nilai  dari  hutan  kota  serta  prakiraan  kemampuan  hutan  kota  dalam  menurunkan  gas rumah kaca.
Program  DISMUT  berupa  modelling  sehingga  dapat  digunakan  untuk menentukan  kebijakan  dan  keputusan  pemerintah  dari  beberapa  pilihan  kebijakan.
Bahkan dalam model DISMUT dapat diprakirakan keuntungan dari manajemen hutan kota dari mitigasi polusi udara dan sequestrasi karbon oleh hutan kota sehingga dapat
dihitung  keuntungan  dari  penurunan  konsumsi  energi  untuk  pendinginan  AC  dan pemanas  ruangan  di  musim  dingin.  Lebih  dari  50  hutan  kota  di  Canberra  berupa
hutan  yang  selalu  hijau  evergreen,  melalui  kemampuannya  dalam  mengintersepsi radiasi surya serta evapotranspirasi menyebabkan pengaruh positif menurunkan suhu
udara  sehingga  menurunkan  biaya  konsumsi  enrgi  untuk  meningkatkan  kenyamanan lingkungan.  Berdasarkan  program  DISMUT  dapat  diperkirakan  keuntungan
mengelola hutan kota akan dapat menghemat biaya selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, adalah sebesar US 20 sampai dengan 67 juta.
2.6.2.4. Kebijakan Kota Hijau di Kota Lisbon, Portugal
Alcoforado  et  al.  2009  menyatakan  bahwa  untuk  menciptakan  pembangunan kota  berkelanjutan  kota  hijau,  diperlukan  pengetahuan  tentang  iklim  dalam  proses
penyusunan  perencanaan  dan  pelaksanaan  pembangunan  kota.    Pengetahuan  akan iklim  sangat  penting  untuk  menangani  permasalahan  perkotaan  terutama  masalah
urban  heat  island  UHI  dan  staganasi  aliran  udara.    Metode  yang  digunakan  adalah dengan melakukan pemetaan tutupan lahan Kota Lisbon dengan menggunakan sistem
informasi  geografi,  memetakan  kekasaran  permukaan,  kepadatan  bangunan,  serta menganalisis arah dan kecepatan angin.
Berdasarkan  penelitian    Alcoforado  et  al.  2009,  diketahui  bahwa  rata-rata perbedaan suhu udara akibat UHI sebesar 3 °C. Suhu udara tertinggi terdapat di pusat
kota dengan lahan terbangun yang padat dan luas. Aliran massa udara yang buruk di perkotaan  meningkatkan  efek  buruk  UHI.  Efek  negatif  ini  yaitu  meningkatkan
ketidaknyamanan,  menimbulkan  masalah  kesehatan,  menimbulkan  polusi  oksidan, seta meningkatkan konsumsi energi dan air.
Pemerintah  Daerah  Kota  Lisbon  membuat  kebijakan  pengelolaan  lingkungan untuk  mengatasi  masalah  UHI  dan  penataan  ventilasi  udara  kota  dengan  membuat
pedoman  pengelolaan  lingkungan  secara  sederhana  agar  mudah  dipahami  dan dilaksanakan.  Pedoman  disusun  berdasarkan  kepadatan  lahan  terbangun,  kekasaran
permukaan  kota,  serta  topografi.  Penataan  kota  Lisbon  adalah  sebagai  berikut  :  1 Mencegah  peningkatan  lahan  terbangun  di  area  lembah,  2  Rasio  antara  tinggi  H
bangunan  dengan  lebar  W  jalan  tidak  lebih  dari  1,  3  Memaksimalkan pengembangan  ruang  terbuka  hijau  termasuk  taman  atap,  4  Apabila  melakukan
renovasi  bangunan  diusahakan  menggunakan  warna  terang  serta  bahan  bangunan dengan absorbsi termal yang rendah, 5 membangun jalur ventilasi berupa jalur hijau
di sepanjang jalan raya serta di sekeliling batas kota 6 mencegah pendirian bangunan tinggi  yang  paralel  dengan  pantai  karena  menahan  pendinginan  udara  oleh  penetrasi
aliran udara dari arah pantai. Secara  umum  kebijakan  Pemerintah  Daerah  Kota  Lisbon  dapat  disimpulkan
bahwa pengelolaan lingkungan untuk mengatasi UHI dan stagnasi aliran udara dapat dilakukan  dengan  :  1  Mempertahankan  ruang  terbuka  hijau  yang  telah  ada,  2
Membangun  ruang  terbuka  hijau  semaksimal  mungkin  dengan  memanfaatkan  ruang kosong yang ada, 3 ruang terbuka hijau yang dibangun sebaiknya terdiri dari vegetasi
yang  beraneka  ragam  keanekaragaman  hayati  tinggi  serta  memepertimbangkan kondisi  biofisik,  sosial  dan  budaya,  4  sebaiknya  memperhatikan  struktur  ruang
terbuka hijau kolam, hamparan rumput, tanaman semak, pohon tinggi. Pengelolaan lingkungan  demikian  akan  menciptakan  kondisi  iklim  mikro  yang  baik  serta
memperbaiki kondisi atmosfer kota.