Keindahan
97
Hal itu dapat terjadi karena kepiawaian para pembaca puisi dalam mengolah irama, volume suara, mimik, dan gerak. Unsur-unsur tersebut menyatu ke dalam pembacaan puisi sehingga mereka mampu
tampil dengan total dan ekspresif. Jika sering berlatih, kamu pun dapat menjadi pembaca puisi yang baik.
Kata Kunci: Menandai Penjedaan – Membaca Indah Puisi
Salah seorang temanmu akan membacakan puisi berikut ini. Ayo, perhatikan irama, volume suara, mimik, dan geraknya
Bagaimana kesanmu terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh temanmu? Sudah sesuaikah dengan nada dan suasana puisi? Menurutmu, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat
membaca puisi dengan baik? Ayo, simaklah uraian berikut ini
1. Menandai Penjedaan dalam Puisi
Sebelum membaca puisi, kita perlu memahami dan menghayati isi, nada, serta suasana puisi. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat menangkap kesan emosional yang terkandung di
dalamnya. Kesan emosional dapat berupa perasaan haru, penuh semangat, humor, atau sedih. Penghayatan terhadap isi, nada, dan suasana puisi dapat dilakukan dengan menandai penjedaan
dalam puisi. Kesan emosional ini akan sangat besar pengaruhnya terhadap penampilanmu dalam membaca puisi.
Dalam sebuah puisi, penyair sering kali menggunakan teknik enjambemen untuk mendapat- kan irama puisi yang harmonis. Enjambemen merupakan peristiwa sambung-menyambungnya
isi dua baris puisi yang berurutan. Oleh karena itu, kamu perlu mengelompokkan kata-kata tertentu pada baris yang berbeda tetapi mengandung satu kesatuan makna.
Anak Angin
Karya: Jajang R. Kawentar
Kami anak angin menuju timur matahari dan laut Kami menyapa kuping dingin dan bulu kuduk dari perbukitan
semilir Kami biasa menggembala ombak dari lautan kehendak
Kami selalu bermain di pucuk-pucuk daun serta batang teh kopi karet dan padi menguning berayun-ayun
Kami lalu bercengkerama bagai bersaudara satu ibu satu bapak dipisahkan
Kami antara pagar alam dan lintang kanan Bergerak dari hilir ke hulu musi
Menyerbu benteng kota besar egomu Menyerbu gunung-gunung jiwamu
Menyerbu gedung-gedung cita dirimu
Kami anak angin nurani terbit Bersama bintang mengejarmu di pelosok suka duka
Kembalikan gulita kepada cahaya Kami anak angin mengusik fajar
Berteman embun pikir sahaja Kami anak angin dusun
Matahari merindu Laut merindu
Barisan bukit menyeru: Anak angin berbulan madu
Pada keindahan kaki bukit dan kesejukkan kampung halaman Kami anak angin terus menuju timur matahari dan laut
Bergerilya membina pasukan melawan penindasan
Sumber: Sriwijaya Post, 19 Juni 2005
Bahasa dan Sastra Indonesia VII
98
Agar dapat memberikan irama pembacaan puisi yang tepat, kamu juga perlu menandai penjeda- an dalam puisi yang akan kamu baca. Tanda-tanda itu sangat membantu dalam memberikan tekanan
dan pemberhentian. Ayo, perhatikan contoh tanda pembacaan atau penjedaan dalam puisi berikut ini
Anak Angin
Karya: Jajang R. Kawentar
Kami anak angin menuju timur matahari dan laut Kami menyapa kuping dingin dan bulu kuduk dari perbukitan
semilir Kami biasa menggembala ombak dari lautan kehendak
Kami selalu bermain di pucuk-pucuk daun serta batang teh kopi karet dan padi menguning berayun-ayun
Kami lalu bercengkerama bagai bersaudara satu ibu satu bapak dipisahkan
Ayo, coba lanjutkan penandaan jeda pada bait II dan III dalam puisi Anak Angin karya Jajang R. Kawentar di bukumu
2. Membaca Indah Puisi
Pemberian tanda jeda dimaksudkan untuk memudahkan kita dalam melafalkan dan mengarti- kulasikan kata-kata dalam puisi secara indah, menarik, dan ekspresif. Pemberian tanda jeda
yang tepat dapat memudahkan kita dalam mengolah irama, volume suara, mimik, dan gerak.
Irama puisi meliputi unsur tempo, nada, dan tekanan. Unsur tempo berkaitan dengan cepat lambatnya ucapan. Nada berkaitan dengan tinggi rendahnya ucapan. Sedangkan tekanan ber-
kaitan dengan keras lembutnya ucapan. Semakin bervariasi irama pembacaan puisi, semakin indah pula pembacaan puisi yang kita lakukan.
Volume suara berkaitan dengan keras lemahnya suara. Usahakan volume suara cukup ter- dengar dengan jelas oleh penonton.
Mimik berkaitan dengan gerak-gerik roman muka. Seorang pembaca puisi yang baik akan mampu mengekspresikan berbagai kesan emosional melalui mimik yang tepat. Ekspresi perasaan sedih,
misalnya, tentu saja berbeda dengan gerak mimik ketika kita mengekspresikan perasaan gembira atau penuh semangat. Kontak mata dengan pendengar termasuk salah satu unsur pendukung mimik.
Gerak gesture anggota tubuh mendukung pembacaan sebuah puisi. Melalui gerakan tubuh yang tepat, puisi yang dibaca menjadi lebih hidup dan indah. Gerakan tangan dan kaki, berjalan
dari satu sudut ke sudut yang lain, gelengan kepala, atau gerak anggota tubuh yang lain akan mampu mendukung makna puisi jika dilakukan secara tepat. Namun, gerak anggota tubuh juga
dapat merusak nada dan suasana puisi jika dilakukan secara berlebihan overacting.
Uraian di atas cukup jelas, bukan? Ayo, praktikkan uraian tersebut dengan mengerjakan kegiatan berikut ini Laksanakan dengan baik
Keterangan: Tanda Pembacaan
: meninggi : menurun
: berhenti sejenak : berhenti agak lama
: aksentuasi melemah : aksentuasi sedang
: aksentuasi kuat
Coba kerjakan bersama teman sebangkumu 1.
Bacalah puisi berjudul Anak Angin yang telah kamu beri penjedaaan di atas 2.
Laksanakan pembacaan dengan gaya dan nada yang indah di hadapan teman sebangkumu 3.
Mintalah kepada teman sebangkumu untuk memberikan komentarnya 4.
Lakukan secara bergantian
Kerja Berpasangan
Keindahan
99
D
MENULIS
Menulis Puisi
1. Menulis baris-baris puisi yang berisi keindahan alam.
2. Menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dan rima yang menarik.
3. Menyunting puisi yang ditulis sendiri.
Materi:
Penulisan puisi berkenaan dengan keindahan alam.
Dok. Penerbit
Gambar 6.5 Mengungkapkan keindahan alam
melalui baris-baris puisi
Pernahkah kamu menyaksikan panorama laut ketika senja? Pernahkah kamu menyaksikan pano- rama pagi ketika sang surya tersenyum malu-malu dari balik punggung bukit? Indah sekali, bukan?
Keindahan alam itu akan makin bermakna jika diabadikan ke dalam sebuah teks sastra. Melalui puisi, misalnya, kita dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan kita ke dalam baris-baris puisi yang
indah dan memesona.
Kata Kunci: Menulis Baris-Baris Puisi – Menyunting Puisi
Ayo, coba kamu perhatikan puisi berikut ini Kemudian cobalah menentukan kesan yang ingin diungkapkan oleh penyair dalam puisi tersebut
Coba kerjakan soal berikut sebagai tugas rumah 1.
Carilah sebuah puisi pada buku kumpulan puisi, koran, atau majalah 2.
Salinlah puisi tersebut pada kertas folio Selanjutnya, bubuhkan tanda pembacaan yang tepat pada teks puisi tersebut
3. Lakukan latihan membaca puisi tersebut sesuai dengan tanda pembacaan yang telah
kamu bubuhkan Gantilah jika ada tanda pembacaan yang kamu anggap kurang tepat 4.
Bawalah pekerjaanmu ke sekolah pada hari yang ditentukan guru dan bacakan puisi tersebut di depan kelas secara bergiliran
5. Laksanakan dengan sebaik-baiknya, guru akan memberikan penilaian
Tugas Mandiri 2
Sekarang, ayo coba laksanakan tugas berikut ini dengan baik
Pangandaran
Karya: Moh. Syarif Hidayat
Dan hujan menjadi sahabatku yang kekal; Pasir putih, batu karang, dan goa-goa masa silam
Seperti properti pentas kesepian dalam rinai gerimis Aku pun menahan nafas yang sesak
Mata menerawang ke hutan yang dijaga kera-kera Menjadi sejarah kita yang rahasia.
Sumber: www.cybersastra.com