Kondisi Topografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kota Bandung

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 3 sampai lebih dari 2000 meter. Sungai Citarum yang berhulu di gunung Wayang, Kabupaten Bandung 1700 m dpl melewati dasar cekungan dan mengalir ke Waduk Saguling dan bermuara di pantai Utara Jawa.Sebagian besar wilayah cekungan Bandung merupakan daerah datar kemiringan 0 – 8 , 21 merupakan daerah landai kemiringan 8 – 15, 20 bergelombang kemiringan lereng 15 - 25 , 12 merupakan daerah curam kemiringan lereng 25 - 40 , dan 5 merupakan daerah sangat curam kemiringan lereng 40 .

2.1.1.1.4 Kondisi Geologi

Keadaan geologis di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada jaman kwarter dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol,sedangkan di bagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Secara geologis Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh Gunung Berapi yang masih aktif dan berada di antara 3tiga daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu i sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, ii sumber gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta iii sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah ini aktif di sepanjang sesar-sesar yang ada, sehingga menimbulkan gempa tektonik yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

2.1.1.1.5 Kondisi Hidrologi

Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cicadas, Sungai Cinambo, Sungai Ciwastra, Sungai Citepus, Sungai Cibedung, Sungai Curug Dog-dog, Sungai Cibaduyut, Sungai Cikahiyangan, Sungai Cibuntu, Sungai Cigondewah, Sungai Cibeureum, dan Sungai Cinanjur. Sungai-sungai tersebut selain dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan, juga oleh sebagian kecil penduduk masih dipergunakan untuk keperluan MCK. Kota Bandung juga termasuk dalam wilayah Daerah Pengaliran Sungai DPS Citarum bagian hulu. Secara Nasional, DPS ini sangat penting karena merupakan pemasok utama waduk Saguling dan Cirata yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, pertanian, dan lainnya. Saat ini kondisi sebagian besar sungai di Kota Bandung telah mengalami pencemaran. Regulasi yang tidak tegas terhadap pengelolahan limbah pabrik menjadi salah satu penyebab tercemarnya sungai yang ada. Selain itu, penurunan kualitas sungai disebabkan oleh pembuangan air kotor oleh warga. Sungai Cikapundung merupakan salah satu sungai penting yang membelah Kota Bandung dan saat ini telah banyak kehilangan fungsi ekologisnya.

2.1.1.1.6 Kondisi Klimatologi

Iklim asal Kota Bandung dipengaruhi oleh pegunungan di sekitarnya, sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan lembab.. Namun beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan suhu, serta musim hujan yang lebih lama dari biasanya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, musim hujan dirasakan lebih lama terjadi di Kota Bandung. Curah Hujan Pada tahun 2013, tingkat curah hujan Kota Bandung bervariasi dari 74 mm sampai dengan 418mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 418 mm, dan curah hujan terendah pada bulan Agustus dengan nilai 74. Kondisi curah hujan rata-rata Kota Bandung dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 4 Tabel II.2 Rata-Rata Curah Hujan Kota Bandung Tahun 2009-2013 Tahun Curah Hujan mm Hari Hujan hari LPM 2013 223,45 20 59 2012 209,23 18 61,5 2011 149,06 17,92 61 2010 322,4 23,8 50 2009 174,8 16,83 61,7 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013 Suhu Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang cukup sejuk. Selama tahun 2013 tercatat suhu tertinggi di Kota Bandung mencapai 30,1 o C yang terjadi pada bulan September. Suhu terendah di Kota Bandung pada tahun 2013 adalah 18,5 o C yaitu pada bulan Agustus. Kondisi temperatur rata-rata Kota Bandung dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel II.3 Temperatur Rata-rata Kota Bandung Tahun 2009-2013 Tahun Temperatur C Rata-rata Maksimum Minimum 2013 23,5 29,0 19,9 2012 23,4 29,3 19,5 2011 23,4 29,2 19,7 2010 23,3 28,4 20,0 2009 23,4 28,9 19,5 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013 Semakin sedikitnya Ruang Terbuka Hijau RTH, serta meningkatnya pencemaran udara karena aktivitas penduduk berkontribusi dalam meningkatkan iklim mikro di Kota Bandung. Aktivitas pencemar yang tergolong besar adalah dari pertumbuhan jumlah kendaraan. Selain pertumbuhan jumlah kendaraan, keberadaan jalan Tol Cipularang turut meningkatkan jumlah kendaraan menuju Kota Bandung yang berimplikasi terhadap kualitas udara dan peningkatan suhu rata-rata di Kota Bandung. Kelembaban Selama tahun 2013, nilai kelembaban tertinggi yang terjadi pada bulan April dan Mei dengan nilai 82. Kelembapan terendah terjadi pada bulan September dengan nilai 70.Kondisi kelembaban rata-rata Kota Bandung dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel II.4 Kelembaban Kota Bandung Tahun 2009-2013 No Tahun Rata-rata 1 2013 77 2 2012 76 3 2011 76 4 2010 84 5 2009 79 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013