ARAH KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 31 6. Mengakomodir serta mempertegas proporsi usulan masyarakat melalui media Musrenbang pada beberapa SKPD yang dapat memfasilitasi usulan tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2. Mengefisienkan alokasi belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 3. Mengefisienkan alokasi dana hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah kepada kelompok masyarakat dan perorangan dengan tujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bentuk fisik dan non fisik 4. Mengalokasikan bantuan keuangan yang digunakan untuk memberikan program kewilayahan di tingkat kelurahan dan kecamatan dalam rangka percepatan pengentasan kemiskinan di wilayah. 5. Mengalokasikan belanja tidak terduga, yang merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya

3.3.5. REALISASI DANPROYEKSI PEMBIAYAAN DAERAH 2013-2016

Pengertian pembiayaan menurut peraturan perundangan adalah sebagai berikut:  Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. UU No.232014  Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus Permendagri No.132006 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Permendagri No. 21 Tahun 2011 Istilah pembiayaan berbeda dengan pendanaan funding. Pendanaan diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali. Sisi pendapatan dari pembiayaan sebagai faktor penambah sisi penerimaanpendapatan daerah dimana pos pembiayaan digunakan untuk menutupi anggaran pendapatan dan belanja daerah yang defisit. Jenis pembiayaan daerah dapat dibedakan sebagai berikut:  Penerimaan Pembiayaan, yang meliputi: SILPA tahun anggaran sebelumnya, Pencairan dana cadangan, Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, Penerimaan pinjaman, Penerimaan kembali pemberian pinjaman dan Penerimaan piutang daerah;  Pengeluaran Pembiayaan yang meliputi: Pembentukan dana cadangan, Penyertaan modal pemerintah daerah, Pembayaan pokok utang dan Pemberian pinjaman. Selanjutnya Pembiayaan Netto adalah selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan Netto harus dapat menutup defisit APBD. Berikut ini ditampilkan tabel mengenai perkembangan pembiayaan daerah tahun 2012-2015. RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 32 Tabel III.13 Realisasi Pembiayaan Tahun 2013-2014, Penetapan APBD 2015, Dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2016 No Uraian Jumlah Rp Realisasi 2013 Realisasi 2014 Penetapan APBD 2015 Proyeksi 2016 3 PEMBIAYAAN

3.1 PENERIMAAN

PEMBIAYAAN DAERAH 432.448.611.338 710.156.377.543 1.184.861.201.824 338.826.042.000 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya 432.448.611.338 710.156.377.543 1.184.861.201.824 338.826.042.000 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan

3.1.4 Penerimaan

Kembali Pemberian Pinjaman 3.1.5 Penerimaan Kembali Investasi

3.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN DAERAH 26.922.537.550 15.500.000.000 115.000.000.000

3.2.1 Pembentukan

Dana Cadangan

3.2.2 Penyertaan

Modal Investasi Pemerintah Daerah 26.000.000.000 15.500.000.000 115.000.000.000 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 922.537.550

3.3 SILPA AKHIR TAHUN

694.656.377.543 2.437.500.000 Sumber: Data RealisasiAPBD Tahun 2013 2014, Data penetapan APBD 2015 tahun berjalan Data Proyeksi APBD 2016

3.3.6. ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya SILPA, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya SILPA, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

3.3.7. PROYEKSI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2016

Berdasarkan arah kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan diatas, serta kecenderungan perkembangan trend keuangan dalam kurun waktu 2013-2015, selanjutnya diperkirakan pendapatan dan belanja daerah tahun 2016 sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.