76 batang yang sesuai untuk disadap sebelum mencapai umur lima tahun sebaik apapun
perawatannya. Dengan pengetahuan tersebut, petani menilai kondisi perawatan karetnya. Jika petani merasa perawatannya baik maka akan disadap lima tahun, jika
kurang baik enam atau tujuh tahun. Alasan kebutuhanpun terkadang turut menjadi alasan penyadapan. Ketika kebutuhan telah mendesak, umur dimulainya penyadapan
dipercepat, namun tidak jauh dari usia lima tahun. Setelah batang pohon dinyatakan layak sadap, batang kemudian disadap.
Karena batang masih kecil dan usia tnam karet masih muda, mayoritas petani responden 95,31 persen masih menggunakan jenis penyadapan bawah dalam
menyadap karetnya. Hanya tiga responden 4,69 persen yang telah menggunakan jenis sadap bebas. Penyadapan bebas dilakuakan karena tanaman telah dewasa dan
menjelen tidak produktif mendekati usia 25 tahun. Penyadapan bebas terdapat di desa program pengembangan karet.
5.3.4.2. Penyadap
Mayoritas petani 56,25 melakukan penyadapan sendiri terhadap kebun karetnya. Sedangkan 43,75 persen mempekerjakan orang lain dalam penyadapan
kebun karetnya Tabel 20, penyadapan dilakukan oleh anggota keluarga yang lain atau tenaga kerja luar keluarga. Petani yang melakukan penyadapan sendiri lebih
memungkinkan untuk mengetahui kondisi perkebunan dengan baik dan menyeluruh, sehingga pengelolaan dapat dilakukan dengan lebih baik.
Tabel 20. Kondisi Tenaga Kerja Penyadap di Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Tahun 2009 No
Penyadap Jumlah Responden
Persentase 1
Petani Sendiri 36
56,25 2
Pekerja Upahan 28
42,75 3
Terlatih 21
32,81 4
Tidak terlatih 43
67,19 Sebagian besar penyadap baik petani sendiri atau tenga kerjanya 67,19
persen merupakan penyadap yang tidak pernah mendapatkan pelatihan penyadapan
77 secara khusus. Keterampilan menyadap mereka hanya diperoleh dengan belajar
sendiri atau belajar dengan yang telah bisa menyadap yang belum tentu pernah mengikuti pelatihan. Teknik dasar yang dilatih oleh penyadap adalah menyadap tanpa
mengenai kambium. Tanpa adanya pelatihan penyadapan yang baik, penyadap sangat besar kemungkinannya tidak mengetahui hal lain tentang penyadapan seperti
kemiringan 30-45 derajat dan ketebalan penyadapan 1,5-2 milimeter. Hanya 21 orang penyadap yang telah mengikuti pelatihan menyadap. Pelatihan diperoleh
penyadap dari perusahaan perkebunan karet swasta PT HIM. pelatihan diperoleh karena sebelumnya penyadap pernah bekerja di perusahaan swasta tersebut.
5.3.4.3. Peralatan sadap
Peralatan sadap yang digunakan oleh petani karet antara lain pisau sadap, talang sadap, mangkuk penampung lateks, cincin mangkuk tempat meletakan
mangkuk, tali cincin, dan ember penampung. Pisau sadap yang digunakan petani sebagian besar berbahan baja 57 orang petani dan hanya sebagian kecil petani yang
menggunakan pisau sadap berbahan besi biasa. Dampak digunakannya besi baja sebagai bahan pisau adalah tidak mudah berkarat dan tidak mudah tumpul, sehingga
hasil sadapan dan getah dapat keluar dengan sempurna. Pisau yang digunakan adalah pisau berdaun sempit 51 responden. Pisau berdaun sempit digunakan karena kulit
batang karet yang disadap relatif tipis. Pisau berdaun ceper digunakan untuk tanaman berumur tua. Mayoritas petani 52 petani melakukan pengasahan pisau setiap kali
mau menyadap. Hanya 12 petani yang tidak mengasah pisau setiap kali mau menyadap. Pengasahan dilakukan ketika terasa tumpul atau berkala dua hari sekali.
Sebagian besar petani responden 90,62 persen menggunakan talang berbahan seng. Hanya 9,38 persen petani yang menggunakan bahan plastik yang
dibuat sendiri dari botol air minum dalam kemasan. Dari seluruh responden, tujuh petani telah mengganti sebagian talangnya dengan daun. Penggantian dengan daun ini
dapat mengakibatkan lateks tidak masuk pada mangkuknya, dan daun dapat masuk ke bahan olah karet saat penarikan scrap sisa lateks yang menempel pada bidang
sadap.
78
Tabel 21. Penggunaan Bahan Mangkuk Penampung Lateks oleh Responden
Penelitian di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Tahun 2009 No
Bahan Mangkuk Jumlah Responden
orang Persentase
1 Plastik
9 14,06
2 Tempurung kelapa
41 64,06
3 Campuran Tempurung dan
Plastik 14
21,88 Jumlah
64 100
Mangkuk penampung lateks dapat terbuat dari plastik atau tempurung kelapa batok kelapa. Sebaran responden berdasarkan bahan mangkuk yang digunakan
terlihat pada Tabel 21. Mayoritas petani responden 64,06 persen menggunakan tempurung kelapa sebagai mangkuk penampung lateks dikarenakan harga yang lebih
murah daripada plastik dan alasan keamanan. Mangkuk baru yang terbuat dari plastik sangat rawan hilang.
Semua petani karet menggunakan cincin mangkuk terbuat dari kawat kecuali petani yang memiliki pohon yang miring sehingga sangat sulit untuk dipasang cincin
pada pohon. Cincin diikatkan ke pohon karet dengan menggunakan tali. Tali dapat berbahan dari ijuk, tali tambang, rafia, karet, atau kawat kecil. Cincin tidak
diperlukan ketika sadapan telah mencapai beberapa centimeter dari tanah, sehingga mangkuk cukup diletakan di tanah.
Saat penyadapan, lateks akan mengalir ke mangkuk. Lateks yang telah terkumpul kemudian ditambahkan zat kougulan ke dalamnya. Setelah beberapa saat
akan membeku. Ember penampung digunakan untuk menampung bekuan bahan olah karet tersebut untuk dijual. Ember penampung terbuat dari plastik.
5.3.4.4. Frekuensi Menyadap