90
6.1.6.  Ketergabungan dengan Kelompok Tani
Dalam analisis faktor ketergabungan dengan kelompok tani, hanya digunakan responden  dari  kelompok  desa  non  program  pengembangan  karet  dengan  alasan  di
desa  program  pengembangan  karet,  hanya  tiga  orang  responden  yang  bergabung dengan kelompok tani. Hal ini langsung memberi gambaran bahwa kelompok tani di
desa program tidak berjalan dengan baik bahkan tidak ada aktivitas. Tabulasi kualitas karet  yang  diproduksi  petani  responden  berdasarkan  ketergabungannya  dengan
kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 menunjukkan bahwa penai yang bergabung  dengan  kelompok  tani  memiliki  kualitas  karet  yang  lebih  baik
dibandingkan petani yang tidak bergabung.
Tabel  32. Kualitas Karet  yang  Diproduksi Petani Responden di Kecamatan Tulang
Bawang  Tengah  Tahun  2009  Berdasarkan  Ketergabungannya  dengan Kelompok Tani
No Status Ketergabungan dengan Kelompok Tani
Kualitas 1
Bergabung 7,53
2 Tidak bergabung
6,37
6.1.7.  Partisipasi  Sosial  Pengajian  dan  Pembicaraan  tentang  Karet  di Dalamnya
Tabulasi  faktor  ketergabungan  atau  partisipasi  petani  dalam  kegiatan  sosial dan kualitas karet dilakukan dengan membagi petani di kedua kelompok menjadi dua
kelas yaitu kelas petani yang bergabung atau berpartisipasi dalam suatu kegiaan sosial dan  kelas  petani  yang  tidak  bergabung  atau  berpartisipasi  dalam  kegiatan  sosial.
Kemudian kualitas masing-masing kelas diperbandingkan. Tabel  33  menunjukkan  perbandingan  kualitas  antara  kelompok  petani  yang
berpartisipasi  dalam  kegiatan  sosial  dan  kelompok  petani  yang  tidak  berpartisipasi dalam  kegiatan  sosial.  Baik  di  desa  program  atau  non  program,  petani  yang
bergabung dalam kegiatan sosial memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada petani yang  tidak  bergabung  dalam  kegiatan  sosial.  Hal  ini  menunjukan  ketergabungan
berpengaruh positif terhadap kualitas dan konsisten di kedua kelompok desa.
91
Tabel 33. Perbandingan Kualitas Karet Petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 Berdasarkan Ketergabungannya dengan Kegiatan Sosial
No Pertisipasi dalam Kegiatan Sosial
Kualitas 1
Desa Program
Tergabung dan membicarakan 6,19
Tidak tergabung atau tidak membicarakan 6,07
2 Desa Non Program
Tergabung dan membicarakan 7,15
Tidak tergabung atau tidak membicarakan 6,80
6.1.8.  Luas Lahan Karet
Tabulasi  faktor  luas  lahan  perkebunan  karet  dan  kualitas  karet  dilakukan dengan membagi petani di kedua kelompok menjadi dua kelas yaitu kelas petani yang
memiliki  luas  lahan  kurang  dari  1,4  ha  dan  kelas  petani  yang  memiliki  luas  lahan lebih dari 1,4 ha.  Kemudian kualitas masing-masing kelas diperbandingkan.
Tabel 34. Perbandingan Kualitas Karet Petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 Berdasarkan Luas Perkebunan Karet yang Dimiliki
No Luas lahan
Kualitas 1
Desa non program
Kurang dari 1,4 ha 7,06
Lebih dari 1,4 hektar 6,91
2 Desa program
Kurang dari 1,4 ha 6,14
Lebih dari 1,4 hektar 6,11
Tabel  34  menunjukkan  perbandingan  kualitas  antara  kelompok  petani  yang berlahan  relaif  lebih  luas  lebih  dari  1,4  ha  dan  kelompok  petani  yang  berlahan
relatif  lebih  sempit  kurang  dari  1,4  ha.  Baik  di  desa  program  atau  non  program, petani yang kelompok petani yang berlahan relaif lebih sempit memiliki kualitas yang
lebih  tinggi  daripada  petani  yang  tidak  bergabung  dalam  kegiatan  sosial.  Hal  ini
92 menunjukan  ketergabungan  berpengaruh  negatif  terhadap  kualitas  dan  konsisten  di
kedua kelompok desa.
6.1.9.  Frekuensi Pemupukan