14.14 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN

Perbandingan Pendap Kota Bandung dan Tingk Sumber: • PDRB perkapita Kota Bandu • PDRB perkapita Jawa Barat • PDB perkapita Nasional BP

2.1.2.1.4 Indeks Gini

Tujuan pembangunan adalah peni tidak diiringi dengan pemerataan, yang sering digunakan untuk mengu dan Kriteria Bank Dunia. Koefisien Gini Gini Ratio merupak tingkat ketimpangan pendapatan sebuah kurva pengeluaran kumul Uniformseragam yang mewakil Ukuran kesenjangan Indeks Gini menunjukkan tingkat pemerataan sempurna tingkat pemerataan pendapat antar kelompok penduduk berdas terjadi kemerataan sempurna, s Standar penilaian ketimpangan G Susanti dkk. Indikator-Indikator M • GR 0,4 dikategorikan sebag • 0,4 GR 0,5 dikategorika • GR 0,5 dikategorikan sebag Gini rasio Kota Bandung Tahun Kenaikan juga terjadi pada Tahun mengalami kenaikan, tetapi Kota yang rendah Gini Ratio 0,4.

6.89 7.07

8.99 11.77

12.67 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2008 2009 Rp Juta RKPD Kota Bandung Tahun 2016 Grafik II.11 bandingan Pendapatan Per Kapita PDRB Per Kapita Harga Konst a Bandung dan Tingkat Nasional Tahun 2008-2013 ndung BPS Kota Bandung rat BPS Prov. Jawa Barat BPS Pusat : http:www.bps.go.idwebbetafrontendlinkTabelStatisviewid12 ah peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. ataan, maka akan menimbulkan fenomena ketimpangan mengukur ketimpangan pendapatan adalah Gini Ratio, erupakan salah satu ukuran yang paling sering digunakan atan secara menyeluruh. Koefisien Gini didasarkan pada mulatif yang membandingkan distribusi variabel tertentu akili persentase kumulatif penduduk. ini berada pada besaran 0 nol dan 1 satu. Nilai 0 no aan yang sempurna. Semakin besar nilai Indeks Gini, m n pendapatan atau semakin tinggi pula tingkat ketimpang rdasarkan golongan pengeluaran. Jadi. Indeks Gini ber , sementara Indeks Gini bernilai 1 satu berarti ketim n Gini Rasio ditentukan dengan menggunakan kriteria se r Makro Ekonomi. LPEM-FEUI. 1995 : an sebagai ketimpangan rendah orikan sebagai ketimpangan sedang Moderat an sebagai ketimpangan tinggi. un 2010 sebesar 0,19, sedangkan pada Tahun 2011 ahun 2012 menjadi sebesar 0,35. Sekalipun selama tiga tah Kota Bandung termasuk wilayah yang memiliki ketimpan .

7.07 7.38

7.81 8.17

8.53 9.28

9.70 10.18

10.67 12.67

13.41 14.14

15.26 2009 2010 2011 2012 Jawa Barat Nasional Kota Bandung andung Tahun 2016 II - 23 onstan d1241 akat. Bila peningkatan ngan wilayah. Indikator atio, Indeks Williamson akan untuk mengukur pada kurva Lorenz. yaitu entu dengan distribusi 0 nol pada indeks gini i, maka semakin tidak pangan pengeluaran bernilai 0 nol artinya etimpangan sempurna. a seperti berikut Hera 011 naik menjadi 0,28. ga tahun terakhir terus mpangan pendapatan

8.53 11.13

16.63 2013 Kota Bandung RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 24

2.1.2.1.5 Indeks Ketimpangan Williamson

Indeks Williamson merupakan indeks untuk mengukur tingkat ketimpangan pembangunan antar wilayah Williamson mengemukakan model Vw indeks tertimbang atau weighted index terhadap jumlah penduduk dan Vuw tidak tertimbang atau un-weighted index untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita suatu wilayah pada waktu tertentu. Hasil pengukuran dari nilai Indeks Williamson ditunjukkan oleh angka 0 sampai angka 1 atau 0 VW 1. Jika indeks Williamson semakin mendekati angka 0 maka semakin kecil tingkat ketimpangan wilayah dan jika indeks Wlliamson semakin mendekati angka 1 maka semakin melebar ketimpangan wilayah. Pada tahun 2011, diperoleh nilai indeks Williamson Kota Bandung sebesar 0,59. Nilai indeks ini mengalami peningkatan pada tahun 2012, menjadi sebesar 0,60. Nilai indeks Williamson Kota Bandung selama 2 tahun terakhir cenderung mendekati nilai 1, sehingga bisa disimpulkan bahwa ketimpangan wilayah di Kota Bandung cenderung tinggi. Selain itu, peningkatan nilai indeks Williamson selama 2 tahun terakhir, mengindikasikan bahwa ketimpangan wilayah di Kota Bandung cenderung meningkat divergen.

2.1.2.1.6 Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Kota Bandung pada tahun 2008 mencapai 379.255 jiwa 15.97. Namun di tahun 2012 tingkat kemiskinan mengalami penurunan menjadi sebanyak 360.578 jiwa 9.09. Jumlah penduduk miskin dan jumlah individu miskin berdasarkan sebaran per kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel II.15 Jumlah Rumah Tangga dan Individu Miskin Kota Bandung Tahun 2011 Nama Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Individu Bandung Kulon 5.407 21.616 Babakan Ciparay 6.018 24.277 Bojongloa Kaler 6.975 27.577 Bojongloa Kidul 3.702 14.507 Astanaanyar 2.264 8.972 Regol 2.592 9.467 Lengkong 1.342 5.559 Bandung Kidul 2.014 7.812 Buahbatu 2.627 9.879 Rancasari 1.062 4.273 Gedebage 668 2.444 Cibiru 3.030 11.810 Panyileukan 719 2.822 Ujung Berung 3.845 14.196 Cinambo 696 2.695 Arcamanik 1.580 6.354 Antapani 1.090 4.266 Mandalajati 2.427 9.308 Kiaracondong 5.193 18.735 Batununggal 4.469 16.712 Sumur Bandung 780 2.692 Andir 3.799 14.089 Cicendo 2.946 10.985 Bandung Wetan 624 2.198 Cibeunying Kidul 2.844 10.608