Sumber Permasalahan Pulau Bahang Kota
                                                                                Tabel  1.    Emisi  gas  absolut  di  Indonesia  adalah  sebesar  96,08  juta  metrik  ton  pada tahun  1980;  154,016    juta  metrik  ton  pada  tahun  1985;  dan  202,47  juta  metrik  ton
pada tahun 1988.  Karbon dioksida merupakan gas rumah kaca yang terbesar jumlah emisi  absolutnya.  Chloro  fluoro  carbon  belum  dapat  diperkirakan  secara  pasti
sehingga belum dimasukkan dalam perhitungan. Pembakaran bahan bakar fosil bensin, solar, batubara menyebabkan emisi CO
2
dan  peningkatan  suhu  udara.  Nowak  dan  McPherson  1993  menyatakan  bahwa peningkatan  CO
2
di  atmosfer  akan  menyebabkan  peningkatan  suhu  udara  melalui pemanasan  udara  akibat  adanya  penyerapan  radiasi  gelombang  panjang  oleh  CO
2
. Trewartha dan Horn 1995 juga menyatakan bahwa pencemaran atmosfer di kawasan
perkotaan  akibat  dari  emisi  polutan  udara  kendaraan  bermotor  dan  industri,  akan mengakibatkan  terperangkapnya  radiasi  terestrial  di  troposfer  sehingga  menghambat
lolosnya  radiasi  terestrial  tersebut  ke  angkasa.  Hal  ini  menyebabkan  suhu  udara menjadi  meningkat.  Suhu  udara  selain  ditentukan  oleh  konsentrasi  gas  rumah  kaca,
juga  dipengaruhi  oleh  variabilitas  output  total  energi  matahari.  Variabilitas  energi matahari menghasilkan perubahan-perubahan dalam intensitas surya yang diterima di
puncak  atmosfer  bumi  serta  mengakibatkan  variasi  iklim  termasuk  suhu  udara Trewartha  Horn 1980.
Trewartha  dan  Horn  1980  juga  menyatakan  bahwa  variasi  iklim  juga dipengaruhi  oleh  posisi  matahari  dan  bumi.  Jarak  terjauh  antara  matahari  dan  bumi
selama  peredarannya  aphelion  dan  jarak  terdekat  antara  matahari  dan  bumi perihelion,  menentukan  intensitas  radiasi  matahari  dan  suhu  udara  di  permukaan
bumi. Meskipun  suhu  udara  ditentukan  oleh  variabilitas  output  total  radiasi  matahari
akibat  aktivitas  matahari  serta  posisi  matahari  dan  bumi,  tetapi  suhu  udara  yang terukur  di  permukaan  bumi  sangat  ditentukan  oleh  konsentrasi  gas  rumah  kaca,
termasuk  gas  CO
2
.  Peningkatan  konsentrasi  CO
2
menyebabkan  kenaikan  suhu  udara secara signifikan seperti yang disajikan pada Gambar 3 dan 4.
Efek  pulau  bahang  yang  terjadi  di  beberapa  kota  di  dunia  akan  meningkatkan pemanasan  global,  begitu  pula  pemanasan  global  yang  terjadi  saat  ini  juga
mempengaruhi  proses  pemanasan  yang  terjadi  di  perkotaan.  Oleh  karena  itu  perlu dilakukan  mitigasi  dan  adaptasi  lokal  dari  masing-masing  kota  agar  pemanasan  di
tingkat lokal maupun global dapat dikendalikan.
                                            
                