Teori Dua Faktor PENGARUH KOMUNIKASI, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA PIMPINAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL MELALUI MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
kemajuan, work it self, kesempatan berkembang, pencapaian, pengakuan, dan tanggung jawab.
Teori ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh dari motivasi dan kepuasan kerja pimpinan dilihat dari komunikasi, partisipasi penyusunan anggaran,
kompensasi, dan pengembangan karir. Faktor motivasi mewakili variabel partisipasi penyusunan anggaran dan pengembangan karir. Kepuasan disini tidak terutama
dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Pegawai yang termotivasi akan menyukai pekerjaan yang memungkinnya menggunakan kreativitas dan
inovasinya. Pegawai yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran akan bekerja dengan tingkat tanggung jawab yang tinggi dan akan merasa mencapai prestasi kerja
yang tinggi. Pegawai juga akan merasa senang karena mendapat pengakuan dari organisasi akan hasil kerjanya. Survei yang diadakan mengenai motivasi karyawan
menemukan bahwa karyawan yang menyumbang ide di lingkungan kerja kemungkinan besar merasa dihargai, berkomitmen, dan termotivasi. Pegawai akan
termotivasi dalam bekerja jika pegawai mendapatkan kesempatan untuk berkembang dalam organisasi. Seorang pegawai dalam bekerja pasti menginginkan sesuatu yang
lebih dalam bekerja, mereka menginginkan kemajuan dalam karirnya. Faktor pemeliharaan hygiene mewakili variabel komunikasi dan kompensasi.
Faktor pemeliharaan ini menilai bahwa pegawai cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan
hal-hal yang diinginkannya dari organisasi. Pegawai yang bekerja dalam organisasi membutuhkan interaksi dengan pegawai lain agar terjadi komunikasi yang lancar
antar pegawai sehingga tercipta suasana yang nyaman, pegawai juga akan merasa betah dalam bekerja. Seorang pimpinan juga membutuhkan komunikasi yang baik
dengan atasannya, bawahannya, dan juga dengan pimpinan yang lain untuk memudahkan pekerjaannya. Pegawai yang bekerja juga mengharapkan imbalan dari
upaya yang telah pegawai keluarkan, jika kompensasi yang diberikan sesuai dengan harapan pegawai, maka pegawai akan merasa puas. Beberapa individu dalam bekerja
lebih berjuang untuk mencapai tujuan pribadi, seperti mendapatkan gaji yang lebih tinggi, mendapat banyak tunjangan dan kompensasi.
Menurut Herzberg faktor hygiene tidak akan mendorong semangat pegawai untuk bekerja dengan baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini tidak dipenuhi seperti
gaji yang kurang memadai, kondisi kerja akan menjadi kurang menyenangkan dan faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial. Sedangkan faktor
motivasi merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi faktor motivasi lebih
memungkinkan seseorang untuk bekerja dengan baik dari pada pemuasan kebutuhan di tingkat hygiene.