Bahasa dan Sastra Indonesia VII
158
Di depan kelas langkahnya terhenti ketika mendengar namanya disebut-sebut dari dalam kelas.
Keesokan harinya, Anggit melangkah malas-malasan. Belum pernah Anggit merasa sebahagia ini. Dengan langkah ringan
ia kemudian masuk ke kelas. ”Selamat pagi, teman-teman,” sapanya riang.
Di sekolah Pagi hari
Riang Tempat
Waktu Suasana
”Lo, kok bisa?” ”Ya bisa, dong,” seru Didi. ”Aku kan belajar
sama Anggit” sambungnya terdengar bangga. Anggit jadi tercekat. Ia sama sekali tak
menduga Didi sebangga itu padanya. ”Orang tua Anggit pasti bangga punya anak
seperti dia,” kali ini suara Lastri. ”Bukan hanya orang tuanya. Anggit sendiri
tentu juga bangga pada dirinya” sambung Didi. Bapak dan Ibu memang sangat bangga pada
diriku, batin Anggit mengiyakan. Tapi kalau aku sendiri? Anggit menggeleng. Aku memandang
diriku selalu kurang, terutama dari segi materi. ”Mudah-mudahan saja Anggit juga bangga
pada dirinya sendiri. Soalnya, selama ini kulihat Anggit selalu rendah diri. Padahal ....,” celetuk Dewa
kembali terdengar. Anggit kembali mengiyakan di dalam hati. Ia
memang sering rendah diri. Karena tidak seperti teman-temannya yang punya seragam, tas dan
sepatu bagus. Padahal, kenapa harus rendah diri, sih
? Ia kan memiliki apa yang tidak dimiliki teman- temannya itu. Yaitu ... kecerdasan
Bukankah kata Bapak dan teman-temannya itu lebih membanggakan? Barulah Anggit menyadari
kekeliruannya selama ini. Hatinya kini menjadi lega. Belum pernah Anggit merasa sebahagia ini. Dengan
langkah ringan ia kemudian masuk ke kelas.
”Selamat pagi, teman-teman,” sapanya riang.
Sumber: Bobo No. 29XXX
Melalui cerpen tersebut, kita diajak mengikuti kehidupan Anggit yang merasa rendah diri karena orang tuanya kurang mampu. Namun, berkat dorongan orang tua dan teman-temannya, Anggit sadar
bahwa kecerdasan dan prestasi ternyata lebih membanggakan daripada kekayaan orang tua. Pernahkah kamu merasakan suasana seperti itu?
Sekarang, yang perlu kita bahas adalah perihal menjelaskan hubungan latar cerpen dengan realitas sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Uraian berikut ini dapat membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan tersebut.
1. Mendata Latar Cerpen
Langkah penting yang perlu dilakukan adalah mendata latar cerpen. Latar merupakan unsur instrinsik yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita.
Ayo, perhatikan contoh pendataan latar kutipan cerpen Kebanggaan Anggit berikut ini
Jenis Latar Keterangan
Data atau Bukti Tekstual
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa salah satu latar tempat dalam cerpen Kebanggaan Anggit adalah
di sekolah . Salah satu latar waktu berlangsungnya cerita adalah pada
pagi hari .
Sedangkan salah satu latar suasana dalam cerpen tersebut adalah suasana riang
.
2. Mengaitkan Latar Cerpen dengan Realitas Sosial Masa Kini
Pada hakikatnya, cerpen merupakan refleksi dari realitas kehidupan yang ada di sekitar kita. Apa yang diungkapkan oleh pengarang merupakan cerminan dari realitas sosial yang ada.
Realitas sosial itu diolah berdasarkan imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah cerpen yang menarik.
Gambar 10.3 Anggit menyapa teman-temannya
Kasih Sayang
159
Kerja Berpasangan
Berdasarkan data latar kutipan cerpen di atas, kita dapat mengaitkannya dengan realitas sosial masa kini seperti contoh berikut ini.
Cerpen tersebut menggunakan latar cerita yang akrab dengan dunia seorang pelajar, yaitu di sekolah. Ceritanya berlangsung pada pagi hari dalam suasana yang berbeda-beda. Salah satunya
adalah suasana riang. Dalam kehidupan sehari-hari, latar cerita seperti itu ada dalam realitas sosial. Suasana seperti ini sering dihadapi oleh para pelajar masa kini, baik dalam pergaulan di lingkungan
keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Jadi, latar cerpen Kebanggaan Anggit menggambarkan tempat, waktu, dan suasana ketika seorang pelajar bergaul dengan orang-orang di sekitarnya
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Sekarang, saatnya menguji kemampuanmu dalam mengaitkan latar cerpen dengan realitas sosial Oleh karena itu, ayo kerjakan kegiatan berikut dengan baik
Coba kerjakan bersama teman sebangkumu 1.
Bacalah dengan saksama cerpen berikut ini, kemudian catatlah data yang berkaitan dengan latar tempat, waktu, dan suasana
Pagi tadi, Eyang menyuruh Bi Jum, pem- bantunya, mengantar Via berobat ke Puskes-
mas. Sudah dua hari Via pilek. Biasanya, Eyang sendiri yang mengantar Via berobat. Namun,
tetangga sebelah meninggal. Eyang melayat ke sebelah.
