REALISASI DANPROYEKSI PENDAPATAN DAERAH 2013-2016
                                                                                RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 27
i. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD;
ii. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBUMN;
iii. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha
masyarakat. d
Lain-lain PAD yang sah, antara lain: i.
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; ii.
Jasa giro; iii.
Pendapatan bunga; iv.
Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah; v.
Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah;
vi. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
vii. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; viii. Pendapatan denda pajak;
ix. Pendapatan denda retribusi;
x. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
xi. Pendapatan dari pengembalian;
xii. Fasilitas sosial dan fasilitas umum; xiii. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan
xiv. Pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
Pemberian sumber PAD bagi daerah ini bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah  untuk  mendanai  pelaksanaan  otonomi  daerah  sesuai  dengan  potensi  daerah  sebagai
perwujudan desentralisasi.
2. Dana Perimbangan Dana  perimbangan  yaitu  dana  yang  bersumber  dari  dana  penerimaan  Anggaran  Pendapatan  dan
Belanja Negara APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana Perimbangan Pendapatan Transfer merupakan penerimaan daerah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana  perimbangan  ini  terdiri  atas:  1  Bagi  Hasil  PajakBagi  Hasil  Bukan  Pajak;  2  Dana  Alokasi
Umum; dan 3 Dana Alokasi Khusus. Dana Perimbangan bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber  pendanaan  antara  Pemerintah  Pusat  dan  Pemerintahan  Daerah,  serta  mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintahan antardaerah.
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi: Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi antara lain meliputi bagi hasil pajak
kendaraan  bermotor,  bea  balik  nama,  pajak  bahan  bakar,  bagi  hasil  air  permukaan,  dan  dana penyesuaian  dari  otonomi  khusus  serta Bantuan  Keuangan  dari  Provinsi,  pada  saat  nanti  ketika
evaluasi gubernur atas rancangan APBD.
Analisis dan perhitungan pendapatan daerah dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar realisasi dan potensi pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk pendanaan pembangunan di Kota Bandung.
Analisis  dan  perhitungan  pendapatan  daerah  dilakukan  dengan  melihat  data: 1 realisasi  pendapatan tahun  2013, 2 realisasi  pendapatan  tahun  2014, 3 penetapan  APBD tahun  2015 dan 4  proyeksi
pendapatan tahun 2016 tahun rencana
Berdasarkan data tahun 2013-2014 terlihat bahwa sumber penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD dan Lain-lain Pendapatan yang Sah mengalami kenaikan, sementara penerimaan yang
berasal dari Dana Perimbangan mengalami penurunan.
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 28
Secara agregat, realisasi pendapatan daerah tahun 2014 Rp. 4,953 Trilyun lebih tinggi dibandingkan dengan  realisasi  tahun  2013 Rp. 4,360 Trilyun.  Adapun untuk kontribusi  per komponen  pendapatan,
secara  umum  masih  didorong  oleh  Dana  Perimbangan  yang  mencapai  Rp. 1,886 Trilyun  38 pada tahun 2014 dan Rp. 1,778 Trilyun 40,80 pada tahun 2013, selanjutnya diikuti komponen Pendapatan
Asli Daerah yang mencapai Rp. 1,715 Trilyun 34,62 pada tahun 2014 danRp. 1,444 Trilyun 33,13 pada tahun 2013, disusul komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah yang mencapai Rp. 1,351 Trilyun
27,27 pada tahun 2014 dan Rp. 1,136 Trilyun 26,07 pada tahun 2013. Berdasarkan data tersebut, dapat  dilihat  bahwa  terjadi  penurunan  kontribusi  Dana  Perimbangan  pada  satu  sisi  dan  diikuti  oleh
kenaikan  kontribusi  PAD  di  sisi  lainnya,  hal  ini  dikarenakan  adanya  perubahan  struktur  dimana  PBB maupun BPHTB yang semula ada pada komponen Dana Perimbangan berubah menjadi komponen Pajak
Daerah.
Pada  tahun  2015,  pendapatan  daerah  ditetapkan  pada  nilai  Rp. 5,533 Trilyun,  dengan  komposisi  Rp. 2,093 Trilyun untuk Pendapatan Asli Daerah, Rp. 1,847 Trilyun untuk Dana Perimbangan, dan Rp. 1,593
Trilyun  untuk  Lain-lain  Pendapatan  yang  Sah. Sementara  itu,  untuk  perhitungan  proyeksi  pendapatan daerah tahun 2016, diperkirakan mencapai angka Rp. 5,680 Trilyun dengan komposisi Rp. 2,334 Trilyun
untuk Pendapatan Asli Daerah, Rp. 1,903 Trilyun untuk Dana Perimbangan, dan Rp. 1,443 Trilyun untuk Lain-lain Pendapatan yang Sah. Proyeksi pendapatan tahun 2016 tersebut telah memperhitungkan tingkat
pertumbuhan masing-masing sumber penerimaan, baik dari pendapatan asli daerah, Dana Perimbangan, maupun Lain-lain Pendapatan yang sah.
TABEL III.11 Realisasi Pendapatan Tahun 2013-2014, Penetapan APBD Tahun 2015,
dan Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016
No Uraian
Jumlah Rp Realisasi
2013 Realisasi
2014 Penetapan APBD
2015 Proyeksi
2016
1 PENDAPATAN
4.360.056.951.085 4.953.463.224.360
5.533.847.743.797 5.680.500.000.000
                