tersebut  maka  masalah  efek  pulau  bahang  perlu  segera  ditangani  agar  iklim  mikro perkotaan menjadi lebih baik dan nyaman.
Salah  satu  cara  untuk  mewujudkan  Kabupaten  Bandung  menjadi  kota  hijau adalah  dengan  cara  mengkaji  faktor-faktor  penyebab  terjadinya  pulau  bahang  kota
serta  memformulasikannya  dalam  sebuah  model  yang  dapat  dijadikan  acuan  dalam membuat  kebijakan  yang  disesuaikan  dengan  kondisi  sosial,  ekonomi,  serta
lingkungan yang ada. Melalui simulasi model, maka akan didapatkan skenario terbaik yang  dapat  menjadi  dasar  pengambilan  keputusan  dalam  mewujudkan  keberlanjutan
ekonomi,  sosial  budaya,  dan  lingkungan  dalam  pembangunan  daerah  sehingga  akan dapat mewujudkan Kabupaten Bandung menjadi kota hijau.
1.2.  Kerangka Pemikiran 1.2.1. Sosial Ekonomi Masyarakat dan Kebijakan Pemerintah Daerah
Kebijakan  pemerintah  daerah  sangat  menentukan  kondisi  sosial  ekonomi masyarakat. Begitu pula sebaliknya, kondisi sosial ekonomi masyarakat akan menjadi
dasar  pertimbangan  penentuan  kebijakan  pemerintah  daerah.  Salah  satu  kebijakan Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Bandung  dalam  meningkatkan  kondisi  sosial  dan
pertumbuhan ekonomi adalah upaya peningkatan kapasitas produksi masyarakat agar dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan lapangan kerja. Selain itu, juga adanya
kebijakan  peningkatan  pertumbuhan  industri  yaitu  dengan  memberikan  berbagai program pengembangan industri kecil dan menengah, pengembangan cluster industri,
pengembangan teknologi dan pengembangan sentra-sentra industri potensial.
1.2.2. Pulau Bahang Kota
Kondisi  sosial  ekonomi  masyarakat  serta  kebijakan  yang  diputuskan  dan dijalankan  pemerintah  daerah,  sangat  menentukan  pertumbuhan  lahan  terbangun,
jumlah penduduk, industri, jumlah kendaraan bermotor, serta   kondisi ruang terbuka hijau.  Aktivitas  industri  dan  transportasi  menyebabkan  emisi  gas  rumah  kaca  ke
atmosfer.  Selain  itu  emisi  gas  rumah  kaca  juga  dihasilkan  dari  pemanfaatan  bahan bakar  fosil  untuk  berbagai  aktivitas  penduduk  memasak,  penerangan,  serta  dari
limbah sampah. Akumulasi  emisi  gas  rumah  kaca  khususnya  gas  CO
2
dari  berbagai  aktivitas manusia di perkotaan, menyebabkan konsentrasi gas CO
2
di atmosfer menjadi tinggi dan  berakibat  terjadinya  efek  rumah  kaca.  Efek  rumah  kaca  terjadi  ketika  gas  CO
2
yang  terakumulasi  di  perkotaan  menyerap  radiasi  balik  berupa  radiasi  gelombang panjang.  Akibatnya  radiasi  gelombang  panjang  terperangkap  di  atmosfer  khususnya
troposfer  di  atas  perkotaan,  dan  menyebabkan  suhu  udara  di  perkotaan  lebih  tinggi dibandingkan  dengan  daerah  sekitarnya.  Efek  rumah  kaca  yang  terjadi  di  kawasan
perkotaan  dan  menyebabkan  suhu  udara  di  perkotaan  lebih  tinggi  dibandingkan dengan  kawasan  sekitarnya,  dan  seperti  pulau  tersendiri,  maka  kondisi  seperti  ini
disebut dengan efek pulau bahang Voogt 2002. Selain  dipengaruhi  oleh  gas  CO
2
,  efek  pulau  bahang  juga  dipengaruhi  oleh nilai  albedo  dari  tutupan  lahan  yang  ada.  Albedo  merupakan  perbandingan  radiasi
yang dipantulkan dengan radiasi yang datang di suatu permukaan Geiger et al. 1961. Dari  nilai  albedo  dan  radiasi  surya  yang  masuk  ke  permukaan  bumi,  dapat
diperkirakan  nilai  radiasi  neto  radiasi  yang  datang  dikurangi  radiasi  yang  keluar. Radiasi  neto  dari  lahan  terbangun  digunakan  untuk  memanaskan  lahan  terbangun
tersebut  dan  udara  yang  ada  di  atasnya.  Area  bervegetasi  menggunakan  radiasi  neto untuk  evapotrans-pirasi  sehingga  pemanasan  udara  di  atasnya  rendah.  Kondisi  ini
menyebabkan area bervegetasi mempunyai suhu udara  yang rendah. Persentase  yang tinggi dari lahan terbangun di perkotaan menyebabkan radiasi neto hanya digunakan
untuk  memanaskan  benda  tersebut  dan  udara  yang  berada  di  atasnya  sehingga  area yang didominasi lahan terbangun suhu udaranya tinggi.
Emisi  CO
2
dan  persentase  lahan  terbangun  yang  tinggi,  serta  rendahnya persentase ruang terbuka hijau, menyebabkan efek pulau bahang semakin meningkat.
Efek pulau bahang yang terjadi di berbagai perkotaan akan meningkatkan pemanasan global yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kondisi suhu udara di perkotaan
tersebut.  Oleh  karena  itu  penanganan  permasalahan  pulau  bahang  kota  yang  saat  ini sudah terjadi di banyak negara, akan membantu upaya mitigasi pemanasan global.
1.2.3. Kota Hijau