Bertelepon dengan Berbagai Mitra Bicara Sesuai dengan Konteks Pembicaraan
Nilai-Nilai Kemanusiaan
129
Penerima telepon : ”Anda salah sambung”
Penelepon :
”Oh, terima kasih” b.
Penerima telepon : ”Halo, selamat malam. Dengan siapa ini, ada yang bisa saya
bantu?” Penelepon
: ”Saya Badrun. Apakah Santi ada, saya ingin bicara dengannya.
Sangat penting.” Penerima telepon :
”Oh, baik, tolong, tunggu sebentar, ya?” Penelepon
: ”Ya, jangan lama-lama, ya? Sudah tidak sabar, nih”
c. Penerima telepon :
”Sebenarnya Anda ini siapa, kalau menelepon yang sopan gitu, lho Ini sudah malam, lagi”
Penelepon :
”Saya mohon maaf telah mengganggu. Tapi berita ini benar- benar penting. Saya harus menyampaikannya secara langsung
kepada Badrun.” Penerima telepon :
”Tidak usah berbelit-belit. Langsung saja katakan, nanti kusam- paikan. Badrun sedang istirahat.”
Penelepon :
”Oh, baik, Pak. Saya mau mengabarkan bahwa paman Badrun yang tinggal di Riau telah meninggal akibat kecelakaan. Badrun
diminta untuk secepatnya datang ke sana”
2. Buatlah percakapan melalui telepon berdasarkan ilustrasi berikut ini
Rudi diminta ayahnya untuk menghubungi Ketua RT karena ayahnya tidak dapat mengikuti rapat RT. Pada saat itu, ayah Rudi masih berada di Surabaya. Selain itu, Rudi juga
diminta untuk memohonkan maaf kepada Ketua RT dan bersedia menerima keputusan yang dihasilkan dalam rapat RT.
C
MEMBACA
Menemukan Realitas Kehi- dupan Anak dalam Buku
Cerita Anak
1. Menuliskan perilaku dan kebiasaan yang ada dalam buku cerita anak.
2. Menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak.
Materi:
Cerita anak.
Kamu sudah sering membaca cerita anak, bukan? Di dalam cerita anak, terdapat berbagai pengalaman hidup yang seru, menarik, bahkan menegangkan. Pengalaman tersebut dapat memperkaya
wawasanmu. Selain itu, terdapat juga bermacam-macam tokoh dengan berbagai karakter serta nilai- nilai kehidupan dan keluhuran budi pekerti yang dapat diteladani.
Kata Kunci: Menemukan Perilaku dan Kebiasaan – Menemukan Realitas Kehidupan
Pada pembelajaran kali ini, kamu diajak menemukan realitas kehidupan anak seperti yang terefleksi dalam buku cerita anak. Realitas tersebut mungkin juga pernah kamu temui atau alami. Ayo, baca
dengan saksama kutipan cerita anak berikut ini
Dok. Penerbit
Gambar 8.4
Membaca cerita menambah pengala- man
Bahasa dan Sastra Indonesia VII
130
Kado Ulang Tahun dari Mama
Setiap tanggal 7 Juni, Mama selalu merayakan ulang tahunku. Pada ulang tahunku yang ke-12,
Mama memberiku sebuah kado yang sangat menarik. Sebuah sepeda mini yang sangat bagus,
yang baru pertama kali kulihat.
”Aku boleh pinjam ya, Nita?” seru Triana sambil mendekatiku.
”Aku juga ya, Nita?” kata yang lain. ”Tapi hati-hati, ya?” seruku mengingatkan.
Aku hanya melihat-lihat Triana bersepeda. Setelah Triana, kini Nunung yang pinjam.
Nunung lebih mahir bersepeda daripada Triana. Walaupun begitu, dia terlalu berani dan
nekat. Di tempat yang sempit pun dia berani naik sepeda. Karena sikapnya itu, maka ia terjatuh. Aku
menjerit, tapi Nunung hanya tersenyum saja.
”Wah . . . pasti aku dimarahi mama,” kataku kepada Nunung.
Ketika pulang sekolah, hatiku bimbang. Pikir- anku hanya teringat Mama. Kalau aku bercerita te-
rus terang tentu Mama akan marah, tapi jika aku berbohong aku merasa berdosa. Kini sayap depan
sepedaku terkelupas sedikit. Mama pasti akan mengetahuinya. Karena itu aku akan bercerita terus
terang.
”Lho, kenapa wajahmu kusam? Ada apa, Sayang?” Aku secepatnya menjelaskan masalah-
nya. Hatiku bimbang. ”Semahal apa pun sepeda tidak lebih baik dari
persahabatan,” kata Mama dengan wajah tenang. ”Apakah engkau memarahi Nunung?”
”Tentu saja, Ma. Aku sayang sekali dengan sepeda baru itu. Mama membelinya dengan uang
yang sangat banyak.” Mama tertawa mendengar pengakuanku.
”Nita, Nita ... sekali lagi Mama katakan ... jangan engkau tukar persahabatan dengan sebuah
sepeda.” Keesokan harinya, aku buru-buru menemui
Nunung. Aku ingin minta maaf karena aku marah- marah kepadanya.
Dikutip dari Cincin Bibi Marlupi: Kumpulan Cerita Anak karya Achmad Sapari, Herry Santoso, dan EM Saidi Dahlan,
diterbitkan oleh PT Garoeda Buana Indah, Pasuruan, 1995
Gambar 8.5 Nita bersepeda ke sekolah
Merayakan hari ulang tahun. Kekhawatiran seorang anak akan
dimarahi orang tua jika melakukan kesalahan barang yang dipinjamkan
kepada teman mengalami kerusakan.
Kebiasaan orang tua memberikan nasihat kepada seorang anak yang
sedang menghadapi masalah. Kebiasaan meminta maaf secepatnya
jika merasa pernah berbuat salah kepada temannya.
Setiap tanggal 7 Juni, Mama selalu merayakan ulang tahunku. Ketika pulang sekolah, hatiku bimbang. Pikiranku hanya ter-
ingat Mama. Kalau aku bercerita terus terang tentu Mama akan marah, tapi jika aku berbohong aku merasa berdosa.
Kini sayap depan sepedaku terkelupas sedikit. Mama pasti akan mengetahuinya. Karena itu, aku akan bercerita terus terang.
”Semahal apa pun sepeda tidak lebih baik dari persahabatan,” kata Mama dengan wajah tenang.
Keesokan harinya, aku buru-buru menemui Nunung. Aku ingin minta maaf karena aku marah-marah kepadanya.
Cerita anak di atas cukup seru dan menarik. Pertanyaannya, adakah kenyataan kehidupan, anak yang tercermin dalam cerita tersebut? Ayo, kita simak uraian berikut ini