Sumber Pulau Bahang Kota dari Emisi CO

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pulau Bahang Kota di Kabupaten Bandung

Pulau bahang kota di Kabupaten Bandung dipengaruhi oleh gas rumah kaca khususnya CO 2, lahan terbangun, dan ruang terbuka hijau di wilayah tersebut. Gas CO 2 berpengaruh terhadap absorbsi radiasi gelombang panjang serta peningkatan suhu udara. Nowak dan McPherson 1993 menyatakan bahwa peningkatan CO 2 di atmosfer akan menyebabkan peningkatan suhu udara melalui pemanasan udara akibat adanya penyerapan radiasi gelombang panjang oleh CO 2 . Trewartha dan Horn 1995 juga menyatakan bahwa pencemaran atmosfer di kawasan perkotaan akibat dari emisi polutan udara kendaraan bermotor dan industri, akan mengakibatkan terperangkapnya radiasi terestrial di troposfer sehingga menghambat lolosnya radiasi terestrial tersebut ke angkasa. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi pulau bahang kota adalah lahan terbangun. Lahan terbangun berpengaruh pada proses refleksi dan absorbsi radiasi yang juga mengakibatkan peningkatan suhu udara, sedangkan ruang terbuka hijau berperan terhadap penurunan suhu udara melalui proses refleksi radiasi, evapotranspirasi dan fotosintesis.

