Uraian Berikut ini yang tidak termasuk unsur pem-

Bahasa dan Sastra Indonesia VII 140 A MENDENGARKAN Merefleksi Isi Puisi 1. Menangkap isi puisi seperti gambaran pengin- draan, perasaan, dan pendapat. 2. Mengemukakan pesan-pesan puisi. 3. Mengaitkan kehidupan dalam puisi dengan kehi- dupan nyata siswa. Materi: Cara merefleksi puisi yang dibacakan dan implemen- tasinya. Puisi dapat dijadikan sebagai media bagi penyair untuk mengungkapkan berbagai permasalahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Persoalan kemiskinan, kejahatan, kelaparan, atau penderitaan hidup sering diungkapkan oleh penyair melalui puisi dengan menggunakan bahasa yang padat dan indah. Secara tidak langsung, penyair berusaha untuk ikut memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Kata Kunci: Menangkap Isi Puisi – Mengemukakan Pesan – Mengaitkan Pada pembelajaran kali ini, kamu diajak untuk merefleksi isi puisi yang dibacakan. Sekarang, coba kamu dengarkan dengan saksama puisi yang dibacakan oleh guru berikut ini Dok. Penerbit Gambar 9.1 Salah satu adegan pembacaan puisi Sebuah puisi yang sederhana, tetapi menarik. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat merefleksi isi puisi tersebut dengan baik? Ayo, simak uraian berikut ini

1. Menangkap Isi Puisi Gambaran Pengindraan, Perasaan, dan Pendapat

Hal penting yang perlu diperhatikan agar dapat merefleksi isi puisi adalah menangkap isi puisi melalui gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat. Arang Karya: Ikranagara tak sepatah kata diucapkannya hidup apa telah dijalani arang sehitam itu setibanya di kota habis terperas segala kering kerontang tak sepatah kata diucapkannya lidah kelu mulut terkatup rapat tatap keras kaku siapa dijumpa tak sepatah kata diucapkannya hati membara tanpa doa apa pun arang diam-diam menyiapkan api impikan kebakaran kota Sumber: Majalah Sastra Horison, edisi Reformasi, Reformasi , Juni 1998 Menghargai Demokrasi 141 Gambaran pengindraan sering disebut dengan istilah citraan imaji, yaitu gambaran dalam puisi yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Ada beberapa jenis citraan, di antaranya, citraan pendengaran kesan yang ditangkap oleh indra pendengaran, citraan penglihatan kesan yang ditangkap oleh indra penglihatan, citraan penciuman kesan yang ditangkap indra penciuman, citraan perabaan kesan yang ditangkap melalui indra perabaan, citraan perasaan kesan yang mengandung ungkapan perasaan atau emosi, dan citraan gerak kesan yang muncul berdasarkan gerakan tertentu. Jika kita perhatikan dengan saksama, gambaran pengindraan yang dapat kita tangkap dalam puisi Arang karya Ikranagara adalah seperti pada tabel berikut. Jenis Gambaran Pengindraan Citraan Bukti Tekstual Pendengaran tak sepatah kata diucapkannya Penglihatan sehitam itu setibanya di kota tatap keras kaku siapa dijumpa Perasaan hati membara tanpa doa apa pun Puisi dapat dijadikan sebagai media bagi seorang penyair dalam mengekspresikan perasaan- nya. Perasaan sedih, jengkel, putus asa, gembira, terharu, atau perasaan yang lain, tersirat di balik kata-kata yang digunakan oleh sang penyair. Perasaan semacam itu sering disebut sebagai efek emosional yang muncul di balik bahasa yang digunakan sang penyair. Ayo, perhatikan contoh berikut ini Gambaran perasaan yang terungkap dalam puisi Arang karya Ikranagara adalah perasaan putus asa dalam menghadapi suasana kota yang keras. Si aku penyair tidak sanggup berkata apa- apa kepada orang-orang yang dijumpainya. Berdoa pun sudah tidak mampu dilakukannya meskipun tekadnya sangat kuat untuk ikut mengubah keadaan kota yang keras. Penafsiran tersebut hanya sebuah contoh. Kamu boleh memiliki penafsiran yang lain karena puisi memang memiliki sifat multitafsir. Setiap penikmat, pembaca, atau pendengar boleh memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Puisi juga dapat dijadikan sebagai media pengungkapan pendapat pikiran tentang keadaan masyarakat. Ayo, perhatikan contoh berikut ini Pendapat atau pikiran sang penyair Ikranagara yang tersirat dalam puisi Arang, yaitu bahwa mengubah keadaan yang sudah telanjur parah bukanlah persoalan yang mudah. Banyak orang yang mudah putus asa dalam menghadapi kondisi semacam itu. Meskipun demikian, kita tetap harus memiliki semangat agar keadaan yang telanjur parah itu dapat berubah.

2. Mengemukakan Pesan-Pesan Puisi

Sebuah puisi tidak pernah tercipta dalam suasana yang kosong. Artinya, ada pesan-pesan moral amanat tertentu yang hendak disampaikan penyair kepada penikmat, pembaca, atau pendengar melalui puisi yang diciptakannya. Pesan-pesan tersebut diharapkan dapat memberikan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan manusia. Ayo, perhatikan contoh berikut ini Pesan-pesan yang tersirat dalam puisi Arang karya Ikranagara, antara lain, sebagai berikut. a. Kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi permasalahan seberat apa pun. b. Kita harus tetap memiliki semangat dalam menghadapi permasalahan seberat apa pun. c. Kita harus tetap optimis bahwa seberat apa pun permasalahan yang kita hadapi pasti akan dapat teratasi. Bahasa dan Sastra Indonesia VII 142 Kerja Mandiri 1

3. Mengaitkan Kehidupan dalam Puisi dengan Kehidupan Nyata

Merefleksi isi puisi artinya merenungkan dan mengaitkan kehidupan dalam puisi dengan kehidupan nyata. Dengan merefleksi isi puisi, kita akan mendapatkan sesuatu yang bermakna dan berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Merefleksi isi puisi sangat erat kaitannya dengan upaya menafsirkan pesan-pesan penyair ke dalam kehidupan nyata. Ayo, perhatikan contoh berikut ini Isi puisi Arang karya Ikranagara sangat erat kaitannya dengan kehidupan nyata sehari-hari, yaitu bahwa setiap manusia pasti mempunyai permasalahan. Dalam menyelesaikan permasalahan seberat apa pun, kita tidak boleh putus asa. Kita harus tetap memiliki semangat, bahkan harus tetap optimis. Seberat apa pun permasalahan yang kita hadapi, jika kita berusaha tentu dapat teratasi. Sebagai uji coba, ayo kerjakan kegiatan berikut ini Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu 1. Dengarkan dengan saksama teks puisi yang dibacakan guru berikut ini Rumahku Ibu Karya: Lubis Grafura Kepada siapa lagi aku pulang jika bukan kepada dirimu siapa lagi yang lebih setia daripada dirimu yang ketika aku belum tentu datang kau sudah menungguku di luar pagar sambil menyanyikan kidung kembang-kembang seperti sebelum aku terlelap tidur dalam dekap lelap Sumber: http:lubisgrafura.wordpress.com 2. Catatlah larik-larik puisi yang mampu memberikan gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat penyair 3. Jelaskan hal-hal berikut ini berdasarkan isi puisi di atas a. Citraan, perasaan, dan pendapat penyair. b. Pesan-pesan penyair. c. Kaitan antara isi puisi dengan kehidupan nyata sehari-hari. 4. Kumpulkan hasilnya kepada guru untuk dinilai