untuk termotivasi menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sehingga akan tumbuh kepuasan kerja dalam individu tersebut.
Faktor pekerjaan juga sangat mempengaruhi seorang pegawai dalam bekerja. Faktor tersebut yaitu faktor lingkungan pekerjaan dan faktor dalam pekerjaan. Faktor
lingkungan pekerjaan meliputi gaji dan benefit yang diterima; kebijakan-kebijakan perusahaan; supervisi; hubungan antar manusia; kondisi pekerjaan seperti jam kerja,
lingkungan fisik, dan sebagainya; serta budaya organisasi. Sedangkan faktor dalam pekerjaan meliputi sifat pekerjaan; rancangan tugas atau pekerjaan; pemberian
pengakuan terhadap prestasi; tingkatbesarnya tanggung jawab yang diberikan; adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan; serta adanya kepuasan dari
para pekerja.
2.3.3 Unsur-Unsur Motivasi Kerja
George dan Jones 2005, p.175 dalam Kartika 2010 menyatakan bahwa unsur
–unsur motivasi kerja meliputi arah perilaku, tingkat usaha, dan tingkat kegigihan yang dapat mendorong pegawai untuk semangat dalam bekerja di dalam
perusahaan. 2.6.3.1 Arah perilaku direction of behavior
Banyak perilaku yang dapat dilakukan oleh pegawai dalam bekerja. Arah perilaku direction of behavior mengacu pada perilaku yang dipilih seseorang dalam
bekerja dari banyak pilihan perilaku yang dapat mereka jalankan baik tepat maupun tidak. Banyak contoh perilaku tidak tepat yang dapat dilakukan oleh seorang pegawai,
perilaku –perilaku ini nantinya akan menjadi suatu penghambat bagi organisasi dalam
mencapai tujuannya. Sedangkan untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal, pegawai harus memiliki motivasi untuk memilih perilaku yang fungsional dan dapat
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap pegawai diharapkan dapat bekerja tepat waktu, mengikuti peraturan yang berlaku, serta kooperatif dengan
sesama rekan kerja. 2.6.3.2 Tingkat usaha level of effort
Tingkat usaha atau level of effort berbicara mengenai seberapa keras usaha seseorang untuk bekerja sesuai dengan perilaku yang dipilih. Seorang pegawai tidak
cukup jika hanya memilih arah perilaku yang fungsional bagi pencapaian tujuan perusahaan. Namun, juga harus memiliki motivasi untuk bekerja keras dalam
menjalankan perilaku yang dipilih. Misalnya dalam pekerjaan, seorang pekerja tidak cukup hanya memilih untuk selalu hadir tepat waktu, namun juga perlu dilihat
keseriusan dan kesungguhannya dalam bekerja. 2.6.3.3 Tingkat kegigihan level of persistence
Hal ini mengacu pada motivasi karyawan ketika dihadapkan pada suatu masalah, rintangan atau halangan dalam bekerja, seberapa keras seorang karyawan
tersebut terus berusaha untuk menjalankan perilaku yang dipilih. Misalnya saja bila ada kendala pada cuaca atau masalah kesehatan seorang pegawai produksi, apakah
pegawai tersebut tetap tepat waktu masuk bekerja dan sungguh –sungguh
mengerjakan tugas seperti biasanya atau memilih hal lain, seperti ijin pulang atau tidak masuk kerja. Hal ini dibuat pengecualian jika masalah kesehatan yang dialami