Kondisi Klimatologi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kota Bandung

RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 4 Tabel II.2 Rata-Rata Curah Hujan Kota Bandung Tahun 2009-2013 Tahun Curah Hujan mm Hari Hujan hari LPM 2013 223,45 20 59 2012 209,23 18 61,5 2011 149,06 17,92 61 2010 322,4 23,8 50 2009 174,8 16,83 61,7 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013 Suhu Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang cukup sejuk. Selama tahun 2013 tercatat suhu tertinggi di Kota Bandung mencapai 30,1 o C yang terjadi pada bulan September. Suhu terendah di Kota Bandung pada tahun 2013 adalah 18,5 o C yaitu pada bulan Agustus. Kondisi temperatur rata-rata Kota Bandung dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel II.3 Temperatur Rata-rata Kota Bandung Tahun 2009-2013 Tahun Temperatur C Rata-rata Maksimum Minimum 2013 23,5 29,0 19,9 2012 23,4 29,3 19,5 2011 23,4 29,2 19,7 2010 23,3 28,4 20,0 2009 23,4 28,9 19,5 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013 Semakin sedikitnya Ruang Terbuka Hijau RTH, serta meningkatnya pencemaran udara karena aktivitas penduduk berkontribusi dalam meningkatkan iklim mikro di Kota Bandung. Aktivitas pencemar yang tergolong besar adalah dari pertumbuhan jumlah kendaraan. Selain pertumbuhan jumlah kendaraan, keberadaan jalan Tol Cipularang turut meningkatkan jumlah kendaraan menuju Kota Bandung yang berimplikasi terhadap kualitas udara dan peningkatan suhu rata-rata di Kota Bandung. Kelembaban Selama tahun 2013, nilai kelembaban tertinggi yang terjadi pada bulan April dan Mei dengan nilai 82. Kelembapan terendah terjadi pada bulan September dengan nilai 70.Kondisi kelembaban rata-rata Kota Bandung dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel II.4 Kelembaban Kota Bandung Tahun 2009-2013 No Tahun Rata-rata 1 2013 77 2 2012 76 3 2011 76 4 2010 84 5 2009 79 Sumber : BPS Kota Bandung, 2013 RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 5

2.1.1.1.7 Penggunaan Lahan a. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kota Bandung terdiri dari: • Kawasan permukiman • Kawasan pertanian • Kawasan perdagangan dan jasa • Kawasan industri • Kawasan perkantoran b. Kawasan Lindung Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung di Kota Bandung terdiri dari: • Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya • Kawasan perlindungan setempat • Kawasan RTH • Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya • Kawasan Eks Industri • Kawasan rawan bencana • Kawasan lindung lainnya. Penggunaan lahan di Kota Bandung didominasi oleh lahan permukiman, yaitu sebesar 43,4 7.316,8 Ha. Persentase tersebut terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan pembangunan Kota Bandung, terutama pertumbuhan perumahan di bagian timur dan utara Kota Bandung. Persentase luas lahan pertanian basah di tahun 2012 tercatat hanya sekitar 11,7 saja. Sedangkan penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa mencapai 4,7 dan penggunaan lahan untuk industri sebesar 3,6 dari total lahan yang ada. Grafik II.1 Penggunaan Tanah Berdasarkan Jenis Penggunaan di Kota Bandung Tahun 2012 Sumber : Badan Pertanahan Kota Bandung Data Basis Pembangunan Kota Bandung 2014 Data 2013 tidak tersedia 43.4

11.7 10.0

9.4 4.7

3.6 17.0

5 10 15 20 25 30 35 40 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 Pemukiman Pertanian lahan basah Jalan Kebun campuran Perdagangan dan jasa Industri Lainnya Luas Lahan Ha Penggunaan Lahan RKPD Kota Bandung Tahun 2016 II - 6

2.1.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri dan pergudangan, wisata buatan, ruang terbuka nonhijau, ruang sektor informal, ruang evakuasi bencana, dan kawasan peruntukan lainnya.

2.1.1.2.1 PengembanganKawasan Perumahan

Pengembangan perumahan diklasifikasikan menjadi perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang dan kepadatan rendah. Perumahan dengan kepadatan tinggi berbentuk rumah susun, flat atau apartemen, direncanakan di Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cicendo, Andir, Bandung Kulon, BojongLoa Kidul, Regol, Babakan Ciparay, BojongLoa Kaler, AstanaAnyar, Lengkong, Sumur Bandung, BuahBatu, Batununggal, Kiara Condong, Antapani, dan Cibeunying Kidul. Perumahan kepadatan sedang rata-rata kavling bangunan direncanakan 150 m 2 , yaitu di Kecamatan Bandung Wetan, Bandung Kidul, Cibeunying Kaler, MandalaJati, Arcamanik, Rancasari, dan Cibiru . Perumahan kepadatan rendah rata-rata kavling bangunan direncanakan 200 m 2 , yaitu di Kecamatan Cidadap, UjungBerung, Gedebage, Cinambo, dan Panyileukan. Kepadatan perumahan yang direncanakan ini untuk rata-rata perwilayah dan kecamatan dengan pengembangan secara horizontal yang disesuaikan dengan ketersediaan ruang untuk pengembangan perumahan. Selain itu, kebijakan pembangunan perumahan secara vertikal diterapkan untuk perencanaan perumahan dikawasan sekitar inti pusat kota, yang saat ini merupakan kawasan sangat padat yang sebagian besar merupakan slumarea daerah kumuh dengan KDB Koefisien Dasar Bangunan yang mendekati 80- 90, sementara nilai lahannya sangat strategis dan bernilai ekonomi tinggi. Pada daerah kumuh ini akan dilakukan urbanrenewal dan revitalisasi sehingga tercapai kualitas lingkungan yang baik, baik dengan cara pendekatan land consolidation konsolidasi lahan maupun land sharing sharing lahan. Urban renewal dan redevelopment direncanakan pada beberapa daerah kumuh antara lain di Kelurahan Tamansari, Andir, Braga, Cigondewah, Cicadas dan Kiara Condong diatas tanah milik pemerintah daerah.

2.1.1.2.2 Pengembangan KawasanPerdagangan dan Jasa

Berdasarkan RTRWKota Bandung Tahun 2011-2031, kawasan jasa meliputi kegiatan berikut ini: a. Jasa keuangan,meliputi bank,asuransi,keuangannon bankdan pasar modal; b. jasa pelayanan,meliputi komunikasi,konsultan dan kontraktor; c. jasa profesi,meliputi pengacara,dokter dan psikolog; d. jasa perdagangan,meliputi ekspor-impor dan perdagangan berjangka;dan e. jasa pariwisata,meliputi agen dan biro perjalanan dan penginapan Kawasan jasa direncanakan untuk dikembangkan sebagai berikut: a. pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan kewilayah BandungTimur; b . pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan di SPK wilayah Bandung Timur, SPK Sadang Serang, dan sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai dengan peruntukannya; dan c. pembatasan konsentrasi perkantoran di wilayah Bandung Barat. Untuk kawasan perdagangan di Kota Bandung terdiri atas pasar tradisional dan pusat perbelanjaan berupa grosir, eceran aglomerasi, dan eceran tunggaltoko. Pengembangan kawasan pasar tradisional akan dilakukan di pusat kegiatan yang akan dijadikan sebagai pusat sekunder. Bentuk pasar ini bisa berupa pasar modern shoppingmall, ataupun pasar tradisional namun dengan penataan dan pengaturan