Perhatian Orang Tua Pembahasan
                                                                                122 dan orang tua saya menyuruh saya rajin belajar agar cita-
cita dapat tercapai”  yaitu sebesar  93,75. Nilai indeks pernyataan paling rendah terdapat  pada pernyataan
nomor 7 “Orang tua saya mengajak saya olahraga, misalnya lari pagi, badminton,
atau yang lainnya. ” yaitu sebesar 49,25.
Selain  menggunakan  angket  peneliti  juga  menggunakan  pedoman wawancara untuk mendukung data angket perhatian orang tua dan mengacu pada
setiap  indikator.  Indikator  yang  pertama  yaitu  memberi  dorongan  belajar.  hasil wawancara  menjukan  orang  tua  sering  memberi  semangat  untuk  berangkat
sekolah,  namun  masih  ada  beberapa  yang  kadang-kadang  memberi  semangat. Orang  tua  juga  mendukung  anak  untuk  mengikuti  kegiatan  ekstrakurikuler  di
sekolah seperti rebana, TPQ, menari, pramuka. Indikator  kedua  yaitu  membimbing  anak.  Hasil  wawancara  menunjukan
orang tua sering membantu anak apabila mengalami kesulitan ketika mengerjakan PR, namun masih ada orang tua yang diam saja ketika anak mengalami kesulitan
dan anak memilih menyelesaikan masalahnya sendiri, tetapi ada juga yang dibantu oleh kakaknya karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua siswa juga
kadang-kadang  mendampingi  anaknya  belajar  bahkan  ada  yang  tidak  pernah mendampingi  atau  mengawasi  anak  belajar.  orang  tua  siswa  membimbing  anak
dalam bergaul seperti mengenal teman –teman anaknya, orang tua teman anaknya
dan menasehati agar hormat dan sopan santun kepada orang tua. Beberapa orang tua siswa hanya mengenal  beberapa teman anaknya. Orang tua siswa juga selalu
mendukung  apa  yang  menjadi  cita-cita  anaknya,  seperti  menjadi  guru,  dokter dengan menyakan, mengetahui, membimbing untuk rajin belajar agar cita-citanya
dapat tercapai.
123 Indikator ketiga yaitu mengatur waktu. Hasil wawancara mennjukan orang
tua  mengatur  waktu  anak  untuk  bermain  dan  belajar  secara  seimbang.  Ada  yang memberi  waktu  untuk  bermain  di  siang  atau  sore  hari  tetapi  waktu  malam  hari
belajar, ada pula yang memberi waktu santai di malam hari untuk menonton TV, tetapi  pada  siang  hari  anak  bisa  belajar  mengerjakan  PR  atau  belajar  kelompok
dengan teman-temannya. Indikator  keempat  yaitu  memberi  penghargaan.  Hasil  wawancara
menunjukan orang tua memberi penghargaan dan pujian kepada anak apabila anak mendapatkan  juara  kelas  atau  menang  lomba.  Seperti  memberi  buku,  krayon,
baju, sepatu, agar anak menjadi lebih semangat dalam belajar sehingga anak akan mendapatkan prestasi yang optimal.
Indikator kelima yaitu menciptakan relasi yang baik antar anggota keluarga. Hubungan antara anggota keluarga memang sudah baik, tetapi anak masih sering
bertengkar  dengan  adiknya  karena  rebutan  remot  TV,  mainan,  saling  meledek, namun tidak ada rasa saling benci dan dendam di dalam keluarga.
Indikator  keenam  yaitu  menciptakan  suasana  rumah  yang  tentram.  Hasil wawancara  menunjukan  bahwa  orang  tua  sudah  menciptakan  suswana  rumah
yang tentram,  tetapi  ada  beberapa orang tua  yang masih menyalakan TV  dengan suara  yang  keras,  menyuruh  anak  dengan  kegiatan  rumah  yang  lain  seperti
menyapu,  mencuci  piring,  beli  sesuatu  di  warung  ketika  anak  sedang  belajar sehingga anak tidak dapat maksimal dalam belajar.
Indikator  ketujuh  yaitu  menyediakan  kebutuhan  alat  belajar  anak.  Hasil wawancara menunjukan  orang tua sebagian besar sudah menyediakan kebutuhan
124 alat belajar anak seperti  menyediakan tempat belajar, meja belajar, menyediakan
buku  LKS,  mencukupi  kebutuhan  makanan  dan  minuman  yang  bergizi, memperhatikan  kesehatan  anak,  menyediakan  seragam  sekolah  yang  bersih,
tempat  tinggal  yang  nyaman,  menyediakan  alat  tulis,  membayar  iuran  sekolah tepat  waktu  dan  memberi  uang  saku  yang  cukup.  Namun  masih  ada  beberapa
orang  tua  yang  kurang  mencukupi  kebutuhan  anak,  misalnya  orang  tua  tidak menyediakan tempat belajar dan meja belajar, sehingga anak belajar dengan cara
duduk atau tiduran. Orang  tua  juga  kadang-kadang  membayar  iuran  sekolah  dengan  mengulur-
ulur  waktu  dan  anak  tidak  diberi  uang  saku  tetapi  anak  tetap  diberi  bekal  untuk makan di sekolah, namun tidak jarang  yang di rumah tidak sarapan dan memilih
sarapan  di  kantin  sekolah  ketika  istirahat.  Padahal  sarapan  yang  baik  adalah sebelum jm 9, sedangkat istirahat di sekolah dasar jam 9. Orang tua juga ada yang
kurang  memperhatikan  kesehatan  anaknya  seperti  ketika  anak  sakit,  orang  tua lebih  memilih  menunggu  anak  sakit  setelah  beberapa  hari  kemudian  dibawa  ke
rumah sakitbidanpuskesmas. Berdasarkan  hasil  yang  telah  diperoleh  peneliti  melalui  angket  dan
wawancara,  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa  apa  yang  dijawab  oleh  siswa sesuai  dengan  wawancara  yang  telah  dilakukan  oleh  peneliti.  Mereka  menjawab
sesuai  dengan  keadaannya  sendiri  walaupun  dalam  angket  berupa  pernyataan negatif.  Kejujuran  siswa  juga  terlihat  ketika  mereka  mengisi  angket  yang
diberikan oleh peneliti.
125 Hal itu terlihat ketika mereka mengisi angket, mereka senyum-senyum dan
berbicara  sendiri  ketika  membaca  pernyataan  yang  sangat  sesuai  dengan keadaannya.  Pada  saat  pengisian  angket,  peneliti  memberikan  keyakinan  kepada
siswa dengan menekankan bahwa pengisian anget tidak berpengaruh kepada nilai pada  mata  pelajaran  apapun.  Dalam  mengisi  angket,  nilai  utama  yang  akan
diperoleh  yakni  nilai  kejujuran.  Menurut  peneliti,  mereka  sudah  jujur  dengan perhatian orang tua mereka.
Berdasarkan  perbandingan  nilai  indeks  variabel  kedisiplinan  siswa  dan variabel  perhatian  orang  tua,  dapat  diketahui  bahwa  indeks  variabel  kedisiplinan
siswa  lebih  besar  yaitu  87,56.  Indeks  variabel  perhatian  orang  tua  memiliki indeks sebesar 73,71.
                