Evaluasi Model Penggunaan Model

Kuantifikasi variabel sub model suhu udara, menggunakan batas suhu udara 30 °C dengan berdasar pada perhitungan THI temperature humidity index. Temperature humidity index dihitung berdasarkan persamaan Nieuwolt 1975 sebagai berikut : THI=0,8Ta+RH x Ta 500 Keterangan : THI = temperature Humidity Index °C Ta = Suhu Udara °C RH = Kelembaban Udara Emmanuel 2005 menggunakan rumus Niewolt 1975 dalam penelitiannya di Colombo, Sri Lanka, dan menyimpulkan bahwa pada THI antara 21-24 °C, 100 populasi manusia menyatakan nyaman. Sedangkan THI sebesar 25-27 °C, 50 populasi manusia menyatakan nyaman. Dan THI 27, 100 populasi manusia menyatakan tidak nyaman. Berdasarkan persamaan regresi antara suhu dan kelemban udara di Kabupaten Bandung didapat persamaan : Y = 112,501 – 1,711X Keterangan : Y = Kelembaban udara X = Suhu udara Berdasarkan hal tersebut, suhu udara 30 °C jika dihitung dengan rumus THI, menghasilkan THI 27,67 termasuk kisaran tidak nyaman sehingga sub model suhu udara menggunakan batas tidak nyaman pada suhu udara 30 °C.

d. Evaluasi Model

Beberapa hal yang dilakukan dalam evaluasi model, yaitu : a. Pengamatan kelogisan model serta membandingkan dengan dunia nyata atau dengan model lain yang serupa. Setiap bagian dari model diamati untuk mengevaluasi kelogisan hubungan antar komponen dan kelogisan keseluruhan model secara utuh. b. Pengamatan apakah perilaku model sesuai dengan perkiraan pada fase konseptualisasi model. c. Membandingkan antara perilaku model dengan dunia nyata.

e. Penggunaan Model

Model yang sudah dibuat dapat digunakan untuk mempercepat proses pembelajaran double loop learning dan dapat digunakan untuk menentukan skenario pilihan kebijakan serta dapat untuk memperkirakan dampak dari skenario yang dipilih. 3.3.4. Analisis Kondisi Sosial, Ekonomi Masyarakat Upaya untuk mewujudkan Kabupaten Bandung sebagai kota hijau, sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Dibutuhkan pemahaman, persepsi, kesadaran dan sikap nyata dari masyarakat untuk mendukung terwujudnya kota hijau tersebut. Beberapa informasi yang digali dari masyarakat adalah : kondisi ekonomi pendapatan, kondisi kualitas udara, kondisi cuaca khususnya suhu udara saat ini dan perubahan suhu udara, potensi emisi CO 2 dari kepemilikan kendaraan bermotor, pengaruh industri terdekat, pengelolaan sampah, sikap dan persepsi masayarakat dalam pengelolaan lingkungan khususnya dalam menangani pulau bahang kota, serta kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan menurut pandangan masyarakat. Pengumpulan data sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Bandung, dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan masyarakat di lokasi penelitian. Penentuan lokasi kecamatan dan responden yang akan diwawancarai menggunakan metode purposive sampling. Lokasi kecamatan dipilih berdasarkan peta distribusi suhu udara, dengan kriteria suhu udara yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain. Sedangkan penentuan jumlah responden dilakukan berdasarkan quota sampling dengan kriteria responden minimal berumur 20 tahun dan telah tinggal di Kabupaten Bandung minimal 5 tahun. Syarat umur responden minimal 20 tahun diharapkan dapat memberikan informasi perubahan suhu udara dan perubahan iklim mikro perkotaan lima tahun terakhir. Informasi dikumpulkan melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner yang terstruktur kepada warga masyarakat di wilayah kecamatan terpilih 15 kecamatan. Tiap kecamatan diambil 12 responden sehingga total di 15 kecamatan berjumlah 180 responden. Data hasil wawancara dengan masyarakat, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif sehingga akan dapat menggambarkan keadaan subyek atau obyek yang diteliti.

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak Geografis