KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2014 DAN PRAKIRAAN 2016
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 2 Sementara sektor-sektor ekonomi lainnya yang mampu tumbuh pada tahun 2013 adalah Sektor Industri
Pengolahan dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan ini mampu menopang pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, sehingga tidak mengalami
perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terlalu besar. Bahkan secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung dapat dikatakan relatif stabil karena masih berada pada kisaran lebih dari 8 persen. Laju
pertumbuhan Kota Bandung tahun 2013 tersebut berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dan nasional yang juga mengalami perlambatan, yaitu pada tahun 2012 LPE Provinsi Jawa
Barat sebesar 6,28 persen, sementara pada tahun 2013 melambat menjadi 6,06 persen. Sementara laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pun mengalami perlambatan, pada tahun 2012 tumbuh sebesar 6,2
persen, sedang tahun 2013 melambat menjadi 5,7 persen. Namun demikian jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung masih lebih baik jika dibandingkan dengan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Jawa Barat atau Nasional pada tahun 2013.
Walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013, tapi dari sisi kontribusi terhadap pembentukan PDRB Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat
mengalami peningkatan yang cukup signifikan terhadap total PDRB Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Pada tahun 2012 PDRB Kota Bandung menyumbang sebesar 12,75 persen terhadap perekonomian
Provinsi Jawa Barat. Sementara pada tahun 2013 kontribusi Kota Bandung meningkat menjadi 13,16 persen.
Hal yang perlu kita pahami bahwa pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang tidak terlepas dengan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dunia luar, mengingat sistem pembangunan
ekonomi di negara kita bersifat terbuka.Dinamika pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan ekonomi nasional yang belum stabil dan masih berfluktuasi.
Hal tersebut disebabkan oleh krisis ekonomi global yang belum sepenuhnya dapat diatasi, sehingga proses pemulihan ekonomi global secara keseluruhan masih memerlukan waktu.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2013 mengalami perlambatan, tapi secara agregat total PDRB Kota Bandung sebenarnya mengalami
peningkatan. Produk Domestik Regional Bruto PDRB pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai 130,21 TrilyunRupiah, mengalami peningkatan sebesar 17,18 persen jika dibandingkan tahun
2012 yang hanya mencapai 111,12 Trilyun Rupiah.
Sementara untuk membandingkan capaian produktivitas berbagai sektor ekonomi biasanya digunakan indikator PDRB atas harga dasar konstan, dimana melalui indikator ini dapat dilihat laju produktivitas
kinerja secara riil tanpa adanya pengaruh inflasi atau kenaikan harga. Berdasarkan harga konstan tahun 2000 PDRB Kota Bandung pada tahun 2013 mencapai 40,89 Trilyun Rupiah atau meningkat sebesar
8,87 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 37,56 Trilyun Rupiah.
Secara umum ada 9 sektor ekonomi yang membentuk struktur perekonomian suatu wilayahdaerah. Jika dikelompokan berdasarkan proses pengolahan atau produksinya maka 9 sektor ekonomi tersebut dapat
dikategorikan menjadi 3 tiga kelompok sektor sebagai berikut :
1. Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya menggunakan
sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit di dalamnya yaitu Sektor pertanian, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian.
2. Sektor Sekunder yaitu sektor yang mengolah bahan baku baik yang berasal dari sektor primer
maupun dari sektor sekunder sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini mencakup Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dan Sektor
Konstruksi.
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 3
3.
Sektor Tersier atau Sektor Jasa, yaitu sektor-sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa-Jasa.
Pada tahun 2010 sampai dengan 2013 kelompok tersier merupakan kelompok sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota Bandung. Struktur perekonomian Kota Bandung sudah sejak
awal tahun 2000-an menunjukan bahwa Kota Bandung merupakan Kota Jasa. Hal ini terlihat dari dominasi sektor tersier dalam menopang pertumbuhan PDRB Kota Bandung.
