72 Save,  beri  tanda  centang  pada  Unstandardized.  Selanjutnya  klik  Continue.  Klik
OK,  hiraukan  hasil  output  karena  hanya  mencari  nilai  residualnya  saja.  Buka halaman  Data  View  maka  aka  nada  tambahan  satu  variabel  yaitu  RES_1  nilai
residual. Selanjutnya melakukan analisis korelasi Sperman’s rho dengan cara klik
Analyze    Correlate    Bivariate.  Kemudian  akan  terbuka  kotak  dialog Bivariate Correlation. Klik variabel Unstandardized Residual, kedisiplinan siswa,
dan  perhatian  orang  tua  dan  masukan  ke  kotak  variables.  Pada  Correlation Coefficients  hilangkan  tanda  centang  pada  Pearson  dan  beri  tanda  centang  pada
Spearman.  Jika  sudah  klik  OK.  Hasil  output  uji  heteroskedastisitas  dapat  dilihat pada Lampiran 33.
3.7.3 Analisis Akhir  Uji Hipotesis
Pada  bagian  ini  akan  membahas  mengenai,  analisis  korelasi  sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi, uji koefisien regresi secara bersama-sama
Uji F, analisis koefisien determinasi.
3.7.3.1 Analisis Korelasi Sederhana
Analisis  korelasi  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  analisis korelasi product moment dan analisis Korelasi Berganda. Menurut Priyatno 2012:
103 “Analisis korelasi pearson atau dikenal juga dengan korelasi product moment pearson,  merupakan  analisis  untuk  mengukur  keeratan  hubungan  antara  dua
variabel yang mempunyai distribusi data normal ”.
Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi product moment yakni:
    
 
 
 
 
2 2
2 2
. .
rxy Y
Y N
X X
N Y
X XY
N 
 
 
 
 
 
73 Keterangan:
r
XY
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X
= Data dari angket variabel kedisiplinan Y
= Data dari angket variabel prestasi belajar N
= Jumlah sampel Analisis korelasi ini lebih lanjut diolah menggunakan software SPSS versi
20. Kriteria ada hubungan antar variabel atau ketika Ho ditolak jika r hitung0,05.
3.7.3.2 Analisis Korelasi Ganda
Menurut Riduwan 2013: 138, “Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari  besarnya  pengaruh  atau  hubungan  antara  dua  variabel  bebas  X  atau
lebih secara simultan bersama-sa ma dengan variabel terikat Y”. Toifah 2015:
83 menjelaskan  “korelasi  berganda  adalah  korelasi  yang  menghubungkan    2
variabel  dua  variabel  bebas  dan  satu  variabel  terikat”.  Sugiyono  2014:  242 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.9. Koefisien Korelasi Interval Koefsien
Tingkat Hubungan 0,00
– 0, 199 Sangat Rendah
0,20 – 0, 399
Rendah 0,40
– 0, 599 Sedang
0,60 – 0, 799
Kuat 0,80
– 1, 000 Sangat Kuat
Koefisien  ini  menunjukkan  seberapa  besar  hubungan  yang  terjadi  antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R berkisar 0 sampai 1, nilai
semakin  mendekati  1  berarti  hubungan  yang  terjadi  semakin  kuat,  sebaliknya semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.