Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 29 3.3.2. ARAH KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH Arah kebijakan pendapatan daerah tahun 2016 disesuaikan dengan kewenangan dan sumber pendapatan daerah dapat dibagi sebagai berikut : a Arah kebijakan pendapatan daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD 1. Mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dengan: menerapkan sistem on-line penerimaan Pajak Daerah dan membenahi manajemen data penerimaan PAD; 2. Memantapkan regulasi pajak yang telah diserahkan ke daerah antara lain BPHTB Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan serta Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah berikut prosedur dan mekanismenya; 3. Memantapkan kelembagaan dan SistemOperasional Pemungutan Pendapatan Daerah; 4. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah; 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah; 6. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah; 7. Meningkatkan koordinasi dalam peningkatan pendapatan daerah dengan Instansilembaga terkait di tingkat kota dan provinsi; b Arah kebijakan pendapatan daerah untuk meningkatkan Dana Perimbangan 1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri PPh OPDN dan PPh pasal 21; 2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam pelaksanaan Dana Perimbangan. c Arah kebijakan pendapatan daerah untuk meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional, antara lain melalui: peluang pendanaan pihak ketiga melalui pola kerjasama pemerintah dan swasta KPS.

3.3.3. REALISASI DAN PROYEKSI BELANJA DAERAH 2013-2016

Alokasi Belanja Daerah yang dikeluarkan pemerintah kota setiap tahunnya dimaksudkan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kota baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Belanja daerah terdiri atas: 1. Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan tidak terduga; 2. Belanja Langsung yang meliputi belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal. Perkembanganrealisasi belanja daerah Kota Bandung mengalami kenaikan dari Rp.4,027 Trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp.4,435 Trilyun pada tahun 2014. Dilihat dari proporsinya, perbandingan alokasi belanja tidak langsung BTL dengan belanja langsung BL adalah sekitar 52,52 : 47,45 pada tahun 2013, menjadi 52,76 : 47,23 pada tahun 2014. Realisasi Belanja Tidak Langsung tahun 2013 mencapai Rp. 2,115 Trilyun meningkat menjadi Rp. 2,340 Trilyun pada tahun 2014. Sedangkan untuk realisasi Belanja Langsung mencapai Rp. 1,911 Trilyun pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 2,095 Trilyun pada tahun 2014. Pada tahun 2015, belanja daerah ditetapkan pada nilai Rp. 6,601 Trilyun, dengan komposisi Rp. 2,770 Trilyun untuk Belanja Tidak Langsung, dan Rp. 3,830 Trilyun untuk Belanja Langsung. Sementara itu, untuk perhitungan proyeksi belanja daerah tahun 2016, diperkirakan mencapai angka Rp. 6,019 Trilyun dengan komposisi Rp. 2,769 Trilyun untuk Belanja Tidak Langsung, dan Rp. 3,249 Trilyun untuk Belanja