RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 18
Kontribusi sektor terbesar kedua berdasarkan harga konstan, adalah sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 22,17 terhadap perekonomian Kota Bandung di tahun 2013. Namun jika
dilihat dari trend-nya. kontribusi sektor industri pengolahan cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya. Makin mengecilnya kontribusi industri pengolahan pada perekonomian Kota Bandung terutama
akibat semakin tingginya tingkat persaingan secara nasional ataupun global yang mempengaruhi penurunan kinerja industri pengolahan lokal Kota Bandung, terutama di sektor padat karya, seperti TPT
tekstil dan produk tekstil. Selain itu, adanya tekanan eksternal, seperti adanya kesepakatan Perdagangan Bebas ASEAN China Free Trade Area ACFTA juga turut menekan kinerja industri
pengolahan Kota Bandung. Akan diberlakukannya ASEAN Economic Community AEC atau Masyarakat Ekonomi Asean MEA pada 31 Desember tahun 2015 juga perlu diperhatikan dan dipersiapkan lebih
lanjut oleh kalangan dunia usaha Kota Bandung untuk dapat menjaga kelangsungan usaha dan daya saing. Sedangkan. kontribusi sektor terbesar ketiga adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dimana
pada tahun 2013 mencapai 11,62 berdasarkan harga konstan.
Tabel II.12 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kota Bandung
Atas Dasar Harga Berlaku Hb dan Harga Konstan HkTahun 2009-2013
No Sektor
2009 2010
2011 2012
2013 Hb
Hk Hb
Hk Hb
Hb Hb
Hk Hb
Hk
1 Pertanian
0.24 0.25
0.2 0.2
0.2 0.19
0.2 0.19
0,20 0,18
2 Industri Pengolahan
24.49 26.66
24.38 25.45
23.51 24.27
22.55 23.09
21,56 22,17
3 Listrik. Gas. dan Air Bersih
2.3 2.36
2.31 2.4
2.3 2.45
2.35 2.48
2,45 2,49
4 BangunanKonstruksi
4.59 4.9
4.67 5.02
4.63 5.17
4.86 5.55
4,69 5,37
5 Perdagangan.
Hotel. dan
Restauran 40.95
38.92 40.61
39.82 41.25
40.74 41.67
41.55 42,40
42,62 6
Pengangkutan dan Komunikasi 11.77
10.77 11.97
11.05 12.38
11.27 12.47
11.55 13,31
11,62 7
Keuangan. Persewaan. dan Jasa Perusahaan
6.26 5.27
6.23 5.27
6.37 5.26
6.64 5.16
6,57 5,34
8 Jasa-Jasa
9.4 10.87
9.64 10.78
9.35 10.64
9.25 10.43
8,82 10,21
Sumber : BPS Kota Bandung.2009-2013
Dilihat dari pertumbuhannya, pada tahun 2012 pertumbuhan PDRB atau bisa disebut laju pertumbuhan ekonomi LPE Kota Bandung mencapai 8,98.. Namun pada tahun 2013 sedikit mengalami penurunan
menjadi sebesar 8,87. Walaupun LPE Kota Bandung masih relatif tinggi, namun kondisi ini menunjukkan sedikit pelambatan. Pemulihan pertumbuhan ekonomi global yang masih belum sesuai harapan dan
perekonomian Indonesia masih terus mengalami perlambatan berpengaruh terhadap LPE Kota Bandung yang juga mengalami sedikit penurunan di tahun 2013. Lokomotif utama pertumbuhan ekonomi Kota
Bandung selama ini terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor tersier.
Laju Pertumbuhan dan Perbandinganny
Keterangan : LPE Kota Bandung dan Jawa Barat 2008-201
LPE Nasional 2008-2014 Sumber BPS Pusa
Selama periode 2008-2013, laju per dengan Provinsi Jawa Barat dan
Kota Bandung relatif lebih baik j Barat dan nasional.
