Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 7 yang berbasis lokal. Ketersediaan barang-barang perdagangan selain ditopang oleh pemenuhan dari sektor industri pengolahan, juga ditunjang oleh kondisi pengangkutan barang dari produsen ke pedagang atau konsumen akhir. Jika dirinci menurut subsektor, maka sub sektor perdagangan memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan NTB sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2013 sub sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 88,55 persen, sub sektor hotel memberi kontribusi sebesar 3,10 persen dan sub sektor restoran memberi kontribusi sebesar 8,35 persen. Berdasarkan tren kontibusi sektor perdagangan di atas,hotel dan restoran pada tahun 2016 diproyeksikan akan tetap tumbuh walaupunmengalami perlambatan. Kontribusinya diperkirakan akan tetap berkisar lebih dari 41 persen terhadap PDRB Kota Bandung. Walaupun pemulihan ekonomi global belum membaik dan pertumbuhan ekonomi nasional melambat, tapi tetap optimis kegiatan perdagangan di Kota Bandung akan menunjukkan perkembangan yang lebih positif pada tahun 2016. Sehingga mempunyai multiplier efekkepada sektor-sektor ekonomi lainnya yang dapat meningkatkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB Kota Bandung. Keterkaitan kebelakang backward linkage dari berkembangnya sektor perdagangan adalah permintaan barang-barang komoditi perdagangan dari hasil industri mengalami peningkatan.Sebagai sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap struktur ekonomi Kota Bandung, maka pergerakan sektor perdagangan, hotel dan restoran sedikit saja akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap struktur ekonomi Kota Bandung.

b. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan industri di Kota Bandung hanya mencakup industri pengolahan non minyak dan gas. Pada tahun 2013 nilai tambah bruto NTB atas harga berlaku sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 21,56 persen terhadap PDRB Kota Bandung tahun 2013. Seiring dengan bergesernya struktur perekonomian Kota Bandung dari sektor industri ke sektor jasa, maka kontribusi sektor industri pengolahan dalam pembentukan PDRB Kota Bandung semakin mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Kegiatan indutri pengolahan yang memberi kontribusi paling besar adalah kegiatan tekstil, barang dari kulit dan alas kaki yang memberi kontribusi sebesar 10,75 persen. Oleh karena itu peningkatan atau penurunan sedikit saja dari angka pertumbuhan ekonomi kegiatan ini akan berpengaruh secara signifikan pada angka pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan secara umum. NTB kelompok kegiatan tekstil, barang dari kulit dan alas kaki atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai 14,00 trilyun rupiah. Sementara jika dihitung berdasarkan harga konstan maka NTB kelompok kegiatan tekstil, barang dari kulit dan alas kaki tahun 2013 mencapai 5,07 trilyun rupiah atau mengalami peningkatan sebesar 2,68 persen jika dibandingkan tahun 2012. Berkembangnya industri makanan terkait kegiatan kuliner Kota Bandung pada beberapa tahun belakangan ini juga berpengaruh pada meningkatnya produksi kelompok kegiatan industri makanan. NTB kelompok kegiatan industri makanan pada tahun 2013 senilai 2,37 trilyun rupiah. Jika dihitung berdasarkan harga konstan maka NTB kelompok kegiatan industri makanan mencapai 0,60 trilyun rupiah atau meningkat sebesar 8,51 persen dibandingkan 2012. RKPD Kota Bandung Tahun 2016 III - 8 Tabel III.4 Nilai Tambah Bruto Sub Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku Dirinci Menurut Kelompok Kegiatan di Kota Bandung Tahun 2010-2013 Milyar Rupiah