31 kategori baik, aspek pembuatan keputusan berdasarkan fakta pada kategori
baik, dan aspek hubungan saling menguntungkan dengan mitra pada kategori baik; 2 Faktor pendukung adalah sosialisasi SMM ISo 9001:2008, kesadaran
dan komitmen warga sekolah, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dari stakeholders; 3 Faktor penghambat adalah ketersediaan dana, kualitas
input siswa, kurangnya kesadaran personel untuk mengubah kebiasaan lama.
E. Kerangka Pikir
Inpres Presiden No.9 Tahun 2000 mengenai Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa untuk mewujudkan
keadilan dan kesetaraan gender dalam segala aspek pembangunan dibutuhkan sebuah
strategi pengarusutamaan
gender. Tujuannya
adalah agar
terlaksananya kesetaraan dan keadilan gender antara laki-laki dan perempuan dalam setiap proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
setiap kebijakan
yang dibuat.
Dalam pelaksanaan
pendidikan pengarusutamaan gender telah diatur dalam Permendiknas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 84 Tahun 2008 yang menegaskan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan ProvinsiKabupatenKota
dan satuan pendidikan diharuskan untuk memasukkan kesetaraan dan keadilan gender dalam semua dimensi pembangunan pendidikan.
Satuan pendidikan harus melaksanakan kebijakan pengarusutamaan gender, termasuk sekolah dasar. Sekolah dasar dianggap sebagai suatu
lembaga yang strategis dalam melaksanakan pengarusutamaan gender. Komponen yang berperan penting dalam pelaksanaan pengarusutamaan
32 gender di sekolah dasar adalah kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah
sebagai pemimpin dalam lembaga sekolah mempunyai peran yang penting, karena ditangan kepala sekolah kebijakanprogramkegiatan dibuat dan
disetujui. Guru sebagai penggerak utama dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah juga mempunyai peran penting dalam mewujudkan keadilan dan
kesetaraan gender. Persepsi kepala sekolah dan guru tentang kebijakan pengarusutamaan
gender merupakan interpretasi, pemaknaan kepala sekolah dan guru tentang strategi dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Persepsi kepala
sekolah dan guru tentang strategi mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender mencakup 6 aspek yaitu partisipasi, akses, kontrol, manfaat, sikap
dan komunikasi. Alur kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: