Definisi Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja
atasan-atasan, mengikuti aturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasional, memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi kerja yang sering kali tidak
ideal, dan lain-lain. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak
puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Ketika individu membicarakan sikap karyawan, yang sering dimaksudkan adalah kepuasan
kerja. Sedangkan menurut Keith Davis 1985: 96; dalam Mangkunegara, 2009: 117
kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai yang berhubungan dalam pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya.
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan,struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya sendiri antara
lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan.
Menurut Purwono 2007, perusahaan dengan kinerja unggul dan bertaraf kelas dunia menggunakan metode ukuran penilaian formal dan informal untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan, kepuasan, dan motivasi karyawan. Sebuah organisasi pemerintah juga dapat melakukan beberapa survei dan sensus tentang
kepuasan pegawai, antara lain melalui employee satisfaction survey. Survei biasanya dilakukan setiap satu tahun sekali untuk mengetahui harapan dan tingkat kepuasan
pegawai di seluruh unit kerja dan seluruh kategori pegawai.
Sebagai tindak lanjut dari hasil survei kepuasan pegawai, organisasi merencanakan dan melaksanakan program pemenuhannya yang disesuaikan dengan
kemampuannya. Program tersebut ditetapkan melalui peraturan organisasi, perjanjian kerja bersama, dan kebijakan lainnya. Setelah program tersebut diselenggarakan,
dilakukan evaluasi atas pelaksanaannya. Hasil evaluasi tersebut digunakan untuk menyusun program selanjutnya. Selain bedasarkan survei, indikator lain yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk menilai dan memperbaiki kesejahteraan, kepuasan, dan motivasi pegawai adalah tingkat turn over pegawai, tingkat absensi, umur,
tingkat pekerjaan dan keluh kesah pegawai. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan, kepuasan, dan motivasi pegawai. Pada perusahaan
faktor yang paling signifikan biasanya adalah besaran upah atau gaji dan faktor promosi atau pengembangan karir merupakan faktor yang mempengaruhi.