Penyiangan Penyakit Perawatan Tanaman Menghasilkan TM 1. Pemupukan

73 Dosis yang digunakan petani karet diperhitungkan berdasarkan perkiraan pribadi tanpa referensi buku atau petunjuk PPL. Dosis disesuaikan dengan fungsi pupuk terhadap tanaman menurut dugaan petani. Urea bermanfaat bagi daun sehingga dosis urea selalu lebih banyak daripada pupuk yang lain, agar tanaman subur, daun hijau, dan getah melimpah. Namun, jika pupuk urea terlalu banyak menyebabkan getah encer kadar air tinggi. KCl berfungsi memperkuat batang, namun jika terlalu banyak kulit menjadi keras dan sulit disadap. TSP berfungsi menambah kadar karet getah lebih kental, namun terlalu banyak TSP getah menjadi terlalu kental sehingga karet cepat membeku di bidang sadap. Namun karena harga TSP dan KCl relatif tidak terjangkau, maka sebagaian petani menggantinya dengan NPK. Sebagian besar petani memupuk dengan metode tabur, bukan metode gali. Pupuk langsung ditabur dibawah pohon karet tanpa terlebih dahulu membuat saluran. Alasan digunakannya metode tabur adalah menghemat tenaga kerja. Padahal metode yang benar adalah metode gali manual circle atau chemical strip weeding. Manual circle digunakan dengan cara membuat saluran melingkar pohon dengan jarak 50 sampai 120 cm dari pohon, kemudian pupuk ditaburkan ke dalam saluran, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Chemical strip weeding dilakukan dengan membuat saluran sejajar dengan barisan batang karet dengan jarak 1 sampai 1,5 meter , kemudian pupuk ditabur dan ditutup kembali.

5.3.3.2. Penyiangan

Petani karet semuanya melakukan penyiangan baik secara periodik maupun kadang-kadang. Penyiangan tidak sering dilakukan karena lahan karet tertutup oleh dedaunan pohon, sehingga cahaya matahari relatif sedikit dan rumput tidak tumbuh dengan subur. Petani yang merutinkan penyiangan umumnya melakukan penyiangan sebelum kegiatan pemupukan. Sedangkan petani yang tidak merutinkan, melakukan penyiangan sambil melakukan aktivitas lain misalnya sambil menunggu getah menetes, atau memungut koagulump. Penyiangan dengan herbisida tidak disukai oleh petani. Menurut mereka, herbisida dapat membunuh atau membuat kering akar 74 serabut pohon karet yang muncul ke permukaan. Matinya akar serabut membuat produksi getah menurun.

5.3.3.3. Penyakit

Penyakit yang sering muncul di perkebunan karet daerah penelitian adalah mati kulit yang disebabkan jamur upas dan kanker bercak, serta penyakit akar putih. Penyakit jamur upas dan kanker bercak muncul bisa karena kesalahan dalam aktifitas penyadapan. Menurut pengetahuan petani, penyadapan pada kondisi batang basah setelah hujan dapat meyebabkan hal ini. Tanaman yang terkena penyakit mati kulit tidak dapat memroduksi getah karet lateks. Petani merawat dengan menyehatkan tanaman dengan cara pemupukan dan berbagai obat yang didengarnya. Petani responden belum mengetahui obat yang tepat untuk penyakit mati kulit. Penyakit akar putih muncul karena tanah yang ditanami pernah terserang penyakit ini. Petani mengobati dan mencegah penularan penyakit akar putih dengan manaburkan belerang di sekitar tanaman yang terserang penyakit. Selain penyakit, yang dikhawatirkan oleh petani adalah bencana kebakaran kebun. Untuk mencegah risiko kebakaran, petani melakukan penyapuan daun kering. Penyapuan daun kering dilakukan setahun sekali. Penyapuan dilakukan pada saat musim kemarau dengan tujuan mencegah kebakaran kebun. Daun karet kering mudah sekali terbakar. Penyapuan digunakan untuk memberi jarak antara kumpulan daun dan batang karet, sehingga misalkan terjadi kebakaran tidak membakar batang karet.

5.3.4. Penyadapan