3 Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen atau divisi dengan departemen divisi lain dalam organisasasi maupun dengan
pimpinan puncak. 4 Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. 5 Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarahkan manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang kuat dan yang lemah. Hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
6 Anggaran mempengaruhi dan memotivasi pimpinan dan pegawai untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara
tujuan perusahaan dengan tujuan pegawai. Ikhsan 2005 menyatakan bahwa anggaran merupakan rencana laba jangka
pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen dapat dilaksanakan dengan baik. Anggaran adalah alat manajerial yang memastikan
pencapaian target organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan
manajemen untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan-kekuatan atau kelemahan-kelemahan perusahaan. Hal ini memungkinkan manajemen untuk
menentukan tindakan korektif yang tepat. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara
yang konsisten dengan operasi yang efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
2.5.3 Tahapan dalam Penyusunan Anggaran
Terdapat beberapa langkah dalam menyusun suatu anggaran yang perlu diambil untuk menetapkan suatu tujuan perusahaan Ikhsan, 2005. Seperti, pimpinan
puncak harus memutuskan apa yang harus menjadi tujuan jangka pendek organisasi dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya. Tujuan harus ditetapkan
dan sumber daya dialokasikan. Suatu anggaran yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh pimpinan puncak. Setelah disetujui, anggaran harus
dikomunikasikan kepada penyelia dan pegawai yang kinerjanya dikendalikan. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang
masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.
Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran menurut Ikhsan 2005, yaitu:
1 Tahap penetapan tujuan Aktifitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas
ke dalam tujuan aktivitas yang khusus, untuk menyusun rencana yang realistis dan menyusun anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara
pimpinan dan pegawai. Kontroler dan pimpinan perencanaan memainkan peranan kunci dalam proses penyusunan anggaran ini. Ketika memformulasikan tujuan
organisasi dan menerjemahkannya ke dalam target yang realistis dan, jika memungkinkan harmonis dengan target dan kebutuhan pribadi dari pimpinan dan
pegawai. Jika pimpinan tingkat bawah dan pegawai tidak diberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran, dapat menimbulkan efek samping berupa berbagai perilaku disfungsional.
2 Tahap implementasi Pada tahap ini, rencana formal digunakan untuk mengomunikasikan tujuan dan
strategi organisasi, serta untuk memotivasi pegawai secara positif dalam organisasi. Hal ini dicapai dengan menyediakan target kinerja terinci bagi
pegawai yang bertanggungjawab dalam mengambil tindakan. 3 Tahap pengendalian dan evaluasi kinerja
Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolok ukur terhadap kinerja
aktual dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk mengukur kinerja diatas standar dan dibawah standar.
Menurut Ikhsan 2005: 233 penyusunan anggaran dapat didefinisikan sebagai proses mengalokasikan dana untuk proyek atau pembelian jangka panjang. Keputusan
penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang relative besar, komitmen dana jangka panjang, dan
ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan dalam mengestimasikan variabel-variabel pengambilan keputusan. Karena melibatkan
jumlah dana yang begitu besar, keputusan anggaran yang salah dapat mengakibatkan kegagalan dalam mengoptimalkan operasi organisasi. Akibatnya, organisasi
melakukan pendekatan terhadap keputusan ini dengan serius dan terus-menerus mencari cara untuk memperbaiki proses penyusunan anggaran. Untuk membantu