5.1.1. Sumber Pulau Bahang Kota dari Emisi CO

2 Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Bandung tahun 2006 berjumlah 2.994.551 orang, tahun 2007 menjadi 3.038.082 orang, dan tahun 2008 semakin meningkat menjadi 3.127.008 orang. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,95 tahun. Kepadatan penduduk dari tahun ke tahun juga meningkat. Tercatat pada tahun 2006, kepadatan penduduk sebesar 1.694 orangkm 2 , meningkat menjadi 1.769 orangkm 2 tahun 2008. Jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung, disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah, kepadatan dan pertumbuhan penduduk Tahun Jumlah Penduduk orang Kepadatan Penduduk Orgkm 2 Laju Pertumbuhan Penduduk 2006 2.994.551 1.694 1,45 2007 3.038.082 1.718 1,45 2008 3.127.008 1.769 2,93 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Suseda 2005-2008 Suhu udara sangat dipengaruhi oleh produksi gas rumah kaca khususnya CO 2 yang dikeluarkan oleh penduduk. Environmental Protection Agency 2010, menyatakan bahwa pernapasan manusia mengeluarkan CO 2 1 kghari atau sama dengan 0,365 tonorangtahun. Berdasarkan hal tersebut, maka semakin tinggi jumlah penduduk, maka juga semakin banyak gas CO 2 yang dihasilkan dari manusia. Pertambahan jumlah penduduk sangat potensial meningkatkan emisi CO 2 ke atmosfer sehingga dapat meningkatkan efek negatif terutama dalam hal peningkatan suhu udara pulau bahang kota. Selain CO 2 yang dikeluarkan manusia melalui pernapasan, CO 2 juga dikeluarkan dari pemakaian bahan bakar dari aktivitas rumah tangga seperti yang disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung 2009, tercatat mayoritas rumah tangga menggunakan bahan bakar gas yaitu sebesar 85,79 . Rumah tangga yang menggunakan minyak tanah, kayu bakar dan listrik persentasenya kecil. Berdasarkan data dokumen Kabupaten Bandung dalam Angka tahun 2009, diketahui jumlah rumah tangga adalah sebesar 885.674, maka dapat diperkirakan emisi CO 2 dari penduduk kabupaten Bandung dari aktifitas rumah tangga sebanyak 557.374,73 kg CO 2 rumah tanggatahun. Berdasarkan perhitungan emisi CO 2 dari aktivitas rumah tangga, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk jumlah rumah tangga maka akan semakin tinggi juga kebutuhan akan bahan bakar, serta akan menyebabkan emisi CO 2 dari aktivitas tersebut semakin meningkat pula. Tabel 6 Emisi CO 2 yang dikeluarkan oleh rumah tangga dalam menggunakan bahan bakar di Kabupaten Bandung 2009 BBM untuk Memasak Jumlah Rumah Tangga Emisi CO 2 kgrumah tanggatahun Total Emisi kg CO 2 tahun Listrik 68 0,01 1.459,56 99.250,08 Gas 713.054 85,79 607,68 433.308,65 Minyak Tanah 23.862 2,87 1.039,98 24.816,00 Kayu Bakar 94.130 11,33 - - Sumber : Badan Pengendalian Lingkungan Hidup 2009 Jumlah Kendaraan Volume kendaraan bermotor yang beroperasi di Kabupaten Bandung bervariasi tergantung waktu jam. Jam waktu puncak pada pagi hari mulai dari pukul 07.00- 08.00, sedangkan waktu puncak pada sore hari terjadi pada pukul 16.00-17.00 dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sekitar 30.000. Lokasi kepadatan kendaraan bervariasi tergantung jalan yang dilewati. Jalan yang padat kendaraan terjadi pada jalan-jalan utama. Data selengkapnya mengenai volume kendaraan bermotor pada setiap jamnya di ruas-ruas jalan di Kabupaten Bandung tercantum pada Lampiran 7, sedangkan hasil penghitungan kendaraan bermotor secara langsung yang dilakukan pada Bulan November 2009 di Jl. Kopo-Sayati, disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil penghitungan kepadatan kendaraan di Jalan Kopo November 2009 Waktu Kendaraan Roda Dua Kendaraan Roda Empat Truk Bus 06.00-07.00 9.347 1.689 65 14 12.00-13.00 13.678 1.911 172 5 15.00-16.00 2.210 850 272 3 Purnomohadi 1995 menyatakan bahwa kontribusi sektor transportasi terhadap polutan udara adalah sebesar 90 . Hasil penelitian Soedomo 2001 di Bandung, menunjukkan bahwa sektor transportasi menghasilkan beberapa jenis polutan udara yaitu CO sebesar 97,4 , NO x 56,3 , SO x sebesar 12 , hidrokarbon 78,5 dan partikulat sebesar 27,4 . Jika dibandingkan aktifitas sumber pencemar lainnya, maka transportasi merupakan penyumbang polutan udara tertinggi kecuali untuk senyawa SO x . Senyawa polutan udara yang mempengaruhi suhu udara secara langsung adalah CO 2. Polutan CO 2 yang dikeluarkan sektor transportasi dari kendaraan bermotor dapat diperkirakan dari kebutuhan bahan bakar baik bensin maupun solar per kendaraan. Kendaraan bermotor mengeluarkan CO 2 sebesar 2,33 kg dari pemakaian per liter bahan bakar. Berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung tahun 2009, diketahui bahwa pemakaian premium kendaraan mobil pribadi roda empat rata-rata sebesar 9,9 literhari, sedangkan mobil umum 24,74 literhari. Kendaraan roda dua rata-rata membutuhkan premium rata-rata 1,85 literhari. Pemakaian bahan bakar solar untuk kendaraan pribadi roda empat rata-rata sebesar 11,96 literhari, sedangkan kendaraan umum 28,68 literhari. Jumlah kendaraan pada tahun 2003 tercatat 76.144 kendaraan roda dua dan 22.670 kendaraan roda empat. Pada tahun 2008 tercatat kendaraan bermotor roda dua sebesar 181.605, sedangkan kendaraan roda dua sebesar 28.411 kendaraan. Laju peningkatan kendaraan bermotor roda empat 5,06 tahun, sedangkan kendaraan roda dua sebesar 27,7 . Dari kecenderungan terus meningkatnya kendaraan bermotor terutama kendaraan roda dua, maka dikhawatirkan permintaan bahan bakar fosil bensin akan meningkat tajam. Akibatnya, emisi polutan udara khususnya CO 2 akan terus meningkat sehingga akan meningkatkan efek pulau bahang terutama suhu udara. Industri Sektor industri merupakan sektor penting dalam menyumbang PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung. Industri di Kabupaten bandung terdiri dari industri kain blacu, tenun, sarung, handuk, T-shirt, cotton bud, pakaian jadi, gendongan bayi, benang pintal, benang texture, benang polyster, katun dari serat rayon, kain tenun dari benang filament, aneka macam tas, kain asahi polyester kain paris, kain gordyn, sol sepatu dalam-luarsol sepatu, sarung tangan golf, topi, alas kaki aneka sepatu, sendal dan aneka barang dari kulit. Lokasi industri di Kabupaten Bandung tersebar di Kecamatan Cileunyi, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Margahayu, Pameungpeuk, Banjaran, Katapang, Baleendah, Majalaya, Solokanjeruk, dan Kecamatan Rancaekek. Pertumbuhan jumlah industri besar maupun sedang di Kabupaten Bandung, sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 mengalami penurunan. Sejak saat itu jumlah unit industri menurun 3,5 per tahun. Berdasarkan data tahun 2009, seluruh industri di Kabupaten Bandung mengkonsumsi bahan bakar total sebanyak 823.841,5 ton. Apabila bahan bakar total yang dikonsumsi sektor industri dikonversi berdasarkan emisi CO 2 , maka diperkirakan sektor industri menghasilkan CO 2 sebesar 1.919.551 tontahun. Emisi CO 2 dari sektor industri dapat meningkatkan suhu udara melalui peningkatan absorbsi radiasi gelombang panjang oleh CO 2 . Hal ini akan memperburuk kondisi pulau bahang kota. Emisi CO 2 Total dari Aktivitas Manusia Jumlah penduduk, jumlah kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat terus meningkat di Kabupaten Bandung dengan laju masing-masing sebesar 1,95, 23, dan 4,3. Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan terjadinya peningkatan produksi sampah. Sampah mengemisikan gas rumah kaca methana yang menyebabkan peningkatan suhu udara. Menurut Suprihatin et al. 2003, produksi sampah per orang adalah 0,6 kghari atau 214 kgtahun. Per kg sampah menghasilkan 235 L methana CH 4 , sedangkan 0,5 juta ton methana setara dengan 12,8 juta ton CO 2 . Dengan jumlah penduduk sebanyak 3.127.008 orang, maka produksi sampah diperkirakan sebanyak 684.815 ton yang menghasilkan gas rumah kaca setara CO 2 sebanyak 1.753.126 ton. Berdasarkan data jumlah kendaraan roda dua dan roda empat, jumlah penduduk, jumlah konsumsi bahan bakar industri dan produksi sampah, diperkirakan emisi CO 2 total Kabupaten Bandung sebanyak 4.563.174 tontahun. Berdasarkan hasil analisis potensi emisi gas CO 2 , maka untuk mengendalikan pulau bahang kota adalah dengan cara mengendalikan emisi CO 2 dari beberapa faktor yaitu pengendalian jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor, konsumsi bahan bakar fosil untuk aktivitas rumah tangga, serta pengendalian produksi sampah dengan minimisasi limbah.

5.1.2. Penutupan Lahan