”Benarkah Bunda tidak mau mengasuh Via, Eyang?” desak Via penasaran. Eyang me-
natap lembut cucunya yang sedang sedih dan gelisah. Dengan penuh kasih sayang, tangan-
nya yang keriput membelai Via.
”Mmm, sebaiknya Via cari tahu sendiri ya, jawabannya. Nanti Eyang beritahu cara-
nya.” Via menatap Eyang tak berkedip. Dengan
senyum tetap tersungging di bibir, Eyang beranjak mengambil kertas dan bolpoin.
”Dulu, kalau Eyang kecewa terhadap seseorang, Eyang menulis semua hal tentang
orang tersebut. Semua kenangan yang manis ataupun yang tidak menyenangkan. Biasanya,
begitu selesai menulis, hati Eyang lega. Pikiran pun menjadi jernih. Sehingga Eyang bisa me-
nilai orang itu dengan tepat. Via mau mencoba cara ini? Tulislah kenangan tentang Bunda.
Mudah-mudahan Via akan menemukan jawab- an. Eyang ke dapur dulu, ya.”
Begitu Eyang berlalu, Via meremas kertas. Untuk apa menulis kenangan tentang Bunda?
Bikin tambah kesal saja. Plung Via melempar kertas ke tempat sampah.
Langit begitu biru. Via menatap gumpalan awan putih yang berarak. Dulu, Bunda
bercerita awan itu berlari karena takut digelitik angin. Kenangan Via kembali ke masa kecil.
Bunda selalu mendongeng menjelang tidur. Bunda selalu memandikan dan menyuapinya.
Tugas itu tidak pernah digantikan pembantu, meskipun Bunda juga bekerja di kantor.
Tiba-tiba, jam kerja Bunda bertambah, karena hari Sabtu libur. Bunda tiba di rumah
paling awal pukul 17.20. Kini, Via lebih banyak bersama pembantu. Suatu ketika Bunda pulang
lebih awal karena tidak enak badan. Saat itu waktu bagi Via tidur siang. Namun, pembantu
mengajaknya main ke rumah tetangga. Bunda marah dan pembantu ketakutan. Ia keluar.
Sambil menunggu pembantu baru, Via ikut Bunda ke kantor sepulang sekolah. Mula-mula
semua berjalan lancar. Lalu Via mulai sakit- sakitan. Akhirnya, ia harus opname. Dokter
menduga Via kurang istirahat dan makan tidak teratur. Bunda menangis mendengarnya. Ia
merasa bersalah.
Eyang datang menawarkan diri meng- asuh Via di Salatiga. Via senang sekali. Ia tidak
akan kesepian karena banyak sepupunya yang tinggal tidak jauh dari rumah Eyang. Sebetul-
Kenangan tentang Bunda
Karya: Mudjibah Utami
Bahasa dan Sastra Indonesia VII
160
1. Barisderet 2. Lajurkolom
3. Garis pembatas
4. Kata-kata 5. Bilangan
2. Berdasarkan data yang telah kalian catat, kaitkan antara latar tempat, waktu, dan
suasana dalam cerpen dengan kenyataan sosial saat sekarang 3.
Setelah selesai, kumpulkan hasilnya kepada guru untuk dinilai nya, Bunda keberatan. Namun demi kebaikan
Via, Bunda pun rela. Setiap awal bulan, Ayah dan Bunda ber-
gantian ke Salatiga. Biasanya, mereka tiba Minggu pagi. Sore harinya mereka sudah
kembali ke Bandung, karena esok paginya harus ke kantor. Bunda pun selalu menyempatkan diri
mengambil rapor Via. Atau menemani Via ikut piknik sekolah. Saat ulang tahun Via, Ayah dan
Bunda cuti untuk merayakannya bersama. Ah
, tiba-tiba ada aliran haru di dada Via. Keraguannya terhadap kasih sayang Bunda,
hilang sudah.
Sumber: Bobo No. 33XXX
C
Dok. Penerbit
MEMBACA
Menemukan Informasi secara Cepat dari Tabel
atau Diagram
1. Mengenali bagian-bagian tabel atau diagram. 2. Menemukan maknaisi tabel atau diagram.
3. Mengubah tabel atau diagram dalam bentuk narasi.
Materi:
Penemuan informasi dari tabel atau diagram.
Gambar 10.4 Kerja kelompok perlu dibiasakan
Guna memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pembaca, seorang penulis sering menggunakan tabel atau diagram untuk menyajikan data tertentu. Dengan tabel atau diagram, kita
lebih cepat dan mudah menemukan data yang dicari.
Kata Kunci:
Mengenali Bagian-Bagian – Menemukan Makna – Mengubah Tabel Bagaimanakah cara menjelaskan tabel dan grafik tersebut ke dalam bentuk narasi? Ayo, perhatikan
uraian berikut ini
1. Mengenali Bagian-Bagian Tabel atau Diagram
Tabel merupakan daftar berisi ikhtisar sejumlah besar data informasi. Biasanya berupa
kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga mudah disimak. Sebuah tabel terdiri atas lima bagian,
yaitu deret baris, lajur kolom, garis pembatas, kata-kata, dan bilangan.
Ayo, perhatikan bagian-bagian tabel berikut ini
No. Bentuk Kenakalan
Jumlah Persentase
1. Berbohong
30 100
2. Pergi keluar rumah tanpa pamit
30 100