Perumusan Masalah Definisi dalam Penyusunan Kebijakan
Berdasarkan hasil simulasi dari beberapa skenario model di Wilayah I, II maupun Wilayah III, dapat diketahui bahwa model ideal untuk mewujudkan kota
hijau adalah skenario hijau. Skenario hijau Wilayah I, II dan III dapat memperlambat suhu udara ≥ 30 °C dibandingkan dengan model baseline dan skenario moderat.
Berdasarkan hasil simulasi model diketahui bahwa wilayah dengan lahan terbangun yang terlanjur tinggi di Wilayah I 60 menyebabkan penambahan ruang
terbuka hijau menjadi terbatas. Jumlah penduduk yang tinggi 539.397 orang serta tingginya emisi CO
2
dari berbagai aktivitas manusia 503.987 tontahun, menye- babkan skenario hijau
pun masih menciptakan kondisi suhu udara ≥ 30 °C terjadi lebih cepat dibandingkan dengan Wilayah II dan III.
Jika dibandingkan dengan Wilayah I dan III, area perkotaan Wilayah II masih relatif lebih baik. Masih banyak waktu untuk mempertahankan kondisi lingkungan
yang nyaman di Wilayah II. Skenario hijau di Wilayah II masih dapat digunakan untuk mempertahankan kondisi suhu udara perkotaan 30 °C sampai lebih dari tahun
2058. Berdasarkan hasil simulasi model, dapat disimpulkan bahwa kebijakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan merupakan hal sangat penting dan harus
dilakukan seawal mungkin dan harus hati-hati agar tidak terjadi masalah pulau bahang kota. Apabila sudah terlanjur tercipta pulau bahang kota seperti di Wilayah I,
maka akan membatasi pemilihan dan pengambilan kebijakan dalam mengatasi tingginya suhu udara akibat pulau bahang kota.