Pilihan Ganda Merangkaikan Peristiwa Menjadi Dongeng secara Lengkap

BAB 5 BUDI PEKERTI Kegiatan itu kita lanjutkan dengan menulis pengumuman. Kita bela- jar membuat pengumuman dengan bahasa yang baik Selanjutnya, kita akan bercerita dengan menggunakan alat bantu atau peraga. Kegiatan berikutnya adalah membaca berbagai teks perangkat upacara. Oke Setelah mempelajari Bab 5 ini, kita dapat menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang dan bercerita dengan alat peraga. Selain itu, kita juga dapat membaca perangkat upacara dengan baik dan benar serta dapat membuat pengumuman. Mendengarkan dongeng memang asyik. Ayo, kita mendengarkan dongeng kemudian menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang Bahasa dan Sastra Indonesia VII 66 Dok. Penerbit MENDENGARKAN Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng 1. Menemukan isi di dalam dongeng. 2. Merelevansikan isi dongeng dengan situasi sekarang. Materi: Relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang dan implementasinya. A Dongeng merupakan warisan nenek moyang yang sarat dengan nilai-nilai moral dan budi pekerti luhur. Melalui dongeng, kita mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga yang sangat relevan dengan situasi sekarang. Dengan kata lain, dongeng memberikan pelajaran kepada kita untuk menjadi manusia yang arif, bermoral, dan berbudaya. Kata Kunci: Menemukan Isi Dongeng – Merelevansikan Ayo, dengarkan dengan saksama dongeng yang disampaikan oleh guru berikut ini Kera dan Ayam gb. relevan Pada zaman dahulu, terse- butlah seekor ayam yang ber- sahabat dengan seekor kera. Namun, persahabatan itu tidak berlangsung lama karena kelakuan Si Kera. Pada suatu petang, Si Kera mengajak Si Ayam untuk berjalan-jalan. Ke- tika hari sudah petang, Si Kera mulai merasa lapar. Kemudian, ia menangkap Si Ayam dan mulai mencabuti bulunya. Si Ayam meronta-ronta sekuat tenaga. Akhirnya, Ayam dapat melolos- kan diri. Ayam lari sekuat tenaga. Untunglah, tidak jauh dari tempat itu ada tempat kediaman Kepiting. Si Kepiting adalah teman sejati Ayam. Dengan tergopoh-gopoh Ayam masuk ke dalam lubang kediaman Kepiting. Di sana Ayam disambut dengan gembira. Lalu, Ayam menceritakan semua kejadian yang dialaminya, termasuk pengkhianatan Si Kera. Kemudian, Ayam dan Kepiting mengundang Kera untuk berlayar ke pulau seberang. Dengan ra- kusnya, Kera segera menyetujui ajakan itu. Beberapa hari berselang, mulailah perjalanan mereka. Ketika perahu sampai di tengah laut, Ayam dan Kepiting menyergap Si Kera. Tanpa pikir panjang, Kepi- ting dan Ayam mengambil tali yang biasa digunakan untuk me- nambatkan perahu saat berada di pantai. Kera itu diikat sehingga tidak berkutik. ”Sudah, sekarang kita la- porkan saja perbuatan Kera ini kepada Sang Raja, Harimau. Biarlah Sang Raja sendiri yang mengadili,” kata Kepiting kepada Ayam. Sesampainya di depan Hari- mau, Ayam dan Kepiting mela- porkan semua peristiwa yang pernah dilakukan oleh Kera. Mereka ceritakan semua perbuatan Kera ketika menyakiti tubuhnya. Semula Kera menyangkal, tetapi karena bukti- bukti cukup kuat, akhirnya kera itu dijatuhi hukuman oleh Sang Raja Hutan, Harimau. Kera dimasukkan ke dalam kerangkeng dan hanya boleh makan ma- kanan yang diberikan. ”Selama masa hukumanmu belum habis, kamu tidak boleh keluar dari kerangkeng dan tidak boleh mencari makan di alam bebas” kata Sang Harimau. Diadaptasi sesuai dengan kepentingan dari Abdurrauf Tarimana, dkk., Landoke-ndoke te Manu: Kera dan Ayam , Cerita Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, Jakarta: Dept. P dan K, 1978, hal. 61–62 Gambar 5.1 Berlatih mendongeng di luar kelas Gambar 5.2 Kera terjebak siasat Ayam dan Kepiting