92 menunjukan ketergabungan berpengaruh negatif terhadap kualitas dan konsisten di
kedua kelompok desa.
6.1.9. Frekuensi Pemupukan
Tabulasi faktor pemupukan dan kualitas karet dilakukan dengan membagi petani di kedua kelompok menjadi dua kelas yaitu kelas petani yang memupuk
karetnya kurang dari dua kali dan kelas petani yang memupuk karetnya lebih dari atau sama dengan dua kali. Alasan digunakannya pemupukan dua kali sebagai
pembatas karena frekuensi pemupukan yang disarankan dalam petunjuk pemeliharaan karet yang ideal adalah dua kali. Kualitas masing-masing kelas kemudian
diperbandingkan. Tabel 34 menunjukkan perbandingan kualitas antara kelompok petani yang memupuk karetnya kurang dari dua kali dan petani yang memupuk
karetnya lebih dari atau sama dengan dua kali. Pada Tabel 34 terlihat bahwa frekuensi pemupukan memiliki hubungan terhadap kualitas yang tidak konsisten di kedua
kelompok desa.
Tabel 35.
Perbandingan Kualitas Karet Petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 Berdasarkan Frekuensi Pemupukan
No Frekuensi pemupukan
Kualitas 1
Desa non program
Kurang dari dua kali 6,60
Lebih dari atau sama dengan dua kali 7,16
2
Desa program
Kurang dari dua kali 6,29
Lebih dari atau sama dengan dua kali 6,00
6.1.10. Zat Koagulan yang Digunakan
Dalam analisis faktor pemakaian zat koagulan, hanya digunakan responden dari kelompok desa non program pengembangan karet dengan alasan di desa program
pengembangan karet tidak terdapat petani responden yang memroduksi koagulump dengan menggunakan tawas sebagai koagulannya. Faktor zat koagulan merupakan
93 faktor yang termasuk alat dan bahan yang digunakan dalam penyadapan. Dari
beberapa faktor yang diduga termasuk dalam faktor yang memengaruhi hanya koagulan yang mampu diindentifikasi sebagai faktor karena peralatan lain relatif
sama untuk seluruh petani responden sehingga sulit melihat pengaruh faktor terhadap kualitas.
Tabel 36. Perbandingan Kualitas Karet Petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 Berdasarkan Penggunaan Koagulan
No Zat Koagulan
Kualitas 1
Pupuk TSP 7,14
2 Tawas
6,79 Tabel 34 menunjukkan perbandingan kualitas antara kelompok petani
pengguna pupuk TSP sebagai koagulan dan kelompok petani pengguna tawas sebagai koagulan. Pada Tabel 34 terlihat bahwa petani pengguna pupuk TSP memiliki
kualitas karet yang lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas karet petani penggunan
tawas sebagai koagulan. 6.2. Analisis Domain Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Karet
Perkebunan Rakyat
Dalam penelitian ini, analisis domain dimulai dengan pengelompokan faktor menjadi domain-domain besar. Terdapat tiga kelompok faktor atau domain yaitu
kelompok atau domain faktor yang memiliki pengaruh positif terhadap kualitas, domain faktor yang memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas dan domain faktor
yang tidak konsisten pengaruhnya terhadap kualitas. Pola hubungan antara kelompok domain yang memengaruhi kualitas dapat dilihat pada Tabel 37.
6.2.1. Domain Faktor Berpengaruh Positif