Isi Dongeng Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 7 Sawali Ch Susanto 2011

Budi Pekerti 69 B BERBICARA Bercerita dengan Alat Peraga 1. Menentukan pokok-pokok cerita. 2. Merangkai pokok-pokok cerita menjadi urut- an cerita yang menarik. 3. Bercerita dengan menggunakan alat peraga berdasarkan pokok-pokok cerita. Materi: Menyampaikan cerita dengan alat peraga. Pernahkah kamu menyaksikan pementasan wayang kulit? Atau menyaksikan Ki Slamet Gundono ketika mementaskan kisah pewayangan dengan peraga wayang suketnya? Dengan dialog yang lancar dan mantap, penonton begitu terkesima. Penonton larut ke dalam suasana cerita. Mengapa kisah yang mereka tampilkan di atas pentas begitu memikat di hati penonton? Ya, karena mereka tidak hanya sekadar bercerita. Mereka bercerita dengan alat peraga sehingga nada dan suasana cerita menjadi lebih hidup. Kata Kunci: Menentukan – Merangkai – Bercerita Ayo, perhatikan cerita berikut ini dengan saksama Rep. Dok. bengawan solo festival Gambar 5.4 Aksi Slamet Gundono dengan wayang suketnya Seruling Ajaib Si Kancil sedang asyik ber- jalan di hutan bambu. ”Ternyata enak juga jalan- jalan di hutan bambu. Sejuk dan begitu damai,” kata Kancil da- lam hati. Keasyikan berjalan membuat ia lupa jalan keluar, lalu ia mencoba jalan pintas de- ngan menerobos pohon-pohon bambu. Tapi, yang terjadi Kancil malah terjepit di antara batang pohon bambu. ”Tolong Tolong” teriak Kancil. Ia meronta-ronta. Sema- kin ia meronta semakin kuat jepitan bambu itu. Ia hanya berharap mudah-mudahan ada binatang lain yang menolongnya. Tak jauh dari hutan bambu, seekor harimau sedang beristirahat sambil mendengarkan kicauan burung. Ia berkhayal bisa bernyanyi seperti burung. ”Ah, andai aku bisa bernyanyi seperti burung. Tapi, siapa yang mau mengajari aku bernyanyi, ya?” tanyanya dalam hati. Semilir angin membuat Harimau terkantuk-kantuk. Tak lama setelah ia men- dengkur, terdengar suara berderit-derit. Suara itu se- makin nyaring karena terbawa angin. ”Itu suara apa, ya?” kata Harimau. ”Yang pasti bukan suara kicauan burung. Seper- tinya suaranya datang dari arah hutan bambu, lebih baik aku selidiki saja,” ujar Si Hari- mau. Suara itu semakin jelas ketika Harimau sampai di hu- tan bambu. Ia mendapati ternyata seekor kancil sedang terjepit di antara pohon-pohon bambu. ”Apa yang harus kulakukan agar bisa lolos dengan selamat?” pikir Si Kancil. ”Harimau yang baik, janganlah kau makan aku, tubuhku yang kecil pasti tak akan mengenyangkanmu.” ”Aku tak peduli, aku sudah lama menunggu kesempatan ini,” ujar si Harimau. Angin tiba-tiba berhembus lagi, kriet . . . kriet . . . . Gambar 5.5 Harimau terkecoh oleh tipu daya si Kancil