Perbandingan Pendap Kota Bandung dan Tingk
Sumber: •
PDRB perkapita Kota Bandu •
PDRB perkapita Jawa Barat •
PDB perkapita Nasional BP
2.1.2.1.4 Indeks Gini
Tujuan pembangunan adalah peni tidak diiringi dengan pemerataan,
yang sering digunakan untuk mengu dan Kriteria Bank Dunia.
Koefisien Gini Gini Ratio merupak tingkat ketimpangan pendapatan
sebuah kurva pengeluaran kumul Uniformseragam yang mewakil
Ukuran kesenjangan Indeks Gini menunjukkan tingkat pemerataan
sempurna tingkat pemerataan pendapat antar kelompok penduduk berdas
terjadi kemerataan sempurna, s Standar penilaian ketimpangan G
Susanti dkk. Indikator-Indikator M
• GR 0,4 dikategorikan sebag
• 0,4 GR 0,5 dikategorika
• GR 0,5 dikategorikan sebag
Gini rasio Kota Bandung Tahun Kenaikan juga terjadi pada Tahun
mengalami kenaikan, tetapi Kota yang rendah Gini Ratio 0,4.
6.89 7.07
8.99 11.77
12.67
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
2008 2009
Rp Juta
RKPD Kota Bandung Tahun 2016 Grafik II.11
bandingan Pendapatan Per Kapita PDRB Per Kapita Harga Konst a Bandung dan Tingkat Nasional Tahun 2008-2013
ndung BPS Kota Bandung rat BPS Prov. Jawa Barat
BPS Pusat : http:www.bps.go.idwebbetafrontendlinkTabelStatisviewid12
ah peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. ataan, maka akan menimbulkan fenomena ketimpangan
mengukur ketimpangan pendapatan adalah Gini Ratio, erupakan salah satu ukuran yang paling sering digunakan
atan secara menyeluruh. Koefisien Gini didasarkan pada mulatif yang membandingkan distribusi variabel tertentu
akili persentase kumulatif penduduk. ini berada pada besaran 0 nol dan 1 satu. Nilai 0 no
aan yang sempurna. Semakin besar nilai Indeks Gini, m n pendapatan atau semakin tinggi pula tingkat ketimpang
rdasarkan golongan pengeluaran. Jadi. Indeks Gini ber , sementara Indeks Gini bernilai 1 satu berarti ketim
n Gini Rasio ditentukan dengan menggunakan kriteria se r Makro Ekonomi. LPEM-FEUI. 1995 :
an sebagai ketimpangan rendah orikan sebagai ketimpangan sedang Moderat
an sebagai ketimpangan tinggi. un 2010 sebesar 0,19, sedangkan pada Tahun 2011
ahun 2012 menjadi sebesar 0,35. Sekalipun selama tiga tah Kota Bandung termasuk wilayah yang memiliki ketimpan
.
7.07 7.38
7.81 8.17
8.53 9.28
9.70 10.18
10.67 12.67
13.41 14.14
15.26
2009 2010
2011 2012
Jawa Barat Nasional
Kota Bandung
andung Tahun 2016 II - 23
onstan
d1241
akat. Bila peningkatan ngan wilayah. Indikator
atio, Indeks Williamson akan untuk mengukur
pada kurva Lorenz. yaitu entu dengan distribusi
0 nol pada indeks gini i, maka semakin tidak
pangan pengeluaran bernilai 0 nol artinya
etimpangan sempurna. a seperti berikut Hera
011 naik menjadi 0,28. ga tahun terakhir terus
mpangan pendapatan
8.53 11.13
16.63
2013
Kota Bandung
RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 24
2.1.2.1.5 Indeks Ketimpangan Williamson
Indeks Williamson merupakan indeks untuk mengukur tingkat ketimpangan pembangunan antar wilayah Williamson mengemukakan model Vw indeks tertimbang atau weighted index terhadap jumlah penduduk
dan Vuw tidak tertimbang atau un-weighted index untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita suatu wilayah pada waktu tertentu. Hasil pengukuran dari nilai Indeks Williamson ditunjukkan oleh
angka 0 sampai angka 1 atau 0 VW 1. Jika indeks Williamson semakin mendekati angka 0 maka semakin kecil tingkat ketimpangan wilayah dan jika indeks Wlliamson semakin mendekati angka 1 maka
semakin melebar ketimpangan wilayah.
Pada tahun 2011, diperoleh nilai indeks Williamson Kota Bandung sebesar 0,59. Nilai indeks ini mengalami peningkatan pada tahun 2012, menjadi sebesar 0,60. Nilai indeks Williamson Kota Bandung
selama 2 tahun terakhir cenderung mendekati nilai 1, sehingga bisa disimpulkan bahwa ketimpangan wilayah di Kota Bandung cenderung tinggi. Selain itu, peningkatan nilai indeks Williamson selama 2 tahun
terakhir, mengindikasikan bahwa ketimpangan wilayah di Kota Bandung cenderung meningkat divergen.
2.1.2.1.6 Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kota Bandung pada tahun 2008 mencapai 379.255 jiwa 15.97. Namun di tahun 2012 tingkat kemiskinan mengalami penurunan menjadi sebanyak 360.578 jiwa 9.09. Jumlah
penduduk miskin dan jumlah individu miskin berdasarkan sebaran per kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel II.15 Jumlah Rumah Tangga dan Individu Miskin Kota Bandung Tahun 2011
Nama Kecamatan Jumlah
Rumah Tangga Individu
Bandung Kulon 5.407
21.616 Babakan Ciparay
6.018 24.277
Bojongloa Kaler 6.975
27.577 Bojongloa Kidul
3.702 14.507
Astanaanyar 2.264
8.972 Regol
2.592 9.467
Lengkong 1.342
5.559 Bandung Kidul
2.014 7.812
Buahbatu 2.627
9.879 Rancasari
1.062 4.273
Gedebage 668
2.444 Cibiru
3.030 11.810
Panyileukan 719
2.822 Ujung Berung
3.845 14.196
Cinambo 696
2.695 Arcamanik
1.580 6.354
Antapani 1.090
4.266 Mandalajati
2.427 9.308
Kiaracondong 5.193
18.735 Batununggal
4.469 16.712
Sumur Bandung 780
2.692 Andir
3.799 14.089
Cicendo 2.946
10.985 Bandung Wetan
624 2.198
Cibeunying Kidul 2.844
10.608