2.1.2.1.2 Laju Inflasi
Salah satu indikator perkembangan inflasi. Inflasi merupakan salah satu
perkembangan harga barang dan kemampuan daya beli masyarak
inflasi tiap tahunnya. Pada tahun yang ada mengalami penurunan
Kota Bandung mengalami kenaik Bandung sedikit mengalami penur
Perkembangan Inf Provinsi Jaw
No Cakup
1 Kota Bandung
2 Prov. Jawa Barat
3 Nasional
Sumber: BPS Kota Bandung,
RKPD Kota Bandung Tahun 2016 Grafik II.7
umbuhan Ekonomi Kota Bandung Tahun 2008–2013 bandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional
2014 Sumber: BPS Kota Bandung Jawa Barat. sat.
ju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung selalu lebih tingg dan Tingkat Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pert
aik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro sec
angan perekonomian di Kota Bandung dapat dilihat dari h satu indikator penting yang dapat memberikan informas
g dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dan berpe rakat Kota Bandung selama periode 2010-2014 menga
un 2010 tingkat inflasi ada di kisaran 4,53, pada tahun an menjadi hanya sebesar 2,75. Namun pada tahun 201
naikan yang cukup signifikan menjadi 7,97.Pada tahun enurunan menjadi sebesar 7,76.
Tabel II.13 erkembangan Inflasi Tahunan Tingkat Kota Bandung,
rovinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2010-2014
kupan Tingkat Inflasi
2010 2011
2012 2013
4,53 2,75
4,02 7,97
at 6,62
3,10 3,86
9,15 6,96
3,79 4,30
8,38 ng, BPS Provinsi Jawa Barat, BPS Pusat, dan Bank Indonesia
andung Tahun 2016 II - 19
2013
nggi bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi
secara regional Jawa
dari perkembangan laju masi tentang dinamika
erpengaruh terhadap engalami fluktuasi laju
tahun 2011 tingkat inflasi hun 2013, tingkat inflasi
ahun 2014, inflasi Kota
ng, 2014
013 2014
7 7,76
5 7,41
8 8,36
Tingginya tingkat inflasi pada tahun BBM. Selain itu juga, adanya gej
inflasi. Dibandingkan dengan hi menyebabkan inflasi mencapai 2
1 satu digit.
Inflasi Tahunan Kota Bandu
Sumber:BPS Kota B
Secara umum, inflasi pada tahun administered prices dan volatile
BBM bersubsidi dan dampak gej BBM bersubsidi telah mendorong
lanjutan second round effect. S sepanjang 2014 pada Tarif Tenaga
didorong oleh biaya distribusi ak November 2014.
Tekanan inflasi dari sisi permintaan c dan kapasitas terpakai seiring deng
BBM bersubsidi. Di sisi lain, tekanan tengah harga global yang masih ter
1
Bank Indonesia, Tinjauan Kebijakan Mo
4.53
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
2010 Prov. Jawa Barat
Persen
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
tahun 2013 terutama dipicu oleh kebijakan pemerintah a gejolak perekonomian global ikut memberikan andil
n historikal ketika terdapat shock kenaikan BBM di i 2 dua digit, tekanan inflasi 2013 secara tahunan berha
Grafik II.8 a Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2
ta Bandung, BPS Jawa Barat, dan BPS Pusat
tahun 2014 masih tetap terkendali di tengah tekanan atile food. Kenaikan inflasi terutama disebabkan pengar
gejolak harga pangan domestik pada akhir tahun 2014 rong kenaikan harga-harga, baik oleh dampak langsung
. Selain BBM, penyesuaian harga barang administered enaga Listrik TTL dan LPG. Tekanan harga volatile food
i akibat cost-push dari kenaikan harga BBM bersubsidi
ntaan cenderung melemah, seperti ditunjukkan oleh perla g dengan menurunnya daya beli masyarakat akibat m
ekanan eksternal terindikasi meningkat di dorong oleh pel ih terkoreksi.
Moneter, Januari 2015
2.75 4.02
7.97
2011 2012
2013 2014
Prov. Jawa Barat Nasional
Kota Bandung
andung Tahun 2016 II - 20
intah akibat kenaikan dil akan tinggi tingkat
di tahun 2008 yang berhasil ditekan di level
iode 2010-2014
nan yang tinggi dari pengaruh kenaikan harga
014
1
. Kenaikan harga ung maupun dampak
ed lainnya juga terjadi e food pada akhir 2014
idi pada pertengahan eh perlambatan retail sales
bat meningkatnya harga h pelemahan rupiah di
7.76
2014 Kota Bandung
Inf
Sumber: BPS Provinsi J Statistik, No. 010132Th. X
Kenaikan inflasi di sejumlah daer angkutan dalam kota, serta kenai
juga menjadi sumber peningkatan i
Selama 2014, regional Jawa Bar Jasa Keuangan sebesar 12,82
Kelompok Makanan Jadi sebesar sebesar 5,31 persen, Kelompok
Olahraga sebesar 4,32 persen, Kelompok Transpor, Komunikasi,da
kota, bensin, solar, angkutan antar
Jika dibandingkan dengan tingkat lebih rendah selama periode 2010
cenderung tidak mengalami fluktuas Kota Sukabumi, inflasi Kota Bandung
memiliki tingkat inflasi yang relatif k
2.1.2.1.3 PDRB Per Kapita
Indikator lain untuk mengukur ti pendapatan perkapita diperoleh dengan m
lima tahun terakhir pendapatan nilai pendapatan perkapita dapat di
2
BPS Provinsi Jawa Barat, Perkembangan 2015
6.83 7.08
7.4
5.0 5.5
6.0 6.5
7.0 7.5
8.0 8.5
9.0
Bogor Cirebon
Depo
Persen
RKPD Kota Bandung Tahun 2016 Grafik II.9
Inflasi Tahun 2014 Kota di Jawa Barat
nsi Jawa Barat, Perkembangan Indeks Harga KonsumenInf 0132Th. XVII, 2 Januari 2015
daerah Jawa Barat disebabkan oleh kenaikan harga naikan harga cabai merah dan cabai rawit. Selain itu, ken
atan inflasi yang cukup tinggi dari sisi volatile food. Barat mengalami inflasi tertinggi di Kelompok Transpor
,82 persen, diikuti Kelompok Bahan Makanan sebes sar 5,54 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas
ok Kesehatan sebesar 5,05 persen, Kelompok Pendidik n, dan Kelompok Sandang sebesar 1,87 persen
2
.Andil asi,dan Jasa Keuangan terutama diakibatkan dari kenaik
antar kota, angkutan udara. gkat inflasi di level Nasional, secara umum besaran inflas
010-2014. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga uktuasi yang relatif besar.Jika dibandingkan dengan Kota
andung tahun 2014 relatif lebih kecil. Beberapa kota di latif kecil, diantaranya Kota Bogor 6,83 dan Kota Cirebon
ur tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan h dengan membagi PDRB dengan jumlah penduduk. Sel
tan per kapita terus mengalami kenaikan rata-rata 13,8 pat dilihat pada tabel berikut.
gan Indeks Harga KonsumenInflasi, Berita Resmi Statistik, No. 0101
7.49 7.68
7.76 8.09
8.38 7
epok Bekasi
Bandung Tasikmalaya Sukabumi JA
andung Tahun 2016 II - 21
enInflasi, Berita Resmi
harga bensin dan tarif kenaikan harga beras
anspor, Komunikasi dan ebesar 11,11 persen,
as, dan Bahan Bakar idikan, Rekreasi, dan
ndil inflasi yang besar aikan angkutan dalam
nflasi di Kota Bandung arga di Kota Bandung
Kota Tasikmalaya dan ota di Jawa Barat yang
irebon 7,08.
patan perkapita. Nilai . Selama kurun waktu 5
13,8. Selengkapnya,
0132Th. XVII, 2 Januari
7.41 8.36
JABAR NASIONAL