yang tak terbaca, sambungan telepon statis, kurangnya perhatian dari penerima, dan latar suara yang lain yang mengganggu.
Sumber: Robbins 2010:80 Gambar 2.1
Proses komunikasi antar pribadi
2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi. Komunikasi juga dilakukan untuk membuat hubungan
menjadi lebih baik, dan segala permasalahan dapat diselesaikan dengan tingkat solusi masalah yang lebih baik. Menurut Mangkunegara 2009:148, ada dua tinjauan faktor
yang mempengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari sender atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiver atau komunikan.
1 Faktor dari sender atau komunikator:
Pesan
Pengirim Pesan
Penerima Media
Gangguan
Umpan Balik encoding
decoding
a. Keterampilan sender Sender sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu menguasai cara-
cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan b. Sikap sender
Sikap sender sangat berpengaruh pada receiver. Sender yang bersikap angkuh terhadap receiver dapat mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan
menjadi ditolak oleh receiver. Begitu pula sikap sender yang ragu-ragu dapat mengakibatkan receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi atau pesan
yang disampaikan. Maka dari itu, sender harus mampu bersikap meyakinkan receiver terhadap pesan yang diberikan kepadanya.
c. Pengetahuan sender Sender yang mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang
disampaikan akan dapat menginformasikannya kepada receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh sender.
d. Media saluran yang digunakan oleh sender Media atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide,
informasi atau pesan kepada receiver. Sender perlu menggunakan media saluran komunikasi yang sesuai dan menarik perhatian receiver.
2 Faktor dari pihak receiver atau komunikan a. Keterampilan receiver
Keterampilan receiver dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan oleh sender akan dapat dimengerti dengan baik, jika
receiver mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. b. Sikap receiver
Sikap receiver terhadap sender sangat mempengaruhi efektif tidaknya komunikasi. Misalnya, receiver bersikap apriori, meremehkan, berprasangka
buruk terhadap sender, maka komunikasi menjadi tidak efektif, dan pesan menjadi tidak berarti bagi receiver. Maka dari itu receiver haruslah bersikap
positif terhadap sender, sekalipun pendidikan sender lebih rendah. c. Pengetahuan receiver
Pengetahuan receiver sangat berpengaruh pula dalam komunikasi. Receiver yang mempunyai pengetahuan luas akan mudah dalam menginterprestasikan
ide atau pesan yang diterimanya dari sender. Jika pengetahuan receiver kurang luas sangat memungkinkan pesan yang diterimanya menjadi kurang
jelas dan kurang dapat dimengerti. d. Media saluran komunikasi
Media saluran komunikasi yang digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ide atau pesan. Media saluran komunikasi berupa alat indera yang
ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya.
2.4.5 Rintangan dan Saluran Komunikasi
Sesuai pendapat Davis dalam Mangkunegara 2009: 150 ada tiga rintangan
dalam berkomunikasi, yaitu rintangan pribadi, rintangan fisik, dan rintangan bahasa. Rintangan pribadi adalah adanya hambatan pribadi yang disebabkan karena emosi,
alat indera yang terganggu, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada norma atau nilai budaya tertentu, sedangkan rintangan fisik yang dimaksud adalah terlalu jauh jarak
tempat berkomunikasi antara sender dan receiver. Diperlukan media komunikasi seperti telepon, alat pengeras suara, SSB Single Side Band, dan alat komunikasi
lainnya dalam
hal ini.
Rintangan bahasa
adalah kesalahan
dalam menginterprestasikan istilah kata.
Ada dua arah saluran komunikasi, yaitu saluran komunikasi arah ke atas yang merupakan komunikasi bawahan kepada atasan, dan saluran komunikasi arah ke
bawah yang digunakan oleh atasan kepada bawahannya. Berdasarkan pendapat Flippo dalam mangkunegara 2009:151 berikut arah saluran komunikasi:
1 Saluran komuniksi karyawan bawahan terhadap atasan Saluran komunikasi yang terjadi diantara karyawan kepada atasannya meliputi
kontak secara tatap muka, pertemuan kelompok pengawasan, pertemuan dengan pemimpin, kotak keluhan tanpa nama, pertemuan pegawai dengan pemegang
saham setiap tahun, menggunakan prosedur pengaduan, kuesioner mengenai moral, wawancara, kebijakan secara terbuka, perserikatan buruh atau PSBI, dan
program penyuluhan pegawai. 2 Saluran komunikasi yang digunakan atasan kepada bawahan
Saluran komunikasi yang digunakan oleh atasan kepada bawahannya meliputi perintah berantai, bulletin dinding dan poster, majalah perusahaan, surat kepada
pegawai, buku pedoman pegawai, rak informasi, sistem pengeras suara, laporan tahunan, dan pertemuan kelompok perserikatan buruh atau PSBI.
2.5 Partisipasi Anggaran
2.5.1 Definisi Partisipasi Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang mencakup jangka
waktu satu tahun Mulyadi, 1993; dalam Puspaningsih, 2002. Brownell 1982 dalam Sumarmi 2007 mendefinisikan partisipasi penganggaran adalah suatu proses
setiap individu yang terlibat didalamnya dan yang berpengaruh pada penyusunan target anggaran yang akan dievaluasi untuk mencapai target anggaran. Menurut
Ikhsan 2005:159 penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Kata-kata seperti keuangan, angka, dan estimasi muncul ketika seseorang berpikir
mengenai anggaran. Anggaran menjelaskan kepada pegawai mengenai apa yang diharapkan dari pegawai dan kapan hal tersebut harus sudah dilakukan. Anggaran
menetapkan batasan terhadap apa yang dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran dapat membatasi tindakan manajemen. Anggaran merupakan
alasan mengapa kinerja manajer dipantau secara kontinu dan standar terhadap mana hasil kinerja dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat,
kegelisahan dari laporan kinerja yang buruk, dan kegembiraan atau rasa lega karena