Tabel III.1 PDRB Kota Bandung Menurut Kelompok Sektor Tahun 2010 – 2013 Milyar Rupiah
Sumber : BPS Kota Bandung Tahun 2014 Angka Sementara
Angka Sangat Sementara
Seperti pada umumnya daerah perkotaan, Kota Bandung tidak memiliki potensi sumber daya alam yang besar pada sektor pertanian maupun pertambangan Sektor Primer. Pada tahun 2000 sektor primer
memberi kontribusi terhadap total PDRB Kota Bandung sebesar 0,51 persen. Kontribusinya cenderung semakin menurun, hingga pada tahun 2013 hanya memberi kontribusi sebesar 0,20 persen terhadap total
PDRB Kota Bandung atau mencapai 255,65 Milyar Rupiah.
Sektor sekunder pada tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 28,70 persen terhadap total PDRB Kota Bandung atau sebesar 37,37 Trilyun Rupiah. Seperti halnya dengan sektor primer maka kontribusi
sektor sekunder pun menunjukan kecenderungan menurun, pada tahun 2010 memberi kontribusi sebesar 31,35 persen menjadi 28,70 persen pada tahun 2013 terhadap total PDRB Kota Bandung.
Sementara sektor tersier sebagai sektor yang memberi kontribusi terbesar terhadap total PDRB Kota Bandung menunjukan kecenderungan kontribusi yang semakin meningkat sejak tahun 2010. Pada tahun
2010 sektor tersier memberi kontribusi sebesar 68,45 persen atau sebesar 56,13 Trilyun Rupiah, meningkat pada tahun 2013 menjadi 71,11 persen atau sebesar 92,59 Trilyun Rupiah terhadap Total
PDRB Kota Bandung.
Berdasarkan prediksi Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia padatahun 2014 berkisar antara 5,1 – 5, 3 persen. Sementara pada tahun 2015pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,2– 5,6
persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut lebih lambat dibanding dengan tahun 2013 yang mencapai lebih dari 6 persen.
Kelompok Sektor 2010
2011 2012
2013
[1] [2]
[3] [4]
[5] Sektor Primer
161,74 192,74
229,01 255,65
Sektor Sekunder 25.709,92
29.108,99 33.071,83
37.366,79 Sektor Tersier
56.130,51 66.311,13
77.820,71 92.587,20
PDRB ADH Berlaku 82.002,18
95.612,86 111.121,55
130.209,65
Sektor Primer 63,34
67,07 71,18
72,97 Sektor Sekunder
10.421,65 10.991,84
11.587,00 12.279,38
Sektor Tersier 21.212,29
23.404,72 25.900,14
28.537,66
PDRB ADH Konstan 2000 31.697,28
34.463,63 37.558,32
40.890,01
RKPD Kota Bandung Tahun 2016
III - 4
Melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan investasi dan ekspor. Selain itu Bank Dunia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh
melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, yang berakibat pada melemahnya harga sejumlah komoditas Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada semakin mengecilnya peluang-peluang baru. Namun,
estimasi pertumbuhan yang mengecil tersebut dapat berbalik arah jika investasi yang terjadi tahun depan melampaui ekspektasi.
Sementara Asia Development Bank ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 berkisar pada 5,1 persen. Sementara pada tahun 2015 ADB memperkirakan ekonomi Indonesia
akan tumbuh sebesar 5,6 persen. Pada tahun 2014 terjadi perlambatan karena adanya perlambatan penyerapan anggaran belanja pemerintah Indonesia. Sementara pada tahun 2015 terjadi perlambatan
karena perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas yang mempengaruhi ekspor.
Secara umum hal tersebut menjadi dasar acuan untuk memprediksikan laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2014 dan 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan.Karena bagaimanapun
kondisi ekonomi Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan nasional. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia akan berimbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi
nasional dan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Pada akhirnya akan berdampak pula pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2014 dan 2015. Gejala melambatnya pertumbuhan
ekonomi Kota Bandung sudah mulai tampak, didukung dengan data LPE Kota Bandung Tahun 2013 sebesar 8,87 persen, lebih lambat pertumbuhan ekonominya jika dibandingkan tahun 2012 yang
mencapai 8,98 persen. Namun demikian diperkirakan perlambatan ekonomi Kota Bandung tersebut tidak terlalu drastis dan diharapkan pertumbuhan ekonominya masih tetap pada kisaran lebih dari 8 persen.