RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 13
b. peningkatan peran industri kecil menengah, sentra industri potensial dan industri kreatif yang
berwawasan lingkungan dengan arah kebijakan meningkatkan jumlah komunitas dan klaster industri kecil dan menengah berbasis industri kreatif dan pelaku usaha kreatif.
c. memberikan dukungan pembiayaan usaha dan formalisasi usaha bagi pelaku ekonomi dengan
arah kebijakan fasilitasi pelaku ekonomi untuk mendapatkan HKI, sertifikasi halal, dan standarisasi internasional dalam produksi.
5. Urusan Pariwisata, melalui: a. optimalisasi daya dukung potensi pariwisata yang berdaya saing serta pengembangan promosi
pariwisata yang efektif, kreatif, terarah, terpadu, dan berkelanjutan dengan arah kebijakan optimalisasi pemasaran pariwisata melalui pemanfaatan media cetak maupun elektronik, website,
peningkatan koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata, pameran dan peningkatan kemitraan promosi wisata.
b. penguatan dan pengembangan destinasi pariwisata dengan arah kebijakan pengembangan
destinasi pariwisata. c. mengembangkan Kota Bandung sebagai Kota MICE Meetings, Incentives, Conventions,
Exhibitions dengan arah kebijakan, mengembangkan sarana prasarana utama dan pendukung bagi pengembangan MICE yang dapat secara signifikan menjadi faktor penarik wisatawan serta
trigger bangkitan ekonomi lainnya.
6. Urusan Perdagangan, melalui:
a. menjaga stabilitas ketersediaan dan distribusi barang kebutuhan pokok dengan arah kebijakan
menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan barang. b. mendorong pertumbuhan ekonomi dari sector jasa serta perdagangan dalam dan luar negeri
dengan arah kebijakan meningkatkan pendapatan sector perdagangan.
c. peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penataan peranan kelembagaan
perdagangan, dengan arah kebijakan peningkatan diversifikasi pasar tujuan ekspor serta peningkatan keberagaman, kualitas dan citra produk ekspor.
7. Urusan Ketahanan Pangan, melalui memfasilitasi ketersediaan dan kemudahan pangan bagi
masyarakat, dengan arah kebijakan, meningkatkan pola kosumsi pangan, beragam, bergizi, berimbang dan aman.
8. Urusan Pertanian dan Perikanan, melalui:
a. menciptakan wirausaha baru dengan arah kebijakan menciptakan wirausaha pertanian. b. meningkatkan usaha pertanian melalui pemilihan komoditas pertanian yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi, produktivitas tinggi, dan mempunyai peluang pasar dengan arah kebijakan mengembangkan sistem agribisnis yang berdaya saing.
c. mengembangkan sistem agribisnis yang berdaya saing dengan arah kebijakan peningkatan
produksi ikan hias. 9. Urusan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat
Daerah, Kepegawaian dan Persandian, melalui: a. membangun sistem pengawasan pajak sebagai sistem pengendalian internal yang handal, arah
kebijakan, meningkatkan kompetensi dan integritas petugas pelayanan pajak dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petugas pajak yang ramah, bersih dan berwibawa.
b. membangun sistem pelayanan publik dalam manajemen pajak daerah yang transparan,
partisipatif dan akuntabel, arah kebijakan, tersedianya sistem informasi pelayanan perpajakan yang terintegrasi dan mengembangkan sistem informasi manajemen pajak daerah online.
c. membangun kemudahan layanan sarana dan prasarana sebagai partisipasi layanan publik
terhadap kebijakan pengawasan pajak daerah, dengan arah kebijakan, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang operasional pengelolaan pajak daerah.
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 14 d. intensifikasi penerimaan retribusi daerah dengan arah kebijakan pemanfaatan teknologi informasi
dalam pencatatan dan pengelolaan retribusi daerah. e. optimalisasi penerimaan daerah yang bersumber dari pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dengan arah kebijakan pembinaan BUMD.
f. memberikan potongankeringanan pajak daerah atau retribusi daerah dan kemudahan promosi di
fasilitas publik yang disediakan dengan arah kebijakan memberikan insentif fiscal bagi swasta dan masyarakat yang memberikan layanan penyediaan fasilitas publik.
g. membentuk perusahaan patungan untuk beberapa layanan jasa umum dan barang publik dengan
arah kebijakan pengembangan usaha daerah yang sehat dan profitable. 3.2
TANTANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 2016 DAN 2017
Pemulihan pertumbuhan ekonomi global pada kenyataannya masih belum sesuai harapan yang diinginkan. Optimisme yang timbul pada tahun 2014 ekonomi dunia akan tumbuh lebih baik daripada
sebelumnya ternyata masih belum bisa diwujudkan sesuai harapan. Tekanan krisis perekonomian dunia yang melanda Amerika Serikat dan negara-negara Eropa masih belum bisa diatasi sepenuhnya.
Kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dengan dibantu oleh lembaga-lembaga keuangan dunia seperti World Bank, Asian Development Bank, IMF dan
lainnya telah menunjukan adanya kemajuan perbaikan ekonomi dunia, tapi belum sepenuhnya mampu mendorong akselerasi percepatan pertumbuhan ekonomi dunia. Bahkan pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2013 dan 2014 cenderung melambat.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia tercermin dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,2 persen. Pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 5,7 persen dan pada tahun 2014 melambat lagi menjadi menjadi 5,3 persen. Bahkan berdasarkan prediksi Bank Dunia dan ADB pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015
diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar kurang lebih 5,1-5,3 persen. Menurut Bank Dunia perlambatan ekonomi Indonesia tersebut merupakan akibat darimelambatnya pertumbuhan ekononomi dunia yang
mempengaruhi permintaan ekspor komoditas dari Indonesia dan berkurangnya investasi asing di Indonesia. Disamping diakibatkan juga oleh faktor internal berupa penyerapan belanja modal pemerintah
yang sangat rendah pada tahun 2014. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2016-2017 mengacu pada prediksi Bank Dunia dan ADB maka pertubuhan
ekonomi tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2014 dan 2015 yaitu berkisar antara 5,1-5,2 persen.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berpengaruh pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 berdampak juga pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
Barat. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh sebesar 6,21 persen. Sementara pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat melambat menjadi 6,06 persen. Hal tersebut
berpengaruh juga terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, pada tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sebesar 8,98 persen dan melambat pada tahun 2013 menjadi 8,87 persen.
Kondisi tersebut diprediksikan juga akan berpengaruh pada melambatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2014, 2015 dan 2016, karena bagaimanapun perekonomian Kota Bandung juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi nasional dan dunia.
Berdasarkan fakta-fakta perkembangan ekonomi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diprediksikan bahwa pada tahun 2016-2017 pertumbuhan ekonomi Kota Bandung akan cenderung
melambat. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sudah mulai tampak dari data laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang lebih lambat dari tahun 2012. Tren penurunan tersebut
diperkirakan akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2016. Namun demikian perlambatan pertumbuhan