83 petani yang mengaku terdapat tatal, ranting atau daun di dalam koagulump yang
dihasilkanya, bahkan tiga di antaranya 4,76 persen mengaku sengaja memasukan tatal ke dalam lateks sebelum dilakukan pembekuan.
5.4. Perbandingan Kualitas Karet
Tabel 26 menunjukkan kualitas karet rata-rata yang diproduksi petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Dalam perhitungan kualitas karet yang
diproduksi petani hanya mengikutkan 63 responden dari 64 responden karena 63 responden tersebut memroduksi dalam bentuk koagulump. Sedangkan satu responden
memroduksi karet dalam bentuk lateks getah.
Tabel 26. Perbandingan Kualitas Karet Desa program dan Non Program
Kelompok Responden Kualitas
Harga Rata-Rata Rp Desa Program
6,13 2.950
Desa Non Program 6,98
3.233,33
Berbeda nyata secara statistik hingga tingkat kepercayaan sebesar 95 Harga rata-rata dari petani yang menyadap karetnya setiap hari dan menjualnya dua hari sekali
Kualitas karet yang diproduksi petani di desa non program lebih tinggi dibanding kualitas karet di desa program dengan perbedaan yang signifikan secara
statistik. Penyebab dan faktor yang memengaruhi kualitas karet di kedua kelompok desa dianalisis dalam pembahasan faktor-faktor yang memengaruhi kulitas karet
rakyat.
84
VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KUALITAS KARET PERKEBUNAN RAKYAT
Analisis faktor-faktor yang memengaruhi kualitas karet perkebunan rakyat dilakukan dengan dua alat analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah tabulasi faktor yang diduga memengaruhi kualitas karet. Tabulasi faktor langsung dihubungkan
dengan kualitas untuk melihat pengaruh faktor tersebut. Setelah ditabulasi, faktor- faktor dikelompokan berdasarkan pengaruhnya terhadap kualitas. Faktor-faktor yang
memiliki arah pengaruh yang sama dikelompokan menjadi satu domain. Akan terdapat tiga domain utama yaitu domain pengaruh positif di kedua kelompok desa,
domain pengaruh negatif di kedua kelompok desa, dan domain faktor yang tidak konsisten di kedua kelompok desa yakni di kelompok desa program berpengaruh
positif, sedangkan di kelompok desa non program negatif, atau sebaliknya. Tahap ketiga adalah analisis taksonomik. Dari ketiga domain yang telah
ditetapkan pada tahap kedua, dipilih domain superior yakni domain yang memiliki pengaruh yang sama arahnya di kedua kelompok desa penelitian. Analisis
taksonomik akan dilakukan terhadap domain yang superior karena dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas karet.
Metode kuantitatif yang digunakan adalah model regresi logistik biner. Metode ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap
kualitas secara statistik. Metode ini dilakukan melalui enam tahap yaitu transformasi kualitas, pendugaan faktor, pendugaan model, pendugaan koefisien regresi, uji
signifikansi model dan koefisien serta intepretasi koefisien.
6.1. Tabulasi Faktor