O
2
, sehingga dengan menghitung kemampuan vegetasi dalam menghasilkan O
2
per satuan luas, maka didapat kebutuhan luas hutan kota sesuai dengan kebutuhannya
terhadap O
2
. Dahlan 2007 menganalisis kebutuhan hutan kota berdasarkan perannya
sebagai sink gas CO
2
anthropogenik dari bahan bakar minyak dan gas di Kota Bogor dengan pendekatan sistem dinamik. Model yang dibuat didasarkan pada emisi CO
2
yang dihasilkan Kota Bogor dari tahun ke tahun, dan didasarkan atas daya rosot gas CO
2
vegetasi. Dari model ini Dahlan 2007 dapat memprediksi kebutuhan luas hutan kota sampai tahun 2100.
2.4.3. Fungsi Ruang Terbuka Hijau
Proses fotosintesis yang terjadi pada vegetasi, selain memerlukan air H
2
O dan radiasi matahari serta klorofil, juga membutuhkan CO
2
. Dalam proses fotosintesis dihasilkan karbohidrat yang kemudian disebarkan serta tersimpan di seluruh bagian
vegetasi daun, batang, ranting, akar, bunga, buah. Proses penyimpanan penimbunan karbohidrat C
6
H
12
O
6
yang terdiri dari karbon ini disebut dengan proses sekuestrasi C-sequestration. Oleh karena itu ruang terbuka hijau termasuk
hutan kota, mempunyai fungsi sebagai rosot karbon penyimpan karbon. Bernatzky 1978 menjelaskan, bahwa satu hektar areal yang ditanami pohon, semak dan rumput
dengan luas daun kurang lebih 5 hektar, dapat menyerap 900 kg CO
2
dari udara dan melepaskan 600 O
2
dalam waktu 2 jam. Dahlan 2004 menyatakan bahwa dengan membangun kota kebun bernuansa
hutan kota, dapat meningkatkan kesehatan lingkungan. Kualitas lingkungan akan meningkat karena vegetasi mempunyai fungsi sebagai penyerap dan penjerap partikel
logam dari industri, penyerap dan penjerap partikel timbal dari kendaraan bermotor dan penyerap dan penjerap debu semen. Selain itu vegetasi juga dapat menyerap gas
beracun dan gas karbon dioksida. Brack 2002 menyatakan bahwa hutan kota berfungsi sebagai kontrol refleksi silau dari radiasi yang sampai permukaan
perkotaan, peredam kebisingan, absorbsi polutan udara, serta dapat menjadi habitat satwaliar.
Kondisi perkotaan dengan konsentrasi polutan udara dan suhu yang tinggi dapat ditanggulangi dengan penanaman vegetasi berupa ruang terbuka hijau termasuk hutan
kota. Vegetasi berfungsi dalam mengintersepsi radiasi matahari sehingga dapat menurunkan intensitas radiasi matahari di dekat permukaan. Intensitas radiasi yang
rendah di dekat permukaan akan menyebabkan pemanasan udara juga menurun sehingga suhu udara juga akan turun.
Chang et al. 2007 melakukan pengukuran suhu udara di 61 titik di Kota Taipei. Hasil pengukuran itu menunjukkan bahwa suhu udara di ruang terbuka hijau 0,81 K
lebih rendah dibandingkan dengan area terbuka tanpa vegetasi. Fungsi vegetasi dalam penurunan suhu udara juga dibuktikan oleh Nichol dan Wong 2005 dalam
penelitiannya dengan menggunakan 3D virtual reality model di Kota Hongkong. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa area perkotaan yang didominasi oleh
gedung-gedung yang rendah, suhu udaranya 6 °C lebih tinggi dibandingkan dengan area perkotaan bervegetasi. Dalam penelitian ini juga dibandingkan suhu udara di area
yang mendapat bayangan naungan dari gedung-gedung tinggi. Suhu udara di area yang ternaungi gedung tinggi tersebut tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan
area bervegetasi. Nichol dan Wong 2005 menyimpulkan bahwa penurunan suhu udara lebih ditentukan oleh vegetasi daripada naungan gedung-gedung tinggi.
Kemampuan vegetasi khususnya hutan kota dalam menurunkan suhu udara, dipengaruhi oleh bentuk dan struktur dari hutan kota tersebut. Irwan 2008,
menyatakan bahwa hutan kota dengan komunitas vegetasi berstrata dua yang berbentuk jalur, dapat menurunkan suhu udara sebesar 1,43 dan menaikkan
kelembaban udara 1,77 , sedangkan yang berbentuk menyebar menurunkan suhu udara 3,60 dan menaikkan kelembaban udara 4,77 , dan yang berbentuk
bergerombol menurunkan 3,18 dan menaikkan kelembaban udara 2,20 . Irwan 2008 juga menyebutkan bahwa hutan kota berstrata banyak dengan bentuk
menyebar, dapat menurunkan suhu udara sebesar 2,28 dan menaikkan kelembaban udara 4,77 , sedangkan yang berbentuk bergerombol menurunkan suhu udara
3,04 dan kelembaban udara 2,20 . Effendy 2007 menyatakan bahwa model persamaan ruang terbuka hijau dan
suhu udara mempunyai hubungan terbalik dimana setiap laju pengurangan ruang terbuka hijau menyebabkan peningkatan suhu udara dan sebaliknya. Hal ini
membuktikan bahwa ruang terbuka hijau mempunyai fungsi menurunkan suhu udara sehingga dapat memperbaiki iklim mikro ameliorasi iklim.
2.4.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau