transportasi, industri, manusia serta perlu dilakukan upaya peningkatan absorbsi CO
2
dengan cara mengembangkan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau berperan dalam menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara melalui proses
fotosintesis dan evapotranspirasi. Dengan peran ganda ini maka ruang terbuka hijau sangat penting dalam perbaikan kondisi iklim mikro perkotaan dan perbaikan
kenyamanan kota. Suhu udara dan kondisi iklim mikro perkotaan yang nyaman dapat menciptakan kota hijau yang akan berdampak positif terhadap perkembangan sosial
ekonomi masyarakat serta akan menjadi dasar pembuatan kebijakan yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan. Kerangka pemikiran membangun model kota hijau
melalui penanganan pulau bahang kota, disajikan pada Gambar 1.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji kondisi pulau bahang kota yang terdiri dari kajian potensi emisi gas
CO
2
, ruang terbuka hijau, dan distribusi suhu permukaan di wilayah perkotaan Kabupaten Bandung.
2. Membuat model kota hijau Kabupaten Bandung melalui penanganan pulau bahang kota urban heat island.
1.4. Hipotesa
Kota hijau di Kabupaten Bandung akan dapat diwujudkan dengan menangani pulau bahang kota yaitu dengan cara mengendalikan sumber emisi CO
2
, mening- katkan ruang terbuka hijau dan mengendalikan pertumbuhan lahan terbangun. Selain
faktor lingkungan, kota hijau dapat diwujudkan dengan meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi dan lingkungan yang berjalan secara
seimbang akan dapat mewujudkan kota hijau sehingga fungsi dan manfaatnya dapat berkelanjutan.
Lahan Jumlah
Kondisi Sosial Ekonomi
Kebijakan Pemerintah
Keterangan : : Meningkatkan
: Menurunkan Sumber
: Dunn 2003, WWF dan PWC 2011, Voogt 2002, Wang 2009, dan Wildsmith 2009
Gambar 1 Kerangka pemikiran membangun model kota hijau melalui penanganan pulau bahang kota di Kabupaten Bandung.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
Jumlah Unit Industri
MODEL KOTA
HIJAU
Albed
o
Evapotranpirasi Sampah
Pernapasan
Pe m
an as
an G
lo b
al
Bahan Bakar
Fosil
Jumlah Kendaraan
1. Bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK pengelolaan lingkungan, khususnya pengetahuan dalam mengatasi pulau
bahang kota yang saat ini menjadi permasalahan perkotaan, baik di Indonesia maupun di dunia.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan kebijakan di Kabupaten Bandung serta kota-kota lain di Indonesia sehingga
akan dapat membantu mengatasi permasalahan pemanasan perkotaan serta
dapat menjadi dasar menentukan strategi dalam mewujudkan kota hijau.
1.6. Kebaruan Novelty
Kebaruan dari penelitian ini adalah adanya konsep penanganan pulau bahang kota untuk mewujudkan kota hijau dengan merumuskan parameter penentu pulau
bahang kota yang terdiri dari parameter jenis penutupan lahan lahan terbangun, tanah terbuka, ruang terbuka hijau dan parameter sumber emisi CO
2
transportasi, industri, sampah, konsumsi energi domestik, serta mempertimbangkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat agar pembangunan berjalan secara berkesimbangan antara kondisi ekonomi, sosial dan ekologi. Kebaruan lain dari penelitian ini adalah
adanya model kota hijau melalui penanganan pulau bahang kota sehingga memudahkan dalam proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemodelan Sistem 2.1.1. Pengertian Pemodelan Sistem
Purnomo 2005 menyatakan bahwa pemodelan sistem adalah sebuah pengetahuan dan seni. Pengetahuan karena dalam sistem dibangun logika yang jelas
dengan urutan yang logis, sedangkan pemodelan merupakan seni karena mencakup bagaimana menuangkan gagasan manusia atas dunia nyata dengan segala
keunikannya dalam sebuah model. Sistem sendiri dapat diartikan sebagai gugus atau kumpulan dari komponen yang
saling terkait dan terorganisasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau gugus tujuan tertentu Hartrisari 2007. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem.
Hartrisari 2007 juga menyatakan bahwa sistem dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu sistem terbuka open system dan sistem tertutup closed system. Sistem
terbuka merupakan sistem yang outputnya merupakan tanggapan dari input, namun output yang dihasilkan tidak memberikan umpan balik terhadap input. Sedangkan
sistem tertutup, output memberikan umpan balik terhadap input. Teori sistem erat hubungannya dengan sibernetika dan dinamika sistem system
dynamics , yaitu model-model yang terdiri dari jaringan peubah yang berubah
menurut waktu. Sibernetika cybernetics yaitu studi tentang organisasi, komunikasi dan kontrol dalam sistem kompleks dengan berfokus pada umpan balik. Teori sistem
digunakan dalam sain-sain kompleksitas sciences complexity. Sedangkan analisis sistim system analysis merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip sistem untuk
membantu pengambilan keputusan. Purnomo 2005 menjelaskan bahwa pemodelan merupakan aspek penting dari
teori sistem, terutama berhubungan dengan pemanfaatan teori sistem dalam aspek yang lebih praktis. Model merupakan abstraksi dari sebuah sistem. Sedangkan sistem
adalah dunia nyata, dan model merupakan kegiatan membawa dunia nyata ke dalam dunia tak nyata tanpa kehilangan sifat-sifat utamanya. Model dapat digunakan untuk
melakukan beragam percobaan atau perlakuan. Dampak dari percobaan tersebut dapat diprediksi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.