepsi tentang sikap merupakan interpretasi kepala sekolah dan guru tentang sikap yang diberikan kepada siswa. Sikap kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah akan mencerminkan pemahaman kepala sekolah dan guru tentang kebijakan pengarusutamaan gender dalam pendidikan. 122 Kepala sekolah dan guru cenderung memiliki persepsi sensitif gender 46. Sri Sundari Sasongko 2009: 9 mengungkapkan bahwa sensitif gender atau peka gender merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menilai dan melihat hasil dari pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender yang disesuaikan dengan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada aspek sikap kepala sekolah dan guru mempunyai interpretasi bahwa kepala sekolah dan guru sudah memiliki sikap yang peka terhadap perbedaan laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan pendidikan. Adanya persepsi yang sensitif gender menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru sudah mengerti dan memahami pentingnya penanaman kebijakan pengarusutamaan gender dalam aspek sikap. 6 Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses yang digunakan oleh seseorang untuk menggunakan informasi agar dapat terhubung dengan orang lain. Komunikasi dalam konteks ini mencakup kemampuan guru perempuan dalam kegiatan pengambilan keputusan di sekolah dan kemampuan guru perempuan dalam bersosialisasi dengan guru yang lain. Kemampuan berkomunikasi antara kepala sekolah dan guru baik laki-laki maupun perempuan 123 mencerminkan pemahaman kepala sekolah dan guru terhadap keadilan dan kesetaraan gender. Dalam aspek komunikasi kepala sekolah dan guru cenderung memiliki persepsi sensitif gender 58. Sri Sundari Sasongko 2009: 9 mengungkapkan bahwa sensitif gender atau peka gender merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menilai dan melihat hasil dari pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender yang disesuaikan dengan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Persepsi yang sensitif gender pada aspek komunikasi mengindikasikan bahwa kepala sekolah dan guru menganggap bahwa telah memberikan hak yang sama sesuai dengan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kepala sekolah dan guru sudah menyadari akan adanya perbedaan kebutuhan antara laki-laki dan perempuan pada pemberian kesempatan berkomunikasi. Persepsi kepala sekolah dan guru yang sensitif gender menandakan bahwa kepala sekolah dan guru sudah mengerti tentang pentingnya kebijakan pengarusutamaan gender dalam pemberian kesempatan untuk berkomunikasi.

2. Persepsi Kepala Sekolah dan Persepsi Guru

a. Persepsi Kepala Sekolah

124 Persepsi kepala sekolah tentang kebijakan pengarusutamaan gender dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Persepsi Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran sebagai manager dalam suatu lembaga sekolah yang berkewajiban untuk memberikan kesempatan yang sama terhadap warga sekolah dalam melaksanakan penyelenggaraan pendidikan. Kepala sekolah sebagai komponen pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas yang dimiliki oleh kepala sekolah mempunyai hubungan positif dengan beberapa aspek kehidupan disekolah. Persepsi kepala sekolah akan mempengaruhi implementasi kebijakan pengarusutamaan gender. Sebagai pimpinan atau manager dalam penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan kondisi sekolah yang responsif gender. Kepala sekolah cenderung mempunyai persepsi netral gender dan bias gender yaitu masing-masing sebanyak 33 dari jumlah kepala sekolah. Netral gender merupakan suatu keadaan dimana kegiatankebijakanprogram tidak memberikan diskriminasi kepada salah satu jenis kelamin. Kepala sekolah menganggap telah mengerti dan mamahami kesamaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan pelayanan pendidikan. 125 Persepsi kepala sekolah yang bias gender menunjukkan bahwa kepala sekolah menganggap suatu kebijakankegiatanprogram hanya memihak pada salah satu jenis kelamin saja. Bias gender yang dibiarkan berkembang dalam pelayanan pendidikan akan membuat bertambahnya masalah gender dalam pendidikan. Masih adanya kepala sekolah yang mempunyai sikap bias gender mengindikasikan bahwa ada 33 dari jumlah kepala sekolah yang masih belum memahami pentingnya pelaksanaan pengarusutamaan gender. Kepala sekolah merupakan penggerak utama dalam penyelenggaraan pendidikan. Jika dalam penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah mempunyai persepsi yang netral gender dan bias gender maka ada sebagian kebijakankegiatanprogram yang dibuat oleh kepala sekolah akan menguntungkan salah satu jenis kelamin saja. Kebijakan yang netral gender dan cenderung bias gender ini akan berdampak pada adanya marginalisasi terhadap salah satu jenis kelamin. Persepsi kepala sekolah yang cederung netral gender dan bias gender ini juga dipengaruhi oleh adanya kebudayaan masyarakat yang masih menjunjung tinggi budaya patriarki. Persepsi kepala sekolah yang cenderung netral dan bias gender mengindikasikan bahwa sebagian besar kepala sekolah belum memahami kebijakan pengarusutamaan gender. Kepala sekolah yang memiliki persepsi responsif gender sebanyak 20 dari jumlah kepala sekolah, sebanyak 13 dari 126 kepala sekolah mempunyai persepsi sensitif gender. Masih sedikitnya kepala sekolah yang memiliki persepsi sensitif dan responsif gender menandakan bahwa sebagian besar kepala sekolah masih belum mengerti tentang pentingnya penanaman pengarusutamaan gender dalam pelaksanaan pendidikan. 2 Persepsi Kepala Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan pada jenis kelamin, sebagian besar kepala sekolah laki-laki mempunyai persepsi netral gender 40. Netral gender adalah suatu keadaan dimana kebijakanprogramkegiatan menyamakan hak antara laki-laki dan perempuan dalam penyelenggaraan pendidikan. Kepala sekolah laki-laki menganggap sudah memberikan hak dan tanggung jawab yang sama kepada laki- laki dan perempuan dalam pelayanan pendidikan. Persepsi netral gender kepala sekolah laki-laki mengindikasikan bahwa kebijakan pengarusutamaan gender belum terimplementasikan dengan baik. Masih adanya kepala sekolah dengan persepsi yang bias gender 30 mengindikasikan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan disekolah belum melakasakan prinsip keadilan dan kesetaraan gender. Sebagian besar kepala sekolah perempuan 40 mempunyai persepsi bias gender. Bias gender merupakan suatu kondisi dimana kegiatan atau seluruh program yang berada di sekolah hanya memihak salah satu jenis kelamin saja. Persepsi kepala sekolah

Dokumen yang terkait

Persepsi kepala sekolah Dasar Tentang Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah di Kecamatan Tanah Sareal Bogor

1 35 66

PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH Persepsi Guru Tentang Pola Managerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Kebakkramat Tah

0 4 17

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201

0 0 13

PERSEPSI GURU TENTANG PERAN KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP PERSEPSI GURU TENTANG PERAN KEPALA SEKOLAH DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SD

3 10 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN.

0 0 23

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINANTRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,TRANSPARANSI, DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH.

0 2 18

Pengarusutamaan Gender Pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Di Kota Surakarta (Studi Tentang Komitmen Pembuat Kebijakan Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam Integrasi Gender Di Sekolah Dasar Negeri Di Kota Surakarta).

0 0 15

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN WATES KULONPROGO.

0 1 100

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 166

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 2 154