Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi
semangat bagi pegawai dalam bekerja dan berdampak pada kinerja pegawai yang tinggi pada organisasi, sehingga berpengaruh terhadap motivasi pegawai.
Pegawai yang termotivasi karena adanya kompensasi akan bekerja lebih baik lagi untuk organisasi. Adanya kompensasi yang diberikan pada pegawai, pegawai
akan merasa puas pada pekerjaannya, dimana kompensasi bisa menjadi stimulus bagi pegawai agar termotivasi akan pekerjaannya dan menjadi puas karena dengan
pekerjaan yang berat pegawai juga akan mendapat hadiah dari pekerjaannya yang berat tersebut. Ulfa 2013 dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kompensasi
baik finansial maupun non finansial memiliki pengaruh secara langsung atau hubungan yang sangat kuat terhadap motivasi kerja pegawai.
Hal ini sesuai dengan teori dua faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg 1959; dalam Robbins, 2009: 227, faktor hygiene, pegawai yang bekerja
juga mengharapkan imbalan dari upaya yang telah pegawai keluarkan, jika kompensasi yang diberikan sesuai dengan harapan pegawai, maka pegawai akan
merasa puas. Beberapa individu dalam bekerja lebih berjuang untuk mencapai tujuan pribadi, seperti mendapatkan gaji yang lebih tinggi, mendapat banyak tunjangan dan
kompensasi.
2.9.12
Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi
Pegawai akan merasa puas terhadap perusahaan apabila hasil kerja diakui, diberi penghargaan, diberi fasilitas dan diberi kesempatan untuk mengembangkan
karirnya. Pegawai pada umumnya dalam bekerja selalu mencari kejelasan karir dan
merencanakan karir masa depan mereka, untuk itu organisasi perlu menjaminnya agar pegawai mempunyai rasa loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. Loyalitas yang
tinggi juga dapat memberikan keuntungan pada organisasi, yaitu pegawai akan setia dan bekerja dengan lebih baik lagi. Karena pegawai tersebut telah merasa puas
terhadap pekerjaannya dan telah merasa aman karena merasa dijamin oleh organisasi. Pengembangan karir berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dimana dengan
adanya perencanaan dan pengembangan karir yang jelas dalam organisasi dapat meningkatkan motivasi pegawai dalam bekerja. Septyawati 2013 menemukan
bahwa pengembangan karir yang semakin baik akan mengoptimalkan kepuasan kerja pegawai. Organisasi, dengan menganggap sumber daya manusia adalah asset yang
berharga, melalui pengembangan karir, organisasi akan bertanggung jawab mengembangkan potensi pegawai untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai,
dengan begitu pegawai akan merasa puas pada pekerjaannya yang sekarang. Pengembangan karir juga dapat memotivasi seseorang untuk bekerja dengan baik, hal
ini sesua dengan penelitian Haryani 2013 yang menemukan bahwa pengembangan karir yang lebih terarah terbukti mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai.
Semakin baik arah program pengembangan karir, maka motivasi kerja pegawai akan semakin meningkat.
Hal ini sesuai dengan teori dua faktor yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg 1959; dalam Robbins, 2009: 227, faktor motivasi, pegawai akan
termotivasi dalam bekerja jika pegawai mendapatkan kesempatan untuk berkembang
dalam organisasi. Seorang pegawai dalam bekerja pasti menginginkan sesuatu yang lebih dalam bekerja, mereka menginginkan kemajuan dalam karirnya.