Pendidikan Karakteristik Sosial Ekonomi Petani 1. Usia

57 Petani responden di desa program pengembangan karet Tirta Kencana memiliki rata-rata usia 53,25 tahun dengan rentang usia 35 hingga 72 tahun. Komposisi usia petani responden di desa program terdiri dari dewasa awal 12,50 persen, dewasa madya 46,88 persen dan dewasa lanjut 40,62 persen. Sedangkan petani responden di desa program pengembangan karet memiliki rata-rata usia 50,62 tahun dengan rentang usia 28 hingga 76 tahun dengan komposisi dewasa awal 15,62 persen, dewasa madya 62,50 persen dan dewasa lanjut 21,88 persen. Sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Sebaran Responden Penelitian di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Tahun 2009 Berdasarkan Usia No Kelompok Usia Desa program orang Desa Non- Program orang Total orang 1 Dewasa Awal 20-40 tahun 4 5 9 2 Dewasa Madya 40-60 tahun 15 20 35 3 Dewasa Lanjut diatas 60 tahun 13 7 20 Jumlah 32 32 64 Dilihat dari jumlah petani tua di masing-masing desa, maka upaya-upaya peningkatan kualitas akan lebih dominan di lakukan petani di desa non program pengembangan karet daripada di desa program pengembangan karet, karena jumlah petani tua di desa program lebih banyak dari pada jumlah petani tua di desa non program. Keadaan ini memberikan konsekuensi kualitas karet yang diproduksi petani di desa program pengembangangan karet akan lebih buruk dibandingkan dengan kualitas karet di desa non program pengembangan karet.

5.2.2. Pendidikan

Petani responden rata-rata mengikuti pendidikan formal selama 6,625 tahun dengan rentang nilai 0 hingga 16 tahun. Petani di desa program rata-rata mengikuti pendidikan formal selama 5,375 tahun dan petani non program 7,875 tahun. Sebaran petani berdasarkan pendidikan formalnya dapat dilihat pada Tabel 9. 58 Tabel 9. Sebaran Responden Penelitian di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Tahun 2009 Berdasarkan Pendidikan Formal Data pada Tabel 15 menyatakan bahwa 95,31 persen dari keseluruhan petani responden dapat membaca 7 . Hanya 4,69 persen yang tidak mengikuti pendidikan formal. Lebih daripada itu, 21,88 persen petani pernah mengikuti pendidikan dasar meskipun tidak menamatkan pendidikan dasar, 43,75 persen telah menamatkan pendidikan dasar, dan sisanya menamatkan SMP, SMA dan sampai sarjana masing- masing 10,94 persen, 17,19 persen dan 1,56 persen satu oorang. Berdasarkan rata- rata pendidikan secara keseluruhan yakni 6,625 tahun, berarti sebnagian besar petani karet di Kecamatan Tulang Bawang Tengah telah menyelesaikan pendidikan dasar SD dan dapat membaca. Hal ini memberikan pengertian bahwa petani karet mampu untuk melakukan upaya peningkatan kualitas dan adopsi teknologi peningkatan kualitas karet dengan relatif mudah. Perbandingan antara desa program pengembangan karet dan desa non program pengembangan karet menunjukkan bahwa keseluruhan 100 persen petani desa non program pernah menjalani pendidikan dasar, sedangkan di desa program 7 Dengan Asumsi bahwa petani dapat membaca jika pernah mengikuti pendidikan formal, sehingga yang tidak mengikuti pendidikan formal sama sekali tidak dapat membaca. No Pendidikan Desa Program Orang Desa Non- Program Orang Total orang 1 Tidak Sekolah 3 3 2 Tidak Lulus SD 6 tahun 5 9 14 3 SD 6 tahun 21 7 28 4 Tidak Lulus SMP 5 SMP 9 Tahun 2 5 7 6 Tidak Lulus SMA 7 SMA atau sederajat 1 10 11 8 Sarjana 1 1 Jumlah 32 32 64 59 terdapat 9,38 persen petani yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal. Rata-rata lamanya pendidikan yang diikuti oleh petani responden menunjukkan bahwa petani di desa non program menyelesaikan pendidikan dasar dengan rata-rata 7,875 tahun. Sedangkan petani responden desa program pengembangan karet memiliki rata-rata lamanya pendidikan lebih rendah dari itu, yakni sebesar 5,375 tahun yang berarti tidak menamatkan pendidikan dasar. Hal ini memberikan dampak bahwa petani di desa non-program pengembangan karet lebih banyak melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas karet dan lebih mudah menerima teknologi peningkatan kualitas dibandingkan petani di desa program pengembangan karet meski keduanya tetap mampu melakukan dan menerima upaya-upaya peningkatan kualitas karet rakyat.

5.2.3. Jumlah Anggota Keluarga