114 Hasil analisis perbandingan menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga,
partisipasi dalam kegiatan sosial, dan keanggotaan kelompok tani benar-benar berpengaruh positif. Pengaruh positif ini terlihat pada kedua analisis. Hal ini
memberikan indikasi bahwa pemanfaatan institusi sosial dan kelompok tani dalam penyebaran informasi kualitas akan efektif mengingat positifnya pengaruh variabel
tersebut. Penghasilan rumah tangga, luas lahan dan penggunaan pupuk TSP sebagai
koagulan tidak signifikan di dalam model. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas karet dapat ditingkatkan oleh semua petani baik yang berpenghasilan tinggi atau
rendah, maupun petani yang berlahan sempit atau luas. Dari analisis faktor diatas, dapat diketahui bahwa jumlah anggota keluarga,
partisipasi dalam kegiatan sosial dan keanggotaan petani dalam kelompok tani memiliki pengaruh yang positf dan signifikan terhadap kualitas karet secara kualitatif
dan kuantitatif. Lamanya pendidikan formal yang dijalani petani memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas karet secara kualitatif dan kuantitatif.
6.6. Upaya-Upaya Peningkatan Kualitas Karet Rakyat
Dalam intepretasi koefisien dan pembahasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kualitas karet perkebunan rakyat telah banyak disinggung mengenai
upaya peningkatan kualitas. Data empiris menunjukkan bahwa sebagian petani responden telah melakukan beberapa aktivitas yang termasuk dalam upaya
peningkatan kualitas. jenis upaya dan jumlah Petani yang Melakukannya di masing- masing kelompok desa dapat dilihat pada Tabel 40.
Tabel 40 menyatakan bahwa mayoritas petani melakukan aktivitas yang termasuk ke dalam upaya peningkatan kualitas. Aktivitas tersebut antara lain
membersihkan bak penampung sebanyak 57,81 persen responden, menjaga koagulump dari kotoran 57,81 persen petani. Namun, hanya sebagian kecil petani
yang menggunakan penyadap terlatih 32,81 persen, membersihkan mangkuk penampung lateks sebelum menyadap 28,12 persen, memisahkan jenis-jenis
koagulump 9,38 persen, bahkan tidak ada petani responden yang menggunakan
115 asam semut sebagai pembeku, padahal asam semut merupakan pembeku karet
terbaik. Tabel 40.
Upaya-Upaya Peningkatan Beserta Jumlah Petani yang Melakukannya No
Upaya PeningkatanKualitas Desa non program
orang Desa program
orang 1
Pembersihan mangkuk setiap menyadap
9 9
2 Membersihkan ember penampung
secara periodik 19
18 3
Penggunaan penyadap terlatih
9 12
4 Menjaga getah dari kotoran berupa
tatal, daun dan ranting 19
18 5
Pemisahan jenis produksi 3
3 6
Penggunaan asam semut
6.7. Analisis Anggaran Parsial Upaya Peningkatan Kualitas Karet
Analisis anggaran parsial upaya peningkatan kualitas karet perkebunan rakyat dilakukan dengan lima tahap yaitu:
a Mengidentifikasi dan menghitung jenis serta besarnya pengurangan biaya dengan
adanya upaya peningkatan kualitas karet. b
Mengidentifikasi dan menghitung jenis serta besarnya tambahan pendapatan dengan adanya upaya peningkatan kualitas karet.
c Mengidentifikasi dan menghitung jenis serta besarnya tambahan biaya akibat
upaya peningkatan kualitas karet untuk masing-masing kelompok desa program dan non program.
d Mengidentifikasi dan menghitung jenis serta besarnya pengurangan pendapatan
akibat upaya peningkatan kualitas karet untukdesa program dan non program. e
Menghitung tambahan keuntungan dengan adanya peningkatan kualitas karet dengan mengurangkan keuntungan dengan kerugian.
Dalam penelitian ini, upaya peningkatan kualitas yang digunakan dalam analisis pendapatan usahatani adalah penggunaan asam semut asam format sebagai
koagulan tanpa penambahan koagulan aditif. Alasan dipilihnya upaya ini dalam
116 analisis pendapatan adalah penggunaan asam semut merupakan upaya peningkatan
kualitas yang mengeluarkan biaya tunai sehingga bagi petani, upaya ini menjadi pertimbangan utama atau lebih membutuhkan pertimbangan yang matang untuk
diadopsi. Alasan lainnya adalah, penggunaan asam semut merupakan upaya peningkatan kualitas yang sedang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang Barat pada bulan Juli tahun 2009 ini. Pemerintah kabupaten mulai mengumpulkan petani karet dan memberikan saran kepada petani agar menggunakan
asam semut sebagai koagulan.
6.7 .1. Penurunan Biaya Koagulan Akibat Peningkatan Kualitas