Kondisi Sosial Ekonomi METODOLOGI PENELITIAN

4.3. Topografi

Wilayah Kabupaten Bandung terletak pada kisaran ketinggian + 110 m - 2.429 m di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian tempat kurang dari 2000 m di atas permukaan laut, sebagian besar berada di Kecamatan Cipeundeuy, Ciwidey, Kertasari, Lembang dan Pasirjambu. Sedangkan wilayah dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan laut tersebar di Kecamatan Banjaran, Kertasari, Pacet, Pangalengan dan Pasirjambu. Sebagian besar wilayah Bandung adalah pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah : sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul 2.200 m dan Gunung Tangkubanperahu 2.076 m. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha 2.334 m, Gunung Malabar 2.321 m, serta Gunung Papandayan 2.262 m dan Gunung Guntur 2.249 m, keduanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Wilayah Kabupaten Bandung merupakan cekungan di dataran tinggi Bandung yang morfologi wilayahnya terdiri dari dataran datarlandai, kaki bukit dan pegunungan. Kemiringan lerengnya bervariasi antara 0-8, 8-15 hingga 40.

4.4. Kondisi Penutupan Lahan

Luas wilayah Kabupaten Bandung adalah 176.393 ha. Berdasarkan Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung tahun 2009, jenis penutupan lahan berupa hutan seluas 52.715 ha, lahan pertanian 86.384 ha, lahan kritis 10.013 ha, dan permukiman 27.282 ha. Kawasan hutan terdiri dari kawasan konservasi cagar alam Patengan, Cagar Alam Gunung Malabar, Cagar Alam Cigenteng, Cagar Alam Yunghun, Cagar Alam Gunung Tilu, Taman Wisata Alam Telaga Patengan, dan Taman Wisata Alam Cimangu Kawasan hutan juga terdiri dari hutan lindung di Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang, Banjaran, Pengalengan, Cimaung, Pacet, KertasariPaseh, Ibun, Pasirjambu, CiwideyRancabali, dan Cangkuang.

4.5. Kondisi Sosial Ekonomi

Berdasarkan data hasil SUSEDA survey sosial ekonomi daerah Kabupaten Bandung yang dilakukan pada tahun 2008, diketahui bahwa jumlah penduduk tercatat 3.127.008 orang, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,95 . Berdasarkan sebaran kelompok umur, penduduk Kabupaten Bandung kisaran umur 0 – 14 tahun tercatat 927.594 orang, sedangkan kisaran umur 15 – 64 tahun tercatat 2.054.721 dan kelompok umur di atas ≥ 65 tahun tercatat 144.693 orang. Dari data ini terlihat bahwa penduduk Kabupaten Bandung didominasi oleh usia antara 15 – 64 yaitu sebesar 66 . Berdasarkan hasil SUSEDA yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Bandung pada tahun 2008, persentase terbesar jenjang pendidikan penduduk Kabupaten Bandung adalah tamat sekolah dasar yaitu 37,11 . Penduduk yang belum dan yang tidak tamat sekolah dasar SD sebesar 17,27 . Penduduk yang tamat SLTP sebanyak 24,03 . Tamat SLTA 18,24 . Lulusan perguruan tinggi masih sedikit, yaitu hanya 3,35 . Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Bandung masih rendah sehingga perlu perhatian pemerintah daerah dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya di bidang pendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang baik akan lebih mempermudah sosialisasi program kota hijau khususnya dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan akan pentingnya memperbaiki lingkungan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya mengenai angkatan kerja, disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 mengalami penurunan. Sedangkan sektor industri, perdagangan dan jasa meskipun berfluktuasi dari tahun ke tahun tetapi secara umum tidak begitu banyak mengalami perubahan. Ada indikasi perpindahan lapangan usaha penduduk dari sektor pertanian ke sektor sektor lainnya pertambangan, listrik gas dan air, angkutan dan komukasi, koperasi dan lembaga keuangan, sehingga proporsi sektor lainnya mencapai 22,54 . Sektor industri merupakan sektor paling banyak menyerap tenaga kerja. Tabel 3 Persentase lapangan pekerjaan penduduk kabupaten Bandung pada tahun 2008 Lapangan Pekerjaan Tahun 2005 2006 2007 2008 Angkatan Kerja - Pertanian 26,25 25,86 25,02 20,66 - Industri 27,00 26,42 23,56 27,08 - Perdagangan 18,92 19,06 18,54 19,51 - Jasa 10,57 10,76 21,19 10,21 - Lainnya 17,26 17,90 11,69 22,54 Angkatan Kerja yang Menganggur 14,97 14,73 14,64 13,19 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Suseda 2005-2008 Produk domestik regional bruto Kabupaten Bandung dihitung berdasarkan sembilan sektor ekonomi yaitu pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan jasa. Produk domestik regional bruto belum memperhitungkan sektor lingkungan hidup yang lain, misalnya pendapatan dari ekowisata. Kesembilan sektor ekonomi tersebut dikelompokkan menjadi tiga yaitu : sektor primer, sekunder, dan tersier. Sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bandung. Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder di tahun 2008 mencapai Rp. 24,57 trilyun, atau meningkat 15,30 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp. 21,31 trilyun. Tabel 4 Produk domestik regional bruto Kabupaten Bandung atas dasar harga berlaku tahun 2008 x 10 6 rupiah Lapangan Usaha x 10 6 Rupiah 1. Primer - Pertanian - Pertambangan dan penggalian 3.221.936,07 2.753.632,27 468.303,80 2. Sekunder - Industri pengolahan - Listrik, gas dan air - Bangunan 24.566.798,29 23.275.745,49 642.658,74 648.394,06 3. Tertier - Perdagangan, hotel dan restoran - Pengangkutan dan komunikasi - Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan - Jasa 10.501.000,77 6.005.197,92 1.766.609,79 792.877,54 1.936.315,52 PDRB 38.289.735,12 Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Suseda 2005-2008

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pulau Bahang Kota di Kabupaten Bandung