93 faktor yang termasuk alat dan bahan yang digunakan dalam penyadapan. Dari
beberapa faktor yang diduga termasuk dalam faktor yang memengaruhi hanya koagulan yang mampu diindentifikasi sebagai faktor karena peralatan lain relatif
sama untuk seluruh petani responden sehingga sulit melihat pengaruh faktor terhadap kualitas.
Tabel 36. Perbandingan Kualitas Karet Petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 Berdasarkan Penggunaan Koagulan
No Zat Koagulan
Kualitas 1
Pupuk TSP 7,14
2 Tawas
6,79 Tabel 34 menunjukkan perbandingan kualitas antara kelompok petani
pengguna pupuk TSP sebagai koagulan dan kelompok petani pengguna tawas sebagai koagulan. Pada Tabel 34 terlihat bahwa petani pengguna pupuk TSP memiliki
kualitas karet yang lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas karet petani penggunan
tawas sebagai koagulan. 6.2. Analisis Domain Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas Karet
Perkebunan Rakyat
Dalam penelitian ini, analisis domain dimulai dengan pengelompokan faktor menjadi domain-domain besar. Terdapat tiga kelompok faktor atau domain yaitu
kelompok atau domain faktor yang memiliki pengaruh positif terhadap kualitas, domain faktor yang memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas dan domain faktor
yang tidak konsisten pengaruhnya terhadap kualitas. Pola hubungan antara kelompok domain yang memengaruhi kualitas dapat dilihat pada Tabel 37.
6.2.1. Domain Faktor Berpengaruh Positif
Domain yang berpengaruh positif memiliki dua macam hubungan semantik hubungan makna yaitu sebab akibat hubungan langsung dan alasanraisonal
hubungan tidak langsung. Hubungan sebab akibat atau hubungan langsung memberikan arti bahwa apabila faktor misal x ada atau x dilakukan akan
94 memengaruhi kualitas karet secara langsung. Apabila hubungan tersebut positif, maka
bila x ada atau dilakukan maka kualitas karet yang diukur menurut persepsi petani akan menjadi lebih baik daripada x tidak ada atau tidak dilakukan. Sedangkan
hubungan tidak langsung bermakna bahwa faktor x tidak langsung memengaruhi kualitas, namun faktor x menjadi pendorong bagi petani untuk melakukan atau tidak
melakukan aktivitas yang dapat memengaruhi kualitas. Faktor yang memberikan pengaruh langsung atau berhubungan sebab akibat
dan bersifat positif adalah penggunaan pupuk TSP sebagai koagulan. Petani yang menggunakan pupuk TSP sebagai koagulan memiliki kualitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan petani yang menggunakan koagulan selain pupuk TSP yaitu tawas. Jika menggunakan pendapat Spradlley yang dikutip oleh Bungin 2003
mengenai hubungan semantik, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan pupuk TSP sebagai koagulan menjadi sebab kualitas bahan olah karet di Kecamatan Tulang
Bawang Tengah menjadi lebih baik dibanding koagulan lain yang digunakan petani karet. Jika digunakan koagulan lain tawas sebagai faktornya maka dapat dinyatakan
bahwa penggunaan tawas menjadi sebab lebih rendahnya kualitas bahan olah karet. Faktor pengaruh positif yang secara tidak langsung memengaruhi kualitas
adalah jumlah anggota keluarga, keanggotaan dalam kelompok tani, serta pertisipasi dan pembicaraan karet di dalam kegiatan sosial. Bentuk hubungan semantik ketiga
faktor diatas adalah alasan atau rasional. Terdapat sedikit perbedaan hubungan semantik antara ketiga faktor dan
kualitas karet. Jumlah anggota keluarga yang lebih banyak akan memberikan kemampuan lebih bagi petani untuk melakukan upaya peningkatan kualitas terutama
kegiatan yang membutuhkan tambahan tenaga kerja seperti pembersihan mangkuk sebelum menyadap dan pembersihan ember secara periodik. Sehingga jumlah
anggota keluarga menjadi alasan dilakukannya upaya peningkatan kualitas. Faktor keanggotaan kelompok tani dan partisipasi dalam kegiatan sosial akan menjadi sarana
bertukar informasi tentang perkaretan termasuk persoalan kualitas. Didapatkannya informasi kualitas, dapat menjadi pendorong bagi petani untuk melakukan upaya
peningkatan kualitas sehingga kualitas karet petani anggota kelompok tani dan
95 partisipan kegiatan sosial lebih baik dibanding selainnya. Karena itu, ketiga faktor
tersebut menjadi alasan bagi petani untuk melakukan upaya peningkatan kualitas karet yang diproduksinya.
6.2.2. Domain Faktor Berpengaruh Negatif