2.2. Kota Hijau Green City
2.2.1. Kawasan Perkotaan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penye-
lenggaraan Penataan Ruang, dijelaskan bahwa kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
2.2.2. Kota Hijau a. Pengertian Kota Hijau
Menurut Wildsmith 2009, green city kota hijau juga dapat disebut sustainable city
kota yang berkelanjutan atau eco-city kota berbasis ekologi, yaitu kota yang dalam melaksanakan pembangunan didesain dengan mempertimbangkan lingkungan
sehingga fungsi dan manfaatnya dapat berkelanjutan. Green city dapat terwujud jika masyarakat yang tinggal di dalamnya melakukan penghematan minimisasi
pemanfaatan energi dan air. Selain itu juga melakukan minimisasi buangan penyebab panas, serta melakukan pencegahan pencemaran air dan udara. Selain elemen-elemen
tersebut Wildsmith 2009 juga menambahkan elemen sosial dan budaya. Sehingga green city merupakan kota yang melakukan pembangunan berkelanjutan secara
ekonomi, sosial, dan ekologi sehingga tercipta keseimbangan diantara manusia dan alam.
Mori dan Christodoulou 2011, mengartikan kota hijau sebagai kota berkelanjutan. Yang dimaksud dengan kota berkelanjutan adalah sebuah kota yang
dalam melakukan pembangunan berasaskan keadilan antara generasi saat ini dengan generasi yang akan datang. Pembangunan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengorbankan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang. Seperti halnya Wildsmith 2009, Mori dan Christodoulou 2011 juga
mensyaratkan keseimbangan biofisik, sosial dan ekonomi yang berkeseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan kota berkelanjutan.
Roseland 1997 mendefinisikan green city sebagai eco-city, yaitu kota yang berbasis ekologi dengan beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1 merevisi penataan penggunaan lahan agar menjadi lebih memperhatikan kebutuhan akan ruang terbuka hijau dan kenyamanan di pusat-pusat permukiman dan area dekat
transportasi, 2 Perlu memperhatikan kebutuhan transportasi ramah lingkungan, 3 Merehabilitasi lingkungan perkotaan yang rusak sungai, pantai, lahan basah,
4 Mendukung kegiatan penghijauan, pertanian masyarakat lokal, 5 Sosialisasi daur ulang limbah, teknologi inovatif tepat guna, 6 Menciptakan keadilan sosial dengan
memberikan kesempatan pada wanita dan orang cacat untuk berperan serta menikmati pembangunan, 7 Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekologi yaitu
dengan menurunkan limbah dan polusi, serta menggunakan bahan baku yang tidak berbahaya bagi lingkungan, 8 Mensosialisasikan penghematan pemanfaatan
sumberdaya alam, 9 Meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan melalui kegiatan pendidikan lingkungan.
b. Permasalahan dalam Mewujudkan Kota Hijau