Penelitian yang dilakukan oleh Pramesthiningtyas 2011 menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi.
Dimana semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran maka semakin meningkat pula motivasi untuk bekerja demi kelangsungan dan kesuksesan
organisasi. Pendekatan
partisipasi anggaran
juga merupakan
pendekatan penganggaran yang berfokus kepada upaya untuk meningkatkan motivasi para
pegawai sehingga dapat mencapai tujuan dari organisasi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan
terhadap motivasi kerja pegawai.
2.9.7 Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi
Teori dua faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg 1959; dalam Robbins, 2009: 227 menjelaskan bahwa faktor hygiene meliputi administrasi dan
kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan sub ordinat, hubugan dengan pegawai lain, upah, keamanan kerja, kondisi
kerja, dan status. Beberapa individu dalam bekerja lebih berjuang untuk mencapai tujuan pribadi, seperti mendapatkan gaji yang lebih tinggi, mendapat banyak
tunjangan dan kompensasi. jika kompensasi yang diberikan sesuai dengan harapan pegawai, maka pegawai akan merasa puas.
Pegawai dalam bekerja pasti memiliki alasan dan harapan yang tinggi terhadap organisasi, salah satu alasan untuk bekerja adalah harapan untuk
mendapatkan uang. Kemauan seseorang untuk bekerja mencurahkan kemampuan,
tenaga, pengetahuan, dan waktunya karena mengharapkan kompensasi dari pihak organisasi untuk memenuhi kebutuhannya, untuk membentuk perilaku dan
mempengaruhi kinerja pegawai sarana yang berpotensi penting yaitu sistem kompensasi yang diberikan kepada pegawai. Adanya kompensasi yang diberikan oleh
organisasi, pegawai akan termotivasi dalam bekerja dan menjadi lebih baik lagi. Ulfa 2013 dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kompensasi baik
finansial maupun non finansial memiliki pengaruh secara langsung atau hubungan yang sangat kuat terhadap motivasi kerja pegawai. Semakin dilaksanakan dengan
baik kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai maka akan dapat memotivasi pegawai untuk bekerja lebih baik lagi. Pelaksanaan pemberian
kompensasi untuk pegawai harus adil dan mampu memberi motivasisemangat untuk pegawai dalam bekerja di organisasi. Sehingga dengan adanya kompensasi selain
menguntungkan untuk pegawai tapi juga bermanfaat bagi organisasi.
2.9.8 Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Motivasi
Teori dua faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg 1959; dalam Robbins, 2009: 227 menjelaskan bahwa faktor motivasi seseorang dapat mendorong
mereka untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil. Beberapa individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil dalam berusaha,
mereka lebih berjuang untuk mencapai tujuan pribadi seperti mendapatkan promosi jabatan. Program pengembangan karir mempunyai peranan yang cukup besar dalam
meningkatkan motivasi kerja pegawai, dengan adanya pengembangan karir pegawai