Dicari, Pendamping Obama!
Dicari, Pendamping Obama!
Juni 2006. Meskipun mengalami kekalahan dalam B primary South
arack Obama dipastikan meraih tiket pencalonan presiden dari Partai Demokrat. Kepastian itu didapat setelah dia memenangkan primary terakhir di Montana, 3
Dakota pada hari yang sama, tapi suara delegasi yang mendukung Obama dalam tetap tak terkejar oleh Hillary Clinton. Setelah melalui persaingan sengit di 40 primary dan 18 kaukus sejak Januari lalu, Obama berhasil memperoleh 2.156 delegasi; unggul tipis dari Hillary yang memperoleh 1.923 delegasi.
Kini, konsentrasi Obama tak lagi diarahkan ke Hillary, tapi McCain. Konsentrasi Obama bukan hanya terpaku pada strategi kampanye untuk melawan McCain atau untuk menangkis serangan-serangan McCain yang selama ini sering diarahkan padanya. Lebih dari itu, konsentrasi Obama diarahkan pada mencari calon wakil presiden yang pas untuk mendampinya. Agar bisa mengalahkan McCain, pasangan Obama haruslah sosok yang mampu menggenjot suaranya dan menggerogoti popularitas McCain yang akhir-akhir ini terus menanjak.
Jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga survei di AS memperlihatkan betapa tipisnya selisih popularitas kedua calon presiden itu. USA Today/Gallup memprediksi jika pemilihan presiden AS diadakan pada bulan ini, maka Obama akan mendapatkan suara 49 persen, dan McCain memperoleh suara 44 persen. Sebaliknya, polling Gallup Tracking menempatkan McCain lebih unggul dibandingkan Obama Jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga survei di AS memperlihatkan betapa tipisnya selisih popularitas kedua calon presiden itu. USA Today/Gallup memprediksi jika pemilihan presiden AS diadakan pada bulan ini, maka Obama akan mendapatkan suara 49 persen, dan McCain memperoleh suara 44 persen. Sebaliknya, polling Gallup Tracking menempatkan McCain lebih unggul dibandingkan Obama
Fenomena itu menunjukkan betapa sengitnya persaingan di antara kedua senator yang bakal mencatat sejarah sebagai presiden kulit hitam pertama (Obama) atau presiden tertua (McCain) dalam sejarah AS tersebut. Dalam kondisi demikian, figur calon wakil presiden yang bakal digandeng keduanya memiliki pengaruh signifikan dalam mengubah peta dukungan rakyat AS.
McCain tak memiliki kesulitan dalam memilih calon wapresnya mengingat dia telah dipastikan menjadi capres Partai Republik jauh hari sebelumnya. Kondisi ini membuatnya memiliki waktu panjang untuk memutuskan cawapres yang paling tepat mendampinginya. Sebaliknya, karena kepastian tiket capres Obama baru didapat kemarin, maka ia tak memiliki waktu panjang dalam memilih cawapres. Karena itu, keputusan memilih cawapres harus ditetapkan secepatnya. Dalam konteks ini, menarik sekali membincangkan siapa pendamping Obama sebagai cawapres.
Dua Kriteria Dalam mencari pendamping, Obama harus memilih sosok
yang dapat diajak kerja sama. Tidak hanya bisa bekerja sama, tetapi juga kompak dalam sikap, pandangan, dan visi dalam memimpin AS ke depan. Kekompakan itu bakal memunculkan sinergisitas yang kokoh sebagai modal penting dalam memenangkan pemilihan presiden 4 November nanti.
Karena itu, Obama perlu mempertimbangkan dua kriteria yang harus ada dalam diri pasangannya. Pertama, pendamping Obama haruslah sosok yang sejak awal menentang Perang Irak. Kriteria ini sangat sesuai dengan sikap Obama yang secara Karena itu, Obama perlu mempertimbangkan dua kriteria yang harus ada dalam diri pasangannya. Pertama, pendamping Obama haruslah sosok yang sejak awal menentang Perang Irak. Kriteria ini sangat sesuai dengan sikap Obama yang secara
Kriteria ini semakin mantap jika dihadapkan pada kenyataan bahwa McCain adalah pendukung berat Perang Irak, bahkan berencana menambah pasukan AS di Irak. Dengan demikian, Obama dapat mengambil posisi tegas yang secara diametral berhadapan langsung dengan McCain. Perlawanan terhadap pendukung Perang Irak kemungkinan besar mampu mendulang simpati mayoritas rakyat AS yang semakin muak dengan kebijakan Presiden George W. Bush dalam menginvasi Irak pada 2003.
Kedua, pendamping Obama tidak pernah mendukung satu pun lawan Obama dalam primary/kaukus Partai Demokrat. Pendamping Obama haruslah sosok yang benar-benar mendukung Obama. Apabila pernah mendukung lawan Obama, atau bahkan bertarung langsung dengan Obama dalam perebutan tiket nominasi capres Partai Demokrat, dikhawatirkan benih-benih perdebatan selama kampanye primary/kaukus mengganggu kekompakan mereka berdua. Jika ini yang terjadi, mereka sulit bersatu melawan McCain.
Belajar dari sejarah, empat tahun lalu, capres Partai Demokrat John Kerry menggandeng John Edwards sebagai cawapresnya. Edwards merupakan salah satu pesaing Kerry dalam primary/kaukus Partai Demokrat waktu itu. Akibatnya, pasangan ini kurang kompak dalam memainkan isu dan hal itu menjadi salah satu penyebab kekalahan mereka atas pasangan Partai Republik, George W. Bush-Dick Cheney.
Ketika Bush memenangkan nominasi capres Partai Republik pada 2000 dan selanjutnya mengalahkan Al Gore dalam pemilihan presiden, ia juga tak memilih mantan pesaingnya dalam primary/kaukus. Ia dengan cerdik menggandeng Cheney, Menteri Pertahanan pada era kepresidenan ayahnya (1989- 1993). Begitu juga dengan Bill Clinton kala meraih tiket capres Partai Demokrat dan memenangkan pemilihan presidan tahun 1992. Ia lebih memilih Gore untuk mendampinginya dibandingkan
pesaingnya dalam primary/kaukus Partai Demokrat.
memilih
mantan
Siapa yang Layak? Berdasarkan kedua kriteria itu, bukannya Hillary –yang
selama ini dianggap sebagai figur paling pantas mendampingi Obama- yang mesti dipilih Obama, melainkan satu di antara dua politisi berpengalaman yang kini menjabat senator. Pertama, Senator Ohio, Sherrod Brown, dan kedua, Senator Virginia, Jim Webb.
Brown merupakan senator yang sangat terkenal dengan kritikannya terhadap Perang Irak. Ia adalah senator yang konsisten menentang Perang Irak, sebuah sikap yang sangat sejalan dengan pandangan Obama. Sementara, Webb merupakan mantan politisi Partai Republik yang pernah bergabung dalam kabinet Ronald Reagan. Ia memiliki pengalaman militer yang sangat potensial untuk menandingi McCain yang dikenal sebagai veteran Perang Vietnam. Ia adalah sosok yang selama ini mendukung penuh pandangan-pandangan Obama.
Mengacu pada sikap politik kedua senator itu, Brown dan Webb bisa jadi pilihan cawapres paling strategis bagi Obama untuk mengalahkan McCain.
4 Juni 2008