RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 48
2.1.4.3 Fokus IklimBerinvestasi
Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi berapa tindak kriminalitas untuk berbagai kategori seperti curanmor,
pembunuhan, pemerkosaan,  dan  sebagainya.  Indikator  ini  berguna  untuk  menggambarkan  tingkat keamanan  masyarakat,  semakin  rendah  tingkat  kriminalitas,  maka  semakin  tinggi  tingkat  keamanan
masyarakat.Keamanan,  ketertiban,  dan  penanggulangan  kriminalitas  merupakan  salah  satu  aspek strategis yang perlu dijaga untuk mewujudkan stabilitas suatu daerah yang berimbas pada Iklim investasi.
Tabel II.65 Angka Kriminalitas Kota Bandung Tahun 2010-2012
Jenis Kejadian 2010
2011 2012
1. Pencurian Kendaraan Roda 2 1758
973 1.178
2. Pencurian Kendaraan Roda 4 157
152 155
3. ....
Pencurian dengan Pemberatan 737
619 767
4. ...
Pencurian Dengan Kekerasan 425
513 493
5. Pencurian Biasa 267
261 327
6. Penganiayaan Ringan 121
136 163
7. Penganiayan Berat 294
219 278
8. Penipuan 906
828 890
9. Penggelapan 505
512 403
10. PemerasanAncaman Keras 57
35 63
11. Pengrusakan 70
42 50
12. Kebakaran 33
8 5
13. Pembunuhan 5
3 10
14. Pemerkosaan 20
14 12
15. Perzinahan 15
10 8
16. Penculikan 6
1 10
17. Narkotika 222
220 13
18. Pemalsuan Mata Uang 3
5 5
19. Pemalsuan Surat 37
49 46
20. Pemalsuan Merk 9
5 3
21. Sumpah Palsu 2
- 7
22. Perjudian 36
62 66
23. Penghinaan 29
28 16
24. Cemar Nama Baik 70
70 81
25. Penadahan 2
1 1
26. Korupsi -
- 27. Senpi, Handak, Sajam
28 30
35 28. Lain-lain Kriminalitas
453 511
675
Jumlah  Total 6277
5307 5877
Sumber: BPS Kota Bandung, 2013
RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 49
Berdasarkan tabel di atas, pada periode tahun 2010-2011 angka kriminalitas di Kota Bandung mengalami penurunan.  Akan tetapi,  pada  periode  2011-2012,  angka  kriminalitas  di  Kota  Bandung  cenderung
meningkat.
Jumlah dan Macam Pajak Dan Retribusi Daerah
Instrumen  utama  dalam  pelaksanaan  desentralisasi  fiskal  dilakukan  melalui  pemberian  kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memungut pajak taxing power dan transfer ke daerah. Dalam hal ini,
kebijakan taxing power kepada daerah dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Berdasarkan undang-undang tersebut, pajak daerah yang
dapat dipungut oleh daerah adalah 16 jenis, meliputi 5 jenis yang dapat dipungut oleh daerah provinsi dan kabupatenkota  adalah  sebanyak  11  jenis.Jenis  pajak  daerah  yang  direncanakan  menjadi  bagian
pendapatan  asli  daerah  Kota  Bandung, meliputi: a  pajak hotel;b pajak  restoran;  c  pajak  hiburan; d pajak  reklame;  e  pajak  penerangan  jalan;  f  pajak  parkir;  g  Pajak  Bumi  Bangunan  PBB;  h  Bea
Perolehan Atas Tanah dan Bangunan BPHTB; dan i pajak air tanah.
Tabel II.66 Perincian Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014
Sebelum Dilakukan Audit BPK-RI
NO Uraian
Tahun Anggaran 2014 Anggaran Pendapatan
Rp Realisasi Pendapatan
Rp
1 Pajak Hotel
202.850.000.000,00 204.152.062.826,00
100,64 2
Pajak Restoran 140.000.000.000,00
142.399.711.300,00 101,71
3 Pajak Hiburan
45.000.000.000,00 40.730.151.211,00
90,51 4
Pajak Reklame 24.000.000.000,00
23.643.479.085,00 98,51
5 Pajak Penerangan Jalan
158.000.000.000,00 159.123.681.023,00
100,71 6
Pajak Parkir 12.000.000.000,00
12.155.079.775,00 101,29
7 PBB
360.000.000.000,00 372.575.609.204,00
103,49 8
BPHTB 428.150.000.000,00
418.786.427.368,00 97,81
9 Pajak Air Tanah
30.000.000.000,00 26.032.655.125,00
86,78
Jumlah 1.400.000.000.000,00
1.399.598.856.917,00 99,97
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa pajak hotel realisasinya melampaui target, 100,64 dari yang telah  ditetapkan  pada  tahun  2014.  Hal  ini  dikarenakan  adanya  penambahan  hotel-hotel  baru  dan
meningkatnya okupansi hotel. Walaupun realisasi tidak setinggi tahun 2013, tetapi capaian ini merupakan sebuah prestasi yang harus dipertahankan, terutama dalam meningkatkan fungsi dan citra Kota Bandung
sebagai  kota  perdagangan  dan  pariwisata.Realisasi  pajak  restoran  juga  melampaui  target  pada  tahun 2014. Hal ini sejalan dengan penambahan jumlah restoran dan rumah makan baru, serta penerapan pajak
restoran  atas  jasa  bogacatering sebagai  pengganti  pajak  pertambahan  nilai  yang  dimulai  pada  tahun 2012.