4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain.
Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  homokesdatisitas  atau  tidak  terjadi heteroskedastisitas.  Ada  tidaknya  heteroskedastisitas  diketahui  dengan  melihat
signifikansinya terhadap derajat kepercayaan 5. Jika nilai signifikansi  0,05 maka tidak  terjadi  heteroskedastisitas.  Uji  heteroskedastisitas  dalam  penelitian  ini
menggunakan  uji  Gletser  yaitu  dengan  cara  meregresikan  nilai  absolute  residual terhadap variabel independen.
Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error
Beta 1     Constant
2.099 .922
2.275 .027
Komu -.036
.053 -.214
-.675 .503
PPA -.034
.077 -.117
-.436 .665
Komp .052
.057 .315
.907 .369
PK -.027
.061 -.143
-.442 .660
a. Dependent Variabel: AbsUt
Sumber: Data primer diolah, 2016
Hasil  uji  heteroskedastisitas  pada  tabel  4.10  menunjukkan  bahwa  tidak  ada gangguan  heteroskedastisitas  yang  terjadi.  Hasil  pengujian  diketahui  bahwa  nilai
signifikan  masing-masing  variabel  lebih  dari  0,05.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa masing-masing variabel tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas.
4.1.5 Analisis Jalur
Metode analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi  linier berganda atau analisis
jalur  adalah  penggunaan  analisis  regresi  untuk  menaksir  hubungan  kausalitas  antar variabel. Analisis regresi model 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh komunikasi,
partisipasi  penyusunan  anggaran,  kompensasi,  dan  pengembangan  karir  terhadap motivasi kerja pejabat di BPN.
Tabel 4.11 Hasil Uji Analisi JalurAnalisis Regresi Model I
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
9.369 1.405
6.670 .000
Komu .164
.081 .188
2.023 .049
PPA .256
.117 .170
2.193 .033
Komp .191
.087 .217
2.208 .032
PK .437
.092 .442
4.726 .000
a. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.11, maka diperoleh persamaan regresi sebagai  berikut : Motiv
= α + p5Komu + p6PPA + p7Komp + p8PK +ɛ1 Motiv = 9,369 + 0,164 Komu + 0,256 PPA + 0,191 Komp + 0,437 PK +
ɛ1 Konstanta sebesar 9,369 dapat  diartikan bahwa  motivasi pada para pimpinan
di  BPN  adalah  sebesar  9,369  dengan  asumsi  variabel  komunikasi,  partisipasi pnyusunan  anggaran,  kompensasi,  dan  pengembangan  karir  tidak  mengalami
perubahan konstan. Koefisien regresi komunikasi sebesar 0,164 menunjukkan tanda positif,  hal  tersebut  dapat  diartikan  setiap  kenaikan  1  variabel  komunikasi  maka
akan menaikkan motivasi kerja sebesar 18,8 dan faktor lain yang mempengaruhinya