Bahasa dan Sastra Indonesia VII
132
Bagaimanakah cara mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang pernah kita alami ke dalam sebuah puisi? Ayo, simaklah uraian berikut ini
1. Menulis Baris-Baris Puisi
Ketika kamu ingin mengungkapkan peristiwa yang pernah kamu alami ke dalam puisi, fokuskan perhatianmu ke dalam peristiwa Batin, emosi, dan imajinasi harus betul-betul kamu fokuskan
agar masuk ke dalam peristiwa Tajamkan indramu untuk menangkap hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa yang ingin kamu ungkapkan Hadirkan kembali apa yang kamu dengar, lihat,
cium, dan rasakan ke dalam benakmu Kemudian ungkapkan ke dalam baris-baris puisi
Ayo, perhatikan puisi berikut ini
2. Menulis Puisi dengan Pilihan Kata yang Tepat dan Rima yang Menarik
Baris-baris yang telah kamu tulis perlu diolah kembali. Gunakan pilihan kata diksi yang tepat sehingga mampu mengungkapkan apa yang kamu rasakan dan kamu pikirkan.
Seorang penyair bebas memilih bahasa untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalamannya. Hal itu disebut dengan licentia poetica. Artinya, kamu dapat menggunakan
kata-kata yang bersifat personal pribadi sepanjang kata-kata tersebut mampu mewakili perasaan, pikiran, dan pengalamanmu ke dalam bentuk puisi.
Hal lain yang tidak kalah penting untuk kamu perhatikan adalah melahirkan citraan atau imaji. Dalam puisi, pencitraan biasanya berkaitan dengan kata-kata yang melukiskan pencerapan
indrawi kita atas sesuatu benda atau suasana, misalnya, kata-kata yang menggambarkan bentuk, warna, bau, rasa, dan sebagainya. Ayo, perhatikan sekali lagi puisi Melukismu Ibu karya Eqri
Saqib Rimanya menarik, bukan?
3. Menyunting Puisi yang Ditulis Sendiri
Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah menyunting puisi. Ada tiga hal penting yang perlu disunting, yaitu isi gagasan, pikiran, atau pengalaman, diksi, dan rima. Ketika menyunting
isi puisi, dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini.
Melukismu Ibu
Karya: Eqri Saqib
Ibu, Sejenak . . .
Sayup-sayup kumandang adzan itu Melemparkan ingatanku pada kita
Saat-saat akhir sebelum sakitmu kambuh Dan Allah berkenan ’memanggilmu’
Setelah ayah tak ada kamu sering bilang,
”Nak, kamu jadi imamnya ya... ibu jadi makmumnya”
aku mengangguk setuju lalu kita ruku’ dan sujud bersama
berbisik pada-Nya di sajadah usang itu tanda kita ingin mensyukuri putaran waktu
yang masih diberikan-Nya pada kita
Selatan Jakarta, 19 Agustus 2006 Sumber: http:sastraindonesia.ohlog.com, diakses 14 Februari 2008
Nilai-Nilai Kemanusiaan
133
Kerja Mandiri 2
Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu 1.
Ingat-ingatlah peristiwa menarik dan berkesan yang pernah kamu alami 2.
Catatlah semua kata yang melintas dalam pikiranmu yang berkaitan dengan peristiwa yang ingin kamu tulis ke dalam puisi Kemudian ungkapkan ke dalam baris-baris puisi
3. Suntinglah puisimu, baik dari aspek isi, diksi, maupun rima Kemudian berilah judul yang
tepat 4.
Bacakan puisi karyamu di depan kelas dengan penuh penghayatan Setelah itu kumpulkan kepada guru untuk dinilai
Uji Kompetensi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar Kerjakan di buku tugasmu
1. Selain mendengarkan wawancara dengan
saksama, langkah penting yang perlu dila- kukan agar dapat memahami hal-hal penting
yang dikemukakan narasumber, yaitu . . . . a.
mencatat identitas narasumber secara lengkap
b. mencatat identitas pewawancara
c. mencatat hal-hal penting yang dikemu-
kakan narasumber d.
menyimpulkan hal-hal penting yang di- kemukakan narasumber
2. Catatan wawancara berikut ini yang lengkap,
yaitu . . . a.
Dr. Imadudin menyatakan bahwa gene- rasi muda membutuhkan figur pemimpin
yang layak diteladani. b.
Dalam wawancara yang dimuat di harian Pikiran Rakyat pada tanggal 22 Februari
2007, Dr. Imadudin menyatakan bahwa generasi muda pada saat ini membutuh-
kan figur pemimpin yang layak ditelada- ni, baik kata-kata maupun perbuatannya.
c. Dr. Imadudin termasuk narasumber yang
menguasai bidangnya. Dia menyatakan generasi muda pada saat ini membutuh-
kan figur pemimpin yang layak diteladani, baik kata-kata maupun perbuatannya.
d. Dalam wawancara yang dimuat di harian
Pikiran Rakyat pada tanggal 22 Februari 2007, Dr. Imadudin selalu mampu men-
jawab pertanyaan pewawancara dengan lancar. Hal itu menunjukkan bahwa dia
benar-benar seorang narasumber yang menguasai bidangnya.
3. Biaya percakapan melalui telepon dihitung
berdasarkan . . . . a.
orang yang berbicara b.
topik percakapan c.
tempat pembicaraan d.
durasi percakapan 4.
Perhatikan penggalan percakapan melalui telepon berikut ini
Wahyu : ”Tolong sampaikan berita ini kepada
Rusdi secepatnya, ya, Ton” Anton :
”. . . .” Kalimat yang tepat untuk melengkapi per-
cakapan di atas, yaitu . . . a.
Apakah puisi itu benar-benar sudah tepat digunakan untuk mengekspresikan pikiran? b.
Apakah diksi pilihan kata yang digunakan sudah tepat untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang hendak diungkapkan sehingga mampu menimbulkan efek
puitis dan kesan emosional kepada pembaca? c.
Apakah rima yang digunakan mampu menimbulkan efek keindahan? Tiga pertanyaan tersebut akan terjawab jika kamu membaca puisi karyamu berulang-ulang.
Jika ada bagian isi, diksi, atau rima yang kurang tepat, perbaikilah segera Jangan lupa, berilah judul yang menarik sehingga menarik pembaca untuk mengapresiasi puisimu
Selanjutnya, ayo kita